Selasa, 29 Desember 2009

TOP 10 MOVIES OF 2009-HIGHEST GROSSING FILMS




Sudah lama sekali tidak posting tentang film. Di penghujung tahun 2009 ini, mari kita lihat TOP 10 HIGHEST GROSSING FILMS AT THE DOMESTIC BOX OFFICE. Film Hollywood apakah gerangan yang menduduki peringkat nomer 1 dan mendapat keuntungan domestik tertinggi? Let's check it out here..

10. THE BLIND SIDE
Total Gross: $184,387,000
Directed by John Lee Hancock


9. Ice Age: Dawn of the Dinosaurs
Total Gross: $196,573,705
Directed by Carlos Saldanha


8. Monsters Vs. Aliens
Total Gross: $198,351,526
Directed by Rob Letterman. Conrad Vernon


7. AVATAR
Total Gross: $212,268,000
Directed by James Cameron


6. Star Trek
Total Gross: $257,730,019
Directed by J.J. Abrams


5. The Hangover
Total Gross: $277,322,503
Directed by Todd Philips


4. The Twilight Saga: New Moon
Total Gross: $280,924,000
Directed by Chris Weitz


3. UP
Total Gross: $293,004,164
Directed by Pete Docter. Bob Peterson


2. HARRY POTTER AND THE HALF-BLOOD PRINCE
Total Gross: $301,959,197
Directed by David Yates


1. TRANSFORMERS: REVENGE OF THE FALLEN
Total Gross: $402,111,870
Directed by Michael Bay

Kamis, 17 Desember 2009

nothing but thanked

"TEMAN...luluska IELSP!"

Kalimat itulah yang saya teriakkan pada teman-teman yang berada di Korps. Spontan, Resti dan Indah yang sebenarnya berada paling jauh dari saya, langsung menghambur ke arahku, memelukku serasa tubuhku nyaris remuk. Tapi saya tidak menolak. Mungkin karena terlalu bahagia atau terlalu terharu atau terlalu bersyukur. Atau mungkin saya merasakan ketiga-tiganya dalam satu waktu, dan saya sama sekali tidak bisa membendungnya. Jadi saya duduk bersimpuh, menutup wajah dengan tangan dan menangis.

"Jangan menangis, Ri..." [satu suara muncul,entah siapa, tak ingat]
"Biarmi tawwa, menangis bahagia itu nah.."[suara yang lain ikut menjawab]

Lalu, begitulah. Saya mendapat pelukan dari semua teman-teman cewek yang berucap selamat. Tya, Ira, Nendenk, Isti, Dini, Muthe. Pelukan yang paling banyak saya dapatkan seumur hidup, lebih banyak dan lebih intens dibandingkan saat ulang tahun keberapapun.

Lalu, telepon. Pertama; Mami yang sedang berjualan di kantin. Kemudian Papi yang sedang berada di kantor. Kemudian, Brainwave. Semuanya bersyukur dan berucap selamat.
Kemudian, Ridho. Teman seperjuangan beasiswa ini. Teman sehati sepenanggungan IELSP ini.

Lalu, seperti virus, bahkan mungkin lebih cepat dari itu. Sepuluh menit kemudian kabar baik ini telah menyebar ke semua teman-teman Calist07. Dari pewe, anak-anak meneriakkan selamat hingga ke koridor.

"Riana, bikinma ini LIST oleh-oleh naah.." [entahlah, sdh byk yg berkata sprti ini]

Too much to thanked. Karena memang terlalu banyak yang terlibat dan mendukung hingga saya bisa sampai ke titik ini.

What should I say anymore?
No. Zero. But THANK YOU. nothing else.

dua laki-laki

Malam ini, entah mengapa, setelah Brainwave mengantarku pulang, saya merasakan keletihan yang luar biasa. Tidak hanya fisik ku, tidak. Letih sesungguhnya saya rasakan dari dalam. Psikis. Perasaan. Pikiran. Saya merasa sangat lelah.
Saya pikir mungkin saya hanya butuh asupan nutrisi, karena perutku tidak terisi makanan yang sesungguhnya hingga hampir sembilan jam.
Jadi setelah memakai piyama saya lalu ke meja makan dan menemukan Mami sedang makan malam sendirian. Saat itu jam setengah sepuluh. Meja makan yang saya kira kosong ternyata malah menyisakan banyak sekali makanan yang hampir membuatku kehilangan selera. Rawon, ayam goreng, mie goreng, tempe goreng, telur rebus, kerupuk dan nasi. Mami bilang saya harus coba rawon buatannya.
Jadi saya mencobanya dan ternyata memang enak. Tapi tetap saja, belum membuat semangatku kembali.
Padahal seharusnya malam ini, malam dimana Yusuf terpilih menjadi Ketua Kosmik yang baru, saya harusnya merasa bersemangat dan bersyukur.

Kadang-kadang, jika saya merasa lelah seperti ini, perasaanku menjadi lebih melankolis, lebih sensitif. That's why setelah merapikan meja makan, saya lalu pergi ke kamar Papi Mami. Disitu saya lihat Papi sudah tidur. Beliau masih memakai kopiah putihnya. Beliau memakai kaos Kick Andy hijau tua yang kuberikan padanya setahun yang lalu dan sarung merah kotak-kotak. Papi menyadari kehadiranku dan terbangun. Saya menyapanya dan menanyakan keadaannya. "Kenapaki, Pa?", "Sudah meki makan?". Tak ada satupun dijawabnya dengan sebuah kata. Dia hanya melenguh lemah.

Lalu hal yang sangat jarang saya lakukan, tiba-tiba saya lakukan. Saya berbaring disamping beliau dan memeluknya. Memeluk Papi. Dan menangis tanpa suara.
Saya memang sayang pada laki-laki yang satu ini. Tanpa pamrih.

Saya memang anak Papi. Anak nomer satunya. Tidak ada yang akan membantah hal itu, apalagi jika sudah melihat wajahku dan wajah Papi yang seperti fotokopian.
Saat melihat kaos yang dipakainya malam itu, saya tersadar satu hal. Saya selalu memberikan kaos-kaos kebesaranku pada Papi. Tapi ternyata bukan hanya dia. Saya juga memberikan kaos-kaos pada Brainwave. Brainwave, my very first man. Papi, my very first figure of man.

Dan saya menyayangi kedua laki-laki ini, sungguh. Tanpa pamrih.

*sunshine*
[knapa nda ada simbol matahari di keyboard. Knapa cuma ada bintang dan pagar]

Senin, 07 Desember 2009

F.R.I.E.N.D.S


CALIST07. Di Clarion Hotel. Pas acara Family Gathering seluruh Anak Komunikasi se-Indonesia. Ramenya minta ampun. Sibuknya luar biasa. Tapi, it's worthed. Senangnya, bisa foto kayak begini.


FIGUR Kosmik. Sekitar bulan Maret 2009. Teman-teman bilang, 'We are like brother and sister! Hahaha. Uchu and Tinus? Make sister with me??"





Istina Panigoro. Isti. Banyak yang bilang kita berdua seperti saudara kembar. Kata mereka, kita mirip. Well, kalian bisa menilai sendiri lah.
Isti is one of my BESTfriend, my sister. Dia walaupun umurnya lebih muda setahun, tapi dia lebih dewasa dibanding saya. Jadi, dia yang lebih sering jadi 'kakak' padaku.

Tya, Qbond and Me. Habis temanika' cari-cari kursus TOEFL di EF Makassar. Gak dapat, eh malah nyasar di photobox Mall Ratu Indah.

Minggu, 06 Desember 2009

Brainwave and Me


Anak-anak bilang, ini foto pre-wedding kami. Huhuhuhuhu...
Fotografer : Rakhmawaty La'lang
Place : Museum Kota Makassar
Sekitar Juni 2009
Foto ini lah yang sekarang jadi wallpaper handphone ku. Brainwave bilang, "Janganmi ganti nah, Ri. Ini mi saja terus wallpapernya. Baguski.."
Then I just do it what he said. Hahahay, such a obedient girl.




Bazarnya Kosmik. Pencarian dana Nurani 08 kayaknya. Lupa-lupa ingat. Pokoknya, we are new couple in Kosmik.
Yang paling saya ingat kata-katanya Brainwave waktu liat hasil foto ini : "Wiih, u are such a beautiful girl...so much different with me!"
[saya hanya menjawab dengan wajah yang agak remeh]

Yang take foto ini : Resty F
Place : Cafe di BTP
April 2009

Selasa, 27 Oktober 2009

Selasa, At Radio Medika Unhas

Noe sedang ada di kabin siaran. Lagi ON AIR. Dia sekarang sudah jadi penyiar di radio yang bermarkas di Fakultas Kedokteran lantai 3 ini. 
Dan saya sedang menunggunya sambil online pake Macbook nya yang baterenya tinggal 12 persen, memakai menit-menit terakhir untuk meng-update blog ku yang sudah lama kutinggalkan karna kesibukan yang tidak jelas di kampus.
Kemarin saya gagal dapat beasiswa Indosat, jatuh di wawancara. Hmm, mungkin memang bukan rejeki. Mungkin rejeki orang lain, tapi Mami terus-terusan kecewa. Jadi, untuk menghibur hatinya saya kembali mendaftarkan diri untuk beasiswa ke Amerika-IELSP. Alhamdulillah, TOEFL ku mencukupi, jadi bersama Ridho, saya pun kini mengurus berkas-berkas persyaratannya. Semoga rejeki ada di beasiswa ini kan? Who knows?

Come on, Noe...hurry up. I'm almost boring here. Walaupun bisa online gratis, huhuhuhu...

Brainwave sedang di BTP. Entahlah, mungkin lagi ngedit- pekerjaan  yang selama ini membesarkannya. Anita tadi juga sms, dia nyusul ke sana. Jam enam nanti ada take gambar (baca: syuting) buat film tugas Cinematografi. 
Sebenarnya saya sudah mulai merasa tidak nyaman disana. Tapi karna tak ada tempat lain dijadikan lokasi pengambilan gambar dan pemeran utama cowoknya cuma ada waktu pas jam entar, jadilah jadwal syuting hari ini, jam enam sore di BTP.

I don't know my true feelings, but I kinda like in here. I missed Noe so much and I really seldom spent time together with her. And I think, this is the only time between our busy time. So, here I am. Menunggu Noe yang lima belas menit lagi selesai.

Songs from Mocca playing...
reminds me of Rahma

After from here, I'm going to BTP or Dini's home, borrowing her laptop to do Jursir.
I'm gonna late home...
AGAIN

-Sunshine-

Kamis, 08 Oktober 2009

How Deep Is Your Love?

How Deep Is Your Love?

Sebenarnya ini sudah kelewat malam membicarakan tentang cinta- cintaan. Tapi karena Tya menuntut tentang tulisan yang sudah kuceritakannya tadi dalam perjalanan menuju Antara, harus jadi, disinilah aku sekarang. Di depan monitor, menuliskan apa yang sudah kujelaskan tadi padanya.

BAGAIMANA kau tahu seseorang cinta kepadamu? Bagaimana kau bisa yakin bahwa dia benar-benar sayang kepadamu? Bagaimana kau sadar bahwa laki-laki inilah yang tulus dan benar-benar cinta kepadamu dengan segala kekurangan dan kelemahanmu? Bahwa bagaimanapun dan kapanpun nanti dia tak akan meninggalkanmu? Dengan mengatakan, "aku mencintaimu" kah? "Aku sayang padamu"? "Aku jatuh cinta padamu"? "Hanya kau yang ada disini" (sambil menunjuk dadanya)? Begitukah?

Karena, saat kita telah jatuh cinta, tak ada yang kita percaya selain orang yang kita cintai. Semua kata-kata yang dikatakannya, bagi kita adalah benar dan pasti. Kita tak tahu dia berbohong ataukah dia jujur. Semua kata-kata itu, yang telah biasa kita dengar dan kita nilai sebagai rayuan gombal semata, tiba-tiba menjadi kalimat yang paling indaahh yang pernah kita dengar. Dan alhasil, kita tak bisa tidur saking seringnya memikirkan "makna" kalimat itu. Padahal bisa saja, mereka mengatakannya tanpa niat dan tujuan apa-apa. Mereka hanya mengatakannya padamu, ingin membuatmu bahagia dan terkesan dan membuat mereka semakin dicintai.

Begitulah...

Namun, bukan berarti semua bisa digeneralisasikan begitu adanya. Bukannya aku tidak memercayai kalimat bualan itu. Bukan, sama sekali tidak demikian. Aku hanya merasa lebih terkesan dan terharu pada orang-orang yang menyatakan rasa cinta mereka dengan cara mereka sendiri. Cara yang gila, kalimat pendek namun sakti. Kata-kata yang akan diingat sampai kapanpun, hingga seratus tahun yang akan datang setelah mereka menikah. Cara yang bisa dibilang tanpa kata-kata cinta, tanpa kata-kata sayang dan tanpa kata-kata rayuan itu. Pernahkah kau mendapatkannya?

Bagi Clare, saat Henry mengatakan di depan keluarganya, "Aku akan menikahinya, apapun yang terjadi..." (I'll marry her, no matter what). Saat itulah, Clare yakin "DIALAH laki-laki yang akan kunikahi. DIALAH nanti yang menjadi ayah anak-anakku"

Atau saat Jean, seorang bellboy hotel, rela-rela saja menghabiskan seluruh tabungannya yang tidak seberapa itu demi menyenangkan hati Irene, wanita cantik materialistis yang suka hidup mewah. Bahkan saat uangnya tinggal satu koin, dia menukarnya dengan sepuluh detik. Sepuluh detik waktu tambahan untuk melihat wajah Irene, gadis yang setengah mati dicintainya, saat Irene sudah mau meninggalkannya karena Jean sudah kehabisan uang. (Priceless)

Atau saat Manny berjalan sejauh sepuluh kilometer menuju rumah Nanny. Hanya untuk melihat wajah gadis yang dicintainya itu selama lima menit. Karena setiap malam, Nanny akan keluar membuang sampah di depan rumah selama lima menit. Manny yang jatuh cinta itu, tak pernah keberatan menjalani sepuluh kilo itu berjalan kaki. Dia bahkan sudah merasa bahagia, saat dia telah melihat Nanny seharian itu, walaupun cuma lima menit......

Jadi, bagaimana kau bisa yakin dia benar-benar mencintaimu?

-sunshine-

Henry

Clare :

Henry tidak mengatakan kata-kata cinta malam itu. Tapi dia berjanji akan menjaga dan melindungiku dari apapun yang akan datang, dan bagiku, itu lebih dari sekedar kata-kata romantis apapun yang pernah kudengar.

-sunshine-

Story of Clare with Henry part IV

Henry:
Apa yang terjadi jika saat itu aku tak tersesat dalam lorong-lorong rumah sakit berbau pembersih lantai cemara itu? Bagaimana seandainya supir taksi yang membawaku, lebih lambat atau lebih cepat semenit ? Mungkin aku tak akan bertemu dengan Clare, tak akan terpesona oleh wajahnya. Oleh senyumannya. Oleh keanggunannya yang juga menjadi kekuatan terbesarnya. Dan mungkin, aku tak akan jatuh cinta padanya.

Clare:
Saat itu ayah keluar dari rumah sakit. Aku bersyukur pada-Nya, akhirnya doaku terjawab juga. Ibu sudah meninggal sejak aku kecil dan sejak hari itu, ayah lah yang menjadi orang tuaku satu-satunya. Aku bahkan takut kehilangan ayah lebih dari kehilangan diriku sendiri. Aku lalu menghubungi Bibi Marie yang kemudian membawa suaminya, Paman Sam, untuk membantuku membawa pulang ayah sementara aku membereskan urusan rumah sakit. Saat aku selesai, aku lalu mengucapkan terima kasih pada dr. Robert dan berpamitan untuk pulang saat seorang laki-laki dengan keras menubrukku, membuat tas bawaan yang lumayan berat itu, jatuh. Aku dan laki-laki itu bersitatap. Lalu, entah suara darimana dari dalam diriku, berteriak. membuat jantungku seakan berhenti berdetak. He's your Henry, Clare...

-sunshine-

The Story of Clare with Henry part III

Bagi Henry, senyuman Clare berarti segalanya. Maka setiap pagi, setiap Henry membuka mata, dia akan melihat senyum Clare. Senyum itu berarti,"Aku mencintaimu, Henry!". Jika Clare tersenyum mendengar lelucon-lelucon yang diceritakannya, maka senyumannya itu akan berarti, "Kau bisa bercerita tentang apapun dan aku akan selalu menyukainya". Senyuman Clare saat menyiapkan makan malam berarti, "Bagaimana harimu, sayang?"Dan Henry sudah mengenal makna senyuman Clare seperti dia mengenal dirinya sendiri.Bahkan saat airmata Clare keluar, saat dia menangis terisak, saat dia menangis hebat, dia akan tersenyum. Senyumannya itu seperti bicara padanya. "Kau akan berada di sampingku saat aku berduka, kan? Saat aku tua? Saat aku marah? Saat aku terpuruk dan jatuh miskin? Kau akan membiarkan aku bersandar dalam pelukanmu saat aku sakit, kan?"Maka...Setiap pagi Henry akan berbisik membalas senyuman Clare dengan ucapan, "Aku juga mencintaimu, Clare..."Dan Henry juga akan bercerita pada Clare betapa hari itu menjadi hari yang paling indah atau paling buruk, saat Clare menyiapkan makan malam mereka.Henry akan mengangguk berpuluh kali untuk menenangkan Clare. Saat Clare merasa putus asa, saat Clare merasa kesepian. Saat Clare tersenyum dalam tangisannya.

-sunshine-

Story of Clare and Henry part II

Clare menunggu hari itu. Hari dimana dia duduk di beranda depan rumahnya sambil menikmati satu dua seruput kopi manisnya. Dia memandang ke arah pagar dan menunggu. Menunggu kedatangan Henry. Henry akan datang dari luar pagar, dia akan membuka gerendel depan dan membawa masuk diri dan senyuman khasnya ke hadapan Clare. Clare akan menjatuhkan rajutannya, memperbaiki letak kacamatanya dan menatap lekat-lekat pada pria kecintaannya itu, pada Henry. Henry miliknya. Dia tak akan perduli pada kakinya yang sudah tak kuat, gerakannya yang sudah tidak selincah dulu, kulit wajahnya yang sudah mengkeriput dan mengelupas. Clare tak akan memperdulikan lagi pendapat Henry tentang apakah dia cantik sore itu atau tidak. Dia tidak akan mendengar pendapat Henry betapa rambutnya telah memutih dimakan usia atau tidak. Clare akan mengacuhkan semua hal tentang bagaimana dirinya di mata Henry saat itu. Clare akan beranjak dari kursinya, berdiri memandangi Henry dari atas ke bawah, menelusuri lekuk-lekuk tubuhnya, menatap mata dan senyumannya, menanti. Sepersekian detik, Clare mengambil langkah pertama menuju kekasihnya. Henry merentangkan tangannya, bersiap merengkuh tubuh Clare yang kecil dan renta. Clare berlari kecil, meninggalkan kursi dan berandanya menuju halaman rumahnya yang berumput. Menyambut pelukan Henry.Bagi Clare, sore itu akan tetap bersemayam dalam pikirannya.Di dalam benaknya, adegan-adegan itulah yang akan terjadi saat Henry kembali. Karena seperti itulah yang diinginkannya.

-sunshine-

Story of Clare and Henry

Saat marah, Clare menjadi anak kecil. Saat dia merasa senang, dia akan membongkar laci mejanya, mengeluarkan DVD-DVD kesukaannya, dan lalu duduk di depan TV berjam-jam. Saat Clare merasa sedih, seperti kebanyakan orang, dia menangis tanpa suara. Kalau rasa sakit dalam hatinya tidak terperikan, dia menutup wajahnya dengan bantal sampai dia tak bisa bernapas, dan itu akan mengurangi apa yang dirasakannya. Saat Clare merasa kecewa, dia mengirimi teman-temannya pesan berisi kekecewaannya. Ketika lelah merayapinya, insomnia akan datang mengikutinya. Lelah dan insomnia; akan membuat Clare menjadi volcano yang bisa meledak kapan saja, lalu dia kembali menjadi anak kecil. Volume TV kesukaan Clare saat menonton berita adalah 20, karena dia selalu ingin memancing perhatian Dad untuk menonton berita bersamanya. Jika dia menonton tayangan musik, dia memberi volume sampai 42. Kalau lagu itu dia hafal, dia akan ikut bernyanyi. Tapi kalau tidak, dia akan menghentakkan kaki atau kepala atau pinggulnya mengikuti apapun irama musiknya. Lagu kesukaan Clare adalah Dancing Quenn dari ABBA, Kiss Me nya Sixpence None The Richer dan lagu soundtrack dari film Flashdance, What a Feeling. Emosi yang dirasanya paling kuat terjadi saat dia jatuh cinta. Karena saat itu tak ada satupun yang tahu; marahkah ia, senangkah, sedih kah ia, merasa kecewa kah... Clare sendiri bahkan tidak mengerti pada perasaannya sendiri. Dia hanya tahu bahwa setiap hari yang dijalaninya semakin pendek. Dia bahkan sering senyum-senyum sendiri tanpa ada sesuatu yang lucu. Dia marah tanpa alasan yang jelas. Dan bahkan kadang-kadang, dia akan membanting pintu kamarnya setelah pulang dari sekolah, dan tidak lama terdengar suara sesenggukan dari dalam kamarnya. Walaupun jatuh cinta menjadi situasi yang paling dibencinya, anehnya, dia sering sekali merasakannya. Clare jatuh cinta, setelah selama sebulan tanpa jawaban dan kepastian, dia akan melupakan cintanya itu, mengubur dalam-dalam kisah dan perasaannya dan menjadi baru lagi. Begitu seterusnya. Cinta Clare tak pernah terbalas, setidaknya hingga dia bertemu Henry.

-sunshine-

Kamis, 14 Mei 2009

langit. bintang.

ingin mempersembahkan senyuman ku pada langit yang masih biru. Pada langit yang masih setia menemani mentari menata pagi.

ingin mengutarakan kekagumanku pada langit malam. Pada langit yang masih setia menemani bulan dan menebarkan bintang-bintang di langit jagad alam.

Di kala kita mendongak memandangnya di kala malam, di sepanjang jalan yang kita lalui berdua.

-sunshine-

Selasa, 21 April 2009

-no reason- curhat part I

Uuughh..
sa sungguh tak mengerti!!!
Belakangan ini, sa sudah jarang lagi update blog. Belakangan ini sa sudah jarang menghabiskan waktu seharian membaca dan menghabiskan satu atau dua buku. Belakangan ini sa sudah jarang duduk di depan monitor, menonton satu-dua film.
Kenapa itu terjadi??
Mungkin karna kesibukan. Tapi kalau mau diliat-liat lagi, sebenarnya sa sibuk apa? Toh, dulu kuliah tetap jalan, kegiatan demi kegiatan Kosmik tetap ada. Produksi film juga ada meskipun tidak seketat "Dobel Enam".
Lalu ada apa sebenarnya?
Coba kita telusuri baik-baik. Ehm...
Buku yang terakhir saya baca itu judulnya A Cat in My eyes nya Fahd Djibran. Itu sa selesaikan sekitar akhir Maret, tapi blum sempat posting di blog.
Film terakhir yang sa nonton??? Apa di'? Umm..astaga sa lupa! Saking lamanya mi sa nda nonton film. Tapi film yang sa nonton nda selesai itu I'm Not There. Tapi blum selesai. Banyak film d kompi yg belum sempat sa nonton dan sa review. Mungkin Revolutionary Road kali ya??

Lalu ada apa dengan diri saya sendiri yang sudah tak pernah lagi menyentuh buku ataupun menonton film?
Mungkin sa cuma kehilangan passion tentang dua hal itu. Mungkin memang ada kalanya melepaskan rutinitas itu, lalu di saat yang lain, mengambil nya kembali, menjalaninya lagi seperti awal dulu. Sa tak perlu begitu gusar kan? Sa hanya perlu sedikit santai dalam berpikir kan? Sa hanya perlu satu hari untuk DIRIKU sendiri. Hari dimana sa benar-benar melakukan apa yang saya mau, meskipun untuk melakukan semua yang sa mau tak akan cukup dalam sehari.

Makasih telah mau membaca ini..

Sabtu, 11 April 2009

-no more-

Dia menyukaimu.
Mengapa?
Pernahkah kau bertanya padanya alasannya?

Ya, aku tahu.
Aku tak tahu.
Tidak, belum pernah

Padahal aku bingung.
Bingung padanya juga bingung padanya
aku bingung pada mereka


Aku belum punya jawaban jiwa untuk pertanyaanmu
Sudikah kau mengerti?

Mungkin aku menyukaimu, sedikit
Mungkin aku mengharapkanmu, sedikit
Tapi tak banyak.

Senin, 23 Maret 2009

Diskusi CCC-Kosmik UH




CCC ( Cmmunication Cyber Club) sebagai salah satu biro di Kosmik yang mewadahi para pecinta dunia cyber, pada hari Sabtu (14/03/09) kembali mengadakan diskusi bersama warga Kosmik. Bertempat di koridor FIS 3-depan ruang 208- peserta yang berjumlah sekitar 20 orang hadir dan diberi materi mengenai langkah-langkah dalam instalasi Laptop ataupun PC (Personal Computer).

Materi dibawakan oleh Kanda Rustan (Kosmik'06) bersama Kanda Syahrul (Kosmik '06), koordinator biro CCC-Kosmik tahun ini. Dimulai dengan pengenalan settingan BIOS, basic input-output system, instalasi OS (operating system) dalam hal ini Windows, tips and trik registry hingga sejarah perkembangan Windows. Kak Rustan juga menjelaskan tentang how to tweaking ; yaitu cara mengoptimalkan kerja komputer/ laptop, troubleshooting dan penanggulangannya hingga pengenalan system file pada harddisk; FAT dan NTFS.

Sebelumnya pada hari Senin (16/02/09) materi awal juga dibawakan oleh Kak Mitha (Kosmik'06). Peserta saat itu lebih bersemangat memperhatikan sewaktu Kak Mitha membawakan materi mengenai hardware komputer. Dimulai dari pengenalan RAM/DDR, pengenalan processor, motherboard, power supply hingga spesifikasi komputer.

"Teman-teman CCC saya harapkan bisa memahami komponen-komponen software; termasuk OS, cara instalasinya atau memaksimalkan kerja komputer", jelas Kak Rustan, saat ditanya mengenai harapannya kepada peserta setelah diskusi CCC. Diskusi CCC selanjutnya akan membahas tentang "Networking & Games" dan juga "Wireless Hardware". Semoga saja diskusi selanjutnya bisa lebih mengedepankan mater-materi yang bermutu. (Riana)

Rabu, 18 Maret 2009

The Boy in The Striped Pajamas



The Boy in The Striped Pajamas (Book)

Novel setebal 216 halaman ini ditulis oleh John Boyne, penulis asal Irlandia. Dia menulis draft awal novel ini selama dua setengah hari dan saat dipublikasikan, novel ini langsung terjual lebih dari 4 juta kopi di seluruh dunia.

Novel ini bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Bruno yang terpaksa pindah dari Berlin menuju luar kota karena ayahnya dipindahtugaskan kesana. Di jendela kamar rumahnya yang baru, dia bisa melihat dari kejauhan orang-orang dari segala usia memakai baju bergaris-garis. Bruno mengistilahkannya 'striped pyjamas', tanpa tahu apapun mengenai mereka dan alasan mereka memakai seragam bergaris itu.

Yang saya sukai dari novel ini adalah kemampuannya bercerita tentang tema yang rumit dari sudut pandang yang sederhana. Holocaust yang terjadi di zaman Hitler di Auschwitz, Bruno menyebutnya "Out-With", mampu diceritakan dari pandangan anak-anak. Istilah 'pagar' yang dihadapi oleh Bruno saat bertemu Shmuel yang ternyata adalah pembatas wilayah kamp konsentrasi Nazi dengan wilayah diluar itu. Hingga penggambaran 'striped pyjamas' oleh Bruno yang ternyata adalah seragam tawanan Holocaust yang berwarna biru-hitam-putih.

Penggambaran karakter tokohnya kuat dan jelas. Bagian terbaik ada pada endingnya yang kurang digambarkan secara detail dan rinci, namun cukup dimengerti. Karena novel ini diceritakan dari sudut pandang anak berumur sembilan tahun, terdapat banyak pengulang-ulangan kalimat, betapa Bruno ingin mempertegas perasaannya saat pindah ke Auschwitz dari Berlin, rumahnya yang sebenarnya.

have a nice reading!
-sunshine-

Senin, 02 Maret 2009

Bella The Movie (2006)





True Love Goes Beyond Romance

Sebuah film karya Alejandro Gomez Monteverde yang berhasil memenangkan Festival Film Toronto sebagai People's Choice Award. Bella mengangkat kisah cinta yang indah dengan casting yang fantastik dan plot yang kuat. "Sooner or later every one of us will face an irreversible moment that will change our lives forever. If it hasn't happened you yet...it will."

Dan saya sejak dahulu kala, sangat percaya pada kalimat sakti ini.

Dirilis tanggal 26 Oktober 2007, film yang diproduksi oleh Metanoia Films ini mengambil setting di kota New York, dimana lokasi film sepenuhnya juga diambil disana.

Jose (Eduardo Verastegui) suatu hari menghabiskan sepenuh waktunya menemani Nina (Tammy Blanchard), yang habis dipecat oleh pemilik restoran tempatnya bekerja, Manny (Manny Perez), yang kebetulan adalah kakak angkat Jose. Mereka berjalan di sepanjang kota New York dan menghabiskan setengah hari dengan berkunjung ke rumah Jose. Nina yang masih terluka karena kehilangan anaknya akibat aborsi dan dia juga dipecat, akhirnya merasa terhibur karena perhatian yang diberikan Jose dan keluarganya. Namun tanpa disadari Nina, bukan hanya dia yang merasa terobati. Jose pun merasa tersembuhkan setelah menceritakan pada Nina tentang masa lalunya yang kelam. Mereka pun merasa saling membutuhkan satu sama lain.

Film berdurasi 1 jam 40 menit ini, alurnya dibuat maju-mundur. Dan membuat penonton bertanya-tanya apa tepatnya yang terjadi pada Nina, pada aborsi nya dan siapa tepatnya anak perempuan kecil yang dia temui pada akhir cerita. Namun, mengesampingkan hal-hal itu, Bella juga memberikan sudut-sudut New York yang indah, pantainya yang menakjubkan saat malam dan original soundtrack yang tak terlupakan.

Have a nice watching!
-sunshine-

Hounddog (2007)



Saat Tya hari itu memperlihatkan DVD yang baru saja dibelinya, dan saya melihat judulnya, saya tiba-tiba terkejut. Film yang dibelinya berjudul Hounddog. Sampul depan kasetnya pemeran utama film itu, tak bukan tak lain, Dakota Fanning. Saya tiba-tiba tertarik ke masa lalu, masa yang sudah lama sekali, saat film itu familiar di telinga saya. Saya segera meminjam, dan menontonnya.

Dan sekali lagi Dakota Fanning memberikan aktingnya yang memukau.

Film berdurasi 102 menit ini ditulis dan disutradarai oleh Deborah Kampmeier. Mengambil set di tahun 1960 di Amerika bagian Selatan. Lewellen (Dakota Fanning) sangat menggilai Elvis Presley. Lagu yang paling disukainya berjudul Hounddog. "You ain't nothin' but a hounddog, cryin' all the time..". Lagu berirama cepat itu biasa dinyanyikannya dengan menari layaknya penari bar. Suatu hari, sahabat Lewellen, Buddy (Cody Hanford) mengabarkan padanya bahwa Elvis Presley akan datang. Lewellen senang bukan main. Dia pun meminta Buddy untuk mencarikannya tiket. Disinilah konflik mulai terjadi. Buddy akhirnya mendapatkan Lewellen tiket, namun Lewellen harus bertemu dengannya di sebuah garasi kosong dekat sungai tempat mereka biasa bermain. Lewellen, di sore itu, mengabaikan sapaan tetangga nigger nya,Charles (Afemo Omilami), berlari dengan senang bukan kepalang menuju tempat janjian mereka. Sampai disana, dia diperkosa.

Setelah itu, Lewellen tidak sama lagi dengan Lewellen yang dulu.

Film ini bercerita tentang bagaimana bangkit kembali setelah kejadian yang amat buruk menimpa kita. Bagaimana caranya untuk mengisi lagi lubang yang tercipta akibat kejadian buruk itu. Scene yang amat saya sukai adalah scene saat Lewellen diambil oleh Charles untuk diobati. Charles meminta Lewellen agar mengeluarkan semua pedih hatinya melalui musik. Lewellen akhirnya menyanyikan Hounddog dengan versi yang berbeda, Hounddog yang sesuai dengan suasana hatinya, dengan syahdu dan melankolis.

Have a nice watching!
-sunshine-

Minggu, 01 Maret 2009

81st Annual Academy Awards-The Biggest Movie Event of The Year



81st Annual Academy Awards®

Yup, here it is! Para nominasi dan pemenang Oscar yang diumumkan hari Minggu, 22 Februari 2009 di Kodak Theatre kemarin. Walaupun postingannya sudah terlambat, tapi yah akhirnya dipublish juga. Dan jagoan ku Slumdog Millionaire memperoleh 8 piala! Congratulation!!!

Best Motion Picture of the Year
WINNER
Slumdog Millionaire (2008): Christian Colson
Nominees:
The Curious Case of Benjamin Button (2008): CeΓ‘n Chaffin, Kathleen Kennedy, Frank Marshall
Frost/Nixon (2008): Brian Grazer, Ron Howard, Eric Fellner
Milk (2008/I): Bruce Cohen, Dan Jinks
The Reader (2008): Anthony Minghella, Sydney Pollack, Donna Gigliotti, Redmond Morris

Best Performance by an Actor in a Leading Role
WINNER
Sean Penn for Milk (2008/I)
Nominees:
Richard Jenkins for The Visitor (2007/I)
Frank Langella for Frost/Nixon (2008)
Brad Pitt for The Curious Case of Benjamin Button (2008)
Mickey Rourke for The Wrestler (2008)

Best Performance by an Actress in a Leading Role
WINNER
Kate Winslet for The Reader (2008)
Nominees:
Anne Hathaway for Rachel Getting Married (2008)
Angelina Jolie for Changeling (2008)
Melissa Leo for Frozen River (2008)
Meryl Streep for Doubt (2008/I)

Best Performance by an Actor in a Supporting Role
WINNER
Heath Ledger for The Dark Knight (2008)
Nominees:
Josh Brolin for Milk (2008/I)
Robert Downey Jr. for Tropic Thunder (2008)
Philip Seymour Hoffman for Doubt (2008/I)
Michael Shannon for Revolutionary Road (2008)

Best Performance by an Actress in a Supporting Role
WINNER
PenΓ©lope Cruz for Vicky Cristina Barcelona (2008)
Nominees:
Amy Adams for Doubt (2008/I)
Viola Davis for Doubt (2008/I)
Taraji P. Henson for The Curious Case of Benjamin Button (2008)
Marisa Tomei for The Wrestler (2008)

Best Achievement in Directing
WINNER
Danny Boyle for Slumdog Millionaire (2008)
Nominees:
Stephen Daldry for The Reader (2008)
David Fincher for The Curious Case of Benjamin Button (2008)
Ron Howard for Frost/Nixon (2008)
Gus Van Sant for Milk (2008/I)

Best Writing, Screenplay Written Directly for the Screen
WINNER
Milk (2008/I): Dustin Lance Black
Nominees:
Frozen River (2008): Courtney Hunt
Happy-Go-Lucky (2008): Mike Leigh
In Bruges (2008): Martin McDonagh
WALL·E (2008): Andrew Stanton, Pete Docter, Jim Reardon

Best Writing, Screenplay Based on Material Previously Produced or Published
WINNER
Slumdog Millionaire (2008): Simon Beaufoy
Nominees:
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Eric Roth, Robin Swicord
Doubt (2008/I): John Patrick Shanley
Frost/Nixon (2008): Peter Morgan
The Reader (2008): David Hare

Best Achievement in Cinematography
WINNER
Slumdog Millionaire (2008): Anthony Dod Mantle
Nominees:
Changeling (2008): Tom Stern
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Claudio Miranda
The Dark Knight (2008): Wally Pfister
The Reader (2008): Roger Deakins, Chris Menges

Best Achievement in Editing
WINNER
Slumdog Millionaire (2008): Chris Dickens
Nominees:
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Angus Wall, Kirk Baxter
The Dark Knight (2008): Lee Smith
Frost/Nixon (2008): Daniel P. Hanley, Mike Hill
Milk (2008/I): Elliot Graham

Best Achievement in Art Direction
WINNER
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Donald Graham Burt, Victor J. Zolfo
Nominees:
Changeling (2008): James J. Murakami, Gary Fettis
The Dark Knight (2008): Nathan Crowley, Peter Lando
The Duchess (2008): Michael Carlin, Rebecca Alleway
Revolutionary Road (2008): Kristi Zea, Debra Schutt

Best Achievement in Costume Design
WINNER
The Duchess (2008): Michael O'Connor
Nominees:
Australia (2008): Catherine Martin
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Jacqueline West
Milk (2008/I): Danny Glicker
Revolutionary Road (2008): Albert Wolsky

Best Achievement in Makeup
WINNER
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Greg Cannom
Nominees:
The Dark Knight (2008): John Caglione Jr., Conor O'Sullivan
Hellboy II: The Golden Army (2008): Mike Elizalde, Thomas Floutz

Best Achievement in Music Written for Motion Pictures, Original Score
WINNER
Slumdog Millionaire (2008): A.R. Rahman
Nominees:
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Alexandre Desplat
Defiance (2008): James Newton Howard
Milk (2008/I): Danny Elfman
WALL·E (2008): Thomas Newman

Best Achievement in Music Written for Motion Pictures, Original Song
WINNER
Slumdog Millionaire (2008): A.R. Rahman, Sampooran Singh Gulzar("Jai Ho")
Nominees:
Slumdog Millionaire (2008): A.R. Rahman, Maya Arulpragasam("O Saya")
WALL·E (2008): Peter Gabriel, Thomas Newman("Down to Earth")

Best Achievement in Sound
WINNER
Slumdog Millionaire (2008): Ian Tapp, Richard Pryke, Resul Pookutty
Nominees:
The Curious Case of Benjamin Button (2008): David Parker, Michael Semanick, Ren Klyce, Mark Weingarten
The Dark Knight (2008): Ed Novick, Lora Hirschberg, Gary Rizzo
WALL·E (2008): Tom Myers, Michael Semanick, Ben Burtt
Wanted (2008): Chris Jenkins, Frank A. MontaΓ±o, Petr Forejt

Best Achievement in Sound Editing
WINNER
The Dark Knight (2008): Richard King
Nominees:
Iron Man (2008): Frank E. Eulner, Christopher Boyes
Slumdog Millionaire (2008): Tom Sayers
WALL·E (2008): Ben Burtt, Matthew Wood
Wanted (2008): Wylie Stateman

Best Achievement in Visual Effects
WINNER
The Curious Case of Benjamin Button (2008): Eric Barba, Steve Preeg, Burt Dalton, Craig Barron
Nominees:
The Dark Knight (2008): Nick Davis, Chris Corbould, Timothy Webber, Paul J. Franklin
Iron Man (2008): John Nelson, Ben Snow, Daniel Sudick, Shane Mahan

Best Animated Feature Film of the Year
WINNER
WALL·E (2008): Andrew Stanton
Nominees:
Bolt (2008): Chris Williams, Byron Howard
Kung Fu Panda (2008): John Stevenson, Mark Osborne

Best Foreign Language Film of the Year
WINNER
Okuribito (2008)(Japan)
Nominees:
Der Baader Meinhof Komplex (2008)(Germany)
Entre les murs (2008)(France)
Revanche (2008)(Austria)
Vals Im Bashir (2008)(Israel)

Best Documentary, Features
WINNER
Man on Wire (2008): James Marsh, Simon Chinn
Nominees:
The Betrayal - Nerakhoon (2008): Ellen Kuras, Thavisouk Phrasavath
Encounters at the End of the World (2007): Werner Herzog, Henry Kaiser
The Garden (2008/I): Scott Hamilton Kennedy
Trouble the Water (2008): Tia Lessin, Carl Deal

Best Documentary, Short Subjects
WINNER
Smile Pinki (2008): Megan Mylan
Nominees:
The Conscience of Nhem En (2008): Steven Okazaki
The Final Inch (2009): Irene Taylor Brodsky, Tom Grant
The Witness from the Balcony of Room 306 (2008): Adam Pertofsky, Margaret Hyde

Best Short Film, Animated
WINNER
Maison en petits cubes, La (2008): Kunio KatΓ΄
Nominees:
Ubornaya istoriya - lyubovnaya istoriya (2007): Konstantin Bronzit
Oktapodi (2007): Emud Mokhberi, Thierry Marchand
Presto (2008): Doug Sweetland
This Way Up (2008): Alan Smith, Adam Foulkes

Best Short Film, Live Action
WINNER
Spielzeugland (2007): Jochen Alexander Freydank
Nominees:
Auf der Strecke (2007): Reto Caffi
Manon sur le bitume (2007): Elizabeth Marre, Olivier Pont
New Boy (2007): Steph Green, Tamara Anghie
Grisen (2008): Tivi Magnusson, Dorthe WarnΓΈ HΓΈgh

Source by: imdb.com

Sabtu, 21 Februari 2009

The Curious Case of Benjamin Button


The Curious Case of Benjamin Button

Film ini menjadi film yang saya tunggu-tunggu penayangannya di bioskop Makassar. Tapi anehnya hingga akhir Maret ini, pihak bioskop disini belum menunjukkan tanda-tanda film ini akan diputar selain keberadaannya terus-menerus di daftar "Coming Soon" mereka. Apa sebabnya? Entahlah, mungkin hanya masalah distribusi film yang belum tuntas.

Banyak yang bertanya-tanya apa keunggulan film ini. Pada beberapa review yang saya dapat online, banyak yang mengkritik sampai memuji habis karya drama pertama David Fincher ini. The Curious Case of Benjamin Button menyuguhkan kisah yang tidak biasa terjadi malah hampir terkesan konyol, seperti yang disebutkan dalam trailernya :"I was born under unusual circumstances. While everybody else was aging, I was getting younger all along..."

Benjamin (Brad Pitt) dilahirkan dengan wajah orang berumur 80 tahun namun dengan fisik dan pengetahuan seperti bayi kecil yang tidak mampu melakukan apapun. Dia ditinggalkan oleh ayahnya, Mr. Button di sebuah panti jompo di New Orleans dan lalu diasuh oleh perawat berkulit hitam yang penyayang, Queenie (Taraji P. Henson). Benjamin bisa saja seorang anak kecil, tapi dia besar di lingkungan yang penuh dengan orang tua yang jompo, dan tidak pernah sekalipun bermain selayaknya anak kecil normal lainnya. Kekurangan yang paling dirasakannya yaitu ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya dalam berbagai macam keadaan. Karena semua orang bertambah tua dan akhirnya sakit-sakitan, sebaliknya dia malah bertambah muda dan sehat bugar.
Sekali lagi David Fincher memakai Brad Pitt dalam filmnya. Di film ini dia dipasangkan dengan Cate Blanchett yang cantik menawan. Kisah cinta yang dipisahkan oleh rentang waktu seperti ini, membuat saya mengingat kembali kisah Clare Abshire dan Henry DeTamble dalam The Time Traveler's Wife. Kisah cinta yang sangat indah namun menyedihkan. Saya punya dua penghargaan pada film ini : gambar pemandangan yang sophisticated dan special effect yang canggih, namun selain dua hal tadi, film berdurasi 2 jam 40 menit ini terkesan membosankan dan biasa-biasa saja. Saya sempat tidak percaya film ini dimotori oleh pembuat film-film sekaliber Se7en, Fight Club, The Game dan Zodiac. Pada intinya, film ini terkesan dipaksakan dan bukanlah warna film Fincher.

Namun walau bagaimanapun juga, film yang diangkat dari cerita pendek karya F. Scott Fitzgerald ini mampu mendapat 13 kategori nominasi di Academy Award 2009. The Curious Case of Benjamin Button mendapat nominasi penghargaan di Aktor Terbaik (Brad Pitt), Film Terbaik, Peran Pembantu Wanita Terbaik (Taraji P. Henson), dan Sutradara Terbaik (David Fincher).

Have a nice watching!
-sunshine-

Kamis, 12 Februari 2009

Kisah Masa Kecil (1)

Saya ingat saat kecil, setiap hari Minggu, entah itu di Sinjai ataupun saat saya sudah pindah ke Makassar, setiap pagi Papi akan membunyikan laserdisc Pioneer nya. Dia akan memasang microphone, memutar lagu-lagu kesukaannya dan bernyanyi di ruang keluarga. Momen itulah yang membuat saya menyukai musik, menyukai bernyanyi dan merindukan lagu-lagu evergreen, hingga sekarang.
When I Need You, Just When I Needed You Most, Casablanca, Tonight I Celebrate My Love For You, Yesterday, True Love, lagu-lagu itulah yang selalu dinyanyikannya. Musik dan vokalnya akan terdengar membahana dari dua speaker besar yang melekat di dinding. Indah dan menyenangkan hati.

Saat pindah di Makassar, saya masih kelas 4 SD. Pelajaran yang amat susah menurut saya adalah bahasa Inggris. Saya cemburu berat pada Dewi Anggreini karena dia sangat disukai oleh guru bahasa Inggris saya. Dia tahu apa artinya cupboard. Dia tahu bagaimana mengucapkan ashtray dengan baik. Saat itu, saya bersumpah akan mempelajari bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh hingga bisa mengalahkannya dan menjadi anak kesayangan Pak Guru.
Dan itu berhasil.
Namun tentu saja, tidak mudah.
Butuh waktu setahun hanya untuk sekedar menyukainya. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk penasaran dengannya dan butuh waktu hingga sekarang untuk mempelajarinya. Karena sekali lagi, hal itu sama sekali tidak mudah. Mempelajari sesuatu yang saya sukai, memang memakan waktu yang lama dan tidak pernah membuat puas. Ilmu itu membuat candu bagi sebagian orang, memang benar-benar terbukti.

Tanpa saya sadari, Papi telah menjadi guru pertama saya dalam mengenalkan bahasa Inggris. Dan sungguh, selain buku dan guru, sangat menyenangkan belajar bahasa melalui lagu, musik dan lirik...

-Riana D.Resky-
lukisanmentari.blogspot.com

Sabtu, 24 Januari 2009

Slumdog Millionaire (2008)


Slumdog Millionaire

Genre : Crime, Drama, Romance
Pemain : Dev Patel, Anil Kapoor, Freida Pinto, Azharuddin Mohammed Ismail,
Ayush Mahesh Khedekar
Sutradara : Danny Boyle
Writers : Simon Beaufoy (screenplay), Vikas Swarup (novel)
Durasi : 120 menit
Produksi : Celador Films

Rasanya tidak berlebihan jika saya mengatakan Slumdog Millionaire merupakan film terbaik yang saya tonton sepanjang awal tahun ini. Film yang diangkat dari novel "Q&A" karya Vikas Swarup ini dirilis pada bulan Desember 2008 dan disutradarai oleh Danny Boyle, sutradara asal Inggris yang juga menyutradarai Sunshine (2007), Millions (2004), 28 Days Later (2002) dan Trainspotting (1996).

Film ini bercerita tentang dua bocah laki-laki bernama Jamal Malik dan kakaknya, Salim. Mereka tinggal di sebuah perkampungan yang sangat miskin dan kotor (slum) di Mumbai. Jamal lalu menjadi kontestan "Who Wants To Be a Millionaire?" versi India dan lalu ditangkap oleh polisi atas tuduhan bermain curang saat bermain. Saat proses interogasi inilah, kejadian-kejadian dalam hidupnya muncul satu persatu dan menjelaskan dari mana dia bisa menjawab seluruh pertanyaan hingga menang.

Sepanjang menonton film ini, kita akan dibawa ke India yang sangat berbeda. India yang ramai, padat, penuh dengan kemiskinan, kemelaratan, kotor dan pemukiman yang tidak tertata dengan baik pada masyarakat kelas bawah yang jelas tergambarkan di awal-awal film. Sangat jauh berbeda dengan film-film India yang sering digambarkan dalam film komersil lainnya, dimana rumah huni bak kastil, wanita-wanita bergaun megah, gaya hidup modern yang serba mewah, ataupun pengambilan lokasi syuting di luar negeri. Namun walaupun begitu, Danny Boyle dengan daya magisnya, mampu mengambil angle-angle yang tepat, membuat India yang apa adanya itupun, mampu dibuat indah.
Ditambah dengan penggarapan dan penulisan skenario yang kuat, scoring yang menggetarkan dan cocok di setiap scene, serta casting yang cocok membuat film ini layak menjadi film terbaik di tahun 2008.
Selain mendapat penghargaan Film Terbaik, Slumdog Millionaire juga berhasil menyabet juara dalam kategori Best Director (Penyutradaraan Terbaik), Best Screenplay melalui Simon Beaufoy serta Best Original Score lewat AR Rahman, komponis yang akhirnya tercatat sebagai orang India pertama yang meraih penghargaan tersebut di Golden Globe.

Have a nice watching!
-sunshine-

Minggu, 11 Januari 2009

Ashita no Kioku-Memories of Tomorrow



Memories of Tomorrow atau Ashita no Kioku merupakan film besutan karya Yukihiko Tsutsumi tahun 2006. Film yang diangkat dari novel karya Hiroshi Origawa tahun 2004 ini, diperankan oleh tak lain tak bukan aktor Ken Watanabe ( Memoirs of Geisha dan The Last Samurai). Ken Watanabe diganjar Award of Japanese Academy, menang sebagai Best Actor untuk film ini. Tidak salah, karena aktingnya sebagai penderita Alzheimer benar-benar patut diperhitungkan.

Film ini diawali dengan setting tahun 2010. Masayuki Saeki (Ken Watanabe) duduk di kursi tanpa daya apapun, diperlihatkan foto-foto dengan keterangan nama dibawahnya oleh istrinya, Mieko (Higuchi Kanako). Film llau kembali ke tahun 2004 di Jepang, dimana digambarkan Saeki yang masih sehat, memimpin perusahaan advertising yang sukses, memiliki anak buah yang segan padanya, tiba-tiba kehidupannya yang mapan tiba-tiba berubah total setelah dokter menyatakan bahwa dia terkena Alzheimer's disease dari gejala yang ditunjukkannya.

Film yang berdurasi 122 menit ini menunjukkan pada kita pengorbanan dan perjuangan sang istri dalam menghadapi suaminya, yang tidak bisa menerima penyakit ini. Kadang-kadang Saeki berteriak-teriak kepada Mieko karena dia tidak tahan menjadi orang yang tidak berdaya apapun. Namun, Mieko tetap menyemangati Saeki, menemani suaminya hingga akhir.

Arigato ne Emma Chan for let me take your DVD home...
Love,
-sunshine-

Rispondimi

Rispondimi
Susanna Tamaro

"Orang yang mencintai sering menanggung resiko lebih besar dan sering harus membayar harga yag lebih tinggi. Alih-alih membuka hati, cinta lebih sering menutupnya. Mengapa? Mungkin kita khawatir seperti layaknya makanan, air atau uang; cinta itu bisa dirampas dan direguk habis. tetapi tahukah kau? cinta bagai udara tak berbatas"

Susanna Tamaro hadir dalam novel penuh makna hidup dan cinta. Rispondimi- Jawablah Aku. Diterbitkan di Indonesia pertama kali oleh Gramedia tahun 2004. Novel ini berisi tiga cerita yang berbeda namun memiliki inti dan topik yang sama; cinta, konflik hidup, keyakinan akan Tuhan dan penyesalan.

Rispondimi-Jawablah Aku, merupakan kisah awal dalam novel ini. Bercerita tentang seorang anak yatim piatu bernama Rosa. Ibunya seorang pelacur yang lalu menitipkannya di sebuah sekolah gereja yang punya asrama. Stelah Ibunya meninggal, dia lalu diasuh oleh paman dan bibinya yang tidak mencintainya, mengasuhnya hanya karena kasihan saja. Rosa menemukan dirinya hidup sendiri dalam dunia ini dan yakin bhawa tidak ada yang menginginkan dirinya. Dia membenci semua hal, bahkan Tuhan. Bahkan saat hidupnya berubah pada satu cahaya, harapannya akan hidup pun masih terlalu tinggi.

Neraka Itu Tidak Ada, bercerita tentang kisah hidup seorang wanita dan keluarganya. Saat dia menyadari bahwa dia menikahi laki-laki yang salah, hidupnya serasa bagai di neraka. Dia memiliki anak perempuan dan anak laki-laki yang tidak normal, Laura dan Michele. Awalnya dia bisa bertahan dengan alasan keberadaan anaknya. Namun, pada suatu malam, terjadi insiden yang membuat dirinya sangat benci pada suaminya. Ada suatu bait yang menggambarkan rasa bencinya itu.
"Kebencian adalah satu-satunya perasaan yang tak pernah menguap bersama lewatnya waktu. Sebaliknya, kebencian terus menguat bagai angin ribut. Kebencian adalah kekuatan yang besar dan hidup..."

Hutan yang Terbakar menjadi kisah favorit saya. Penuh dengan kiasan-kiasan akan hutan. Bercerita tentang cinta dan penyesalan yang dalam. Tersisip pesan 'pride and prejudice'. Anna baru saja melahirkan putrinya, Giulia. Dia mengalami trauma pasca-melahirkan sehingga mau tak mau, suami yang sangat mencintainya, Saverio, merawat Guilia dan istrinya yang sangat rentan dan rapuh itu. Namun, saat istrinya lalu berusaha berubah dan berusaha mencintai kehidupannya, Saverio tidak bisa menerima perubahannya itu.

Overall, novel 224 halaman ini mengundang rasa simpati pada pembaca. Kisah hidup yang diciptakan maupun karakter demi karakter yang terjalin dengan baik, membuat kita terus ingin menuntaskannya hingga akhir. Namun, saya berpendapat ini bukan karya terbaik Tamaro. Dibandingkan Rispondimi, Va' dove ti porta il cuore nya lebih menyentuh dan lebih baik.

My Name is Lisa (2007)


Winner ~ Best Short Film of 2007
"My Name is Lisa" is a short film about a 13 year old girl dealing with her mother's Alzheimer's Disease.

Few days ago, Tya memberikan saya beberapa film pendek yang katanya, "habis saya download dari Youtube, bguski Ri, nontonko".

Jadilah saya menontonnya selama sejam penuh. Ada sebelas film pendek;10 minutes, Handless Pianist, Jobeth, Pace, The Story of Sign, Wrong Side of Bed, Between Lines, Hiyab, My Name is Lisa, See You Soon dan The Stranger. Masing-masing punya makna dan kelebihan-kekurangan masing-masing. Kali ini, saya akan menulis salah satu dari film ini, yang jadi favorit saya : My Name is Lisa.

Filmed by Shelton films. Disutradarai oleh Ben Shelton, yang juga menulis ceritanya bersama Josh Shelton, yang juga menggarap musiknya. Ide ceritanya unik- salah satu ciri yang "krusial" dan make it different dari film-film pendek. My Name is Lisa bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Lisa (Carlie Nettles) yang sedang membuat proyek videobook nya.

"Hi, my name is Lisa. And I've been inspired by my Mom to tell everyone to walk away from their computer and read more books,..."

Selalu dan selalu, saat Lisa sedang me'record', Ibunya (Sally Smythe) selalu datang menginterupsi nya dalam berbagai hal. Hingga Lisa sadar bahwa 'something's going wrong happen to her Mom", yang dapat kita tahu begitu sampai pada bagian endingnya.

Dari segala macam teknis, ide cerita, konsep hingga penggarapannya yang bisa dibilang oke, saya malah suka sama aktingnya Carlie Nettles yang alami dan cocok sebagai "good girl".

Have a nice watching!
-sunshine-

Selasa, 06 Januari 2009

The History of Love

The History of Love

Atau Sejarah Cinta. Sebelum berpikir macam-macam tentang isi buku ini dari judulnya, ini sama sekali berbeda dengan bukunya Erich Fromm yang The Art of Loving. Buku ini cerita fiksi, bukan berisi mazhab-mazhab Fromm ataupun Freud ataupun gagasan hingga teori-teori tentang cinta. Buku ini murni cerita cinta yang dihubungkan oleh sebuah buku berjudul The History of Love.

1. The History of Love adalah cerita tentang buku berjudul The History of Love...
2. Dan tentang gadis bernama Alma Singer- yang ibunya menamainya dengan nama setiap gadis di buku The History of Love.
3. Dan tentang seorang lelaki bernama Leo Gursky,yang tak bisa melupakan cintanya bernama Alma Mereminsky.

Ketiganya lalu dipertemukan pada Sabtu sore di Central Park. Membawa cerita dan rahasia masing-masing. Mereka mengantarkan kisah hidup yang penuh cinta kepada hidup yang lainnya.

This book, seperti kata saya pada Ty-sang pemilik buku-,is really beautiful book. Jarang ada buku yang membuat perasaan kita benar-benar terhanyut dalam cerita dan dalam karakter tokohnya. Misalnya ada komentar pada buku, "Saya sampai tak bisa menaruh buku ini sampai saya menuntaskan ceritanya!", komentar ini sangat cocok ditujukan kepada The History of Love. Yang dari awal hingga akhir, tidak ada kalimat yang percuma. Semuanya punya makna dan membuat alur ceritanya semakin mudah diikuti. Daya tarik buku ini menurut saya ada pada kemampuannya membuat kita penasaran pada kelanjutan ceritanya yang seru. Membuat kita ingin membuka selembar lagi, selembar lagi, hingga tuntas. Endingnya ditulis dengan emosi dan suasana yang kuat, hingga saya hampir menangis saking terharunya.

The History of Love ditulis oleh Nicole Krauss. Penulis asal New York yang juga menulis buku Man Walks Into a Room, buku yang dinominasikan untuk Los Angeles Times Book Award. The History of Love telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh lima bahasa.

-sunshine-
5 Jan 09

Minggu, 04 Januari 2009

Mongol (2007)





Mongol(2007)

Film ini pertama kali saya lihat melalui bonus poster dari katalog film Ultra Disc yang diberikan cuma-cuma pada saya saat menyewa Little Man Tate,dkk. Posternya dua halaman. Terpampang jelas wajah laki-laki dengan penuh wibawa dan misterius mengenakan seragam perang bangsa Mongol. Film ini mungkin tak akan saya sewa jika tidak ada kalimat "Best Foreign Movie" tertulis di atas sampul kaset, yang membuat saya sungguh penasaran dan akhirnya menontonnya sampai tuntas.

Film besutan sutradara asal Rusia,Sergei Bodrov ini mengambil lokasi syuting di 3 negara; Mongolia, China dan Kazakhstan. Dengan mengangkat sejarah dan kisah hidup Genghis Khan film ini jelas tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Temudgin kecil (Odnyam Odsuren) yang berumur sembilan tahun, dibawa oleh ayahnya, Khan Esugei, untuk mencari calon istri di Merkit. Saat singgah di daerah klan lain, Temudgin bertemu dengan Borte yang tanpa segan-segan memintanya untuk dijadikan calon istri. Temudgin pun akhirnya memilih Borte dan berjanji sepuluh tahun kemudian akan datang menjemput Borte. Temudgin kecil tidak sadar sama sekali, bahwa keputusannya saat itu akan mengubah seluruh jalan hidupnya kedepan.

Temudgin (Asano Tadanobu) telah tumbuh menjadi laki-laki yang kuat, pantang menyerah dan berprinsip. Benar-benar seorang Mongol sejati. Setelah ayahnya mati diracun, dia lalu dijadikan budak oleh musuhnya, Targutai. Dia mengikat saudara dengan Jamukha (Sun Hong Ley) yang lalu membantunya membebaskan Borte (Khulan Chuluun) yang diculik oleh Klan Merkit. Setelah itu, Temudgin mencari pengawal-pengawal baru untuk dipimpinnya. Jamukha yang dengki melihat kesuksesan Temudgin akhirnya berbalik memeranginya. Penderitaan dan peperangan tak habis-habisnya dilewati Temudgin dengan penuh keberanian. Pengawal-pengawalnya begitu setia dan hormat padanya. Borte, sosok istri yang kuat dan sayang padanya membuatnya tidak mudah putus asa. Pada tahun 1206, tahun Macan Merah,dia pun lalu menjadi penguasa Mongol terbesar, meruntuhkan Kerajaan Kuno Tengat dan menaklukkan separuh dunia. What a great Genghis Khan.

Film berbudget US$ 10 juta ini layak dipuji oleh kritikus film. Kepiawaian Bodrov dalam memilih lokasi, pemain maupun angle-angle shot layak diperhitungkan. Film produksi CTB Film Company, Andreevsky Flag Film Company dan XFilme Creatibe Pool ini didukung oleh berbagai lembaga kebudayaan berbagai negara seperti Russian Federal Agency of Culture and Cinematography, Kementerian Informasi dan Kebudayaan Republik Kazakhstan, Menteri Kebudayaan Mongolia, German Federal Film Board, Belanda dan Berlin. Mungkin memang ada baiknya, dan memang akan lebih mudah dan menyenangkan, jika kita belajar sejarah melalui film.

have a nice watching!
sunshine, Januari 09

Kamis, 01 Januari 2009

Mamma Mia! The Movie



Mamma Mia! The Movie

Film ini langsung saya sewa begitu saya membaca artikel tentang betapa menariknya film ini di Harian Fajar.

Dan memang terbukti.
Selama menonton film ini, saya begitu terbawa dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para pemainnya. Amanda Seyfried, Meryl Streep, Colin Firth,Pierce Brosnan, Dominic Cooper membawakan lagu dengan koreografi yang mampu mengajak kita merasa 'high'dan ikut-ikut menyanyi dan menari bersama. Apalagi, lagu-lagu yang dibawakan cukup dikenal, lagu dari ABBA.

Dari segi cerita juga cukup menarik. Sophie Sheridan (Amanda Seyfried) akan menikah dengan Sky. Dia lalu mengirim undangan kepada 3 orang yang menurut buku harian ibunya yang dibacanya diam-diam, merupakan ayah-ayahnya. Dia belum tahu siapa, ibunya, Donna Sheridan (Meryl Streep) pun tak tahu pasti. Maka Harry (Colin Firth), Sam (Pierce Brosnan) dan Bill (Stellan Skarsgard) akhirnya datang dan semuanya menawarkan pada Sophie untuk mengantarnya di altar pernikahan nanti. Lalu siapakah sebenarnya ayah Sophie?

Film yang disutradarai oleh Phyllida Lloyd ini jadi film kesukaan saya. Lagu-lagu ABBA terutama Dancing Queen, SOS, Chiquitita dan Money, Money, Money menjadi makin membuat semarak film ini. Apalagi yang bagi belum hafal lirik-lirik lagunya, bisa tetap ikut menyanyi karena liriknya dituliskan dalam film.

Have a nice watching!!!

From 2008 to 2009


From 2008 to 2009

Selamat Taun Baru smuanya.

Taun ini akan banyak lagi rencana-rencana hidup kita ke depan. Biarkanlah apa yang terjadi di taun 2008 menjadi pelajaran untuk menjalani rencana hidup di taun 2009 ini.

So, what about your celebration of new year night? Kalau saya punya cerita sendiri. Cerita ini tidak akan saya ceritakan kalau saya tidak mengalaminya sendiri. Ya ampun, last night is sooo fireworks. So fun and so full of human.

Seperti semua mobil dan motor dan manusia di Makassar tertumpah di pantai Losari tadi malam. Jalanan lain, sepi dan lengang, seperti tidak berpenghuni. Ini mungkin sudah terjadi tiap pergantian tahun, tapi saya baru menjadi bagian dari itu malam tadi.

Saya, Mom, Dad, Ni, Meli, Lulu, Tita dan 2 tambahan bocah laki-laki; Reihan dan Putera berangkat pukul 22.30 dari Kantor Divre Telkom di Pettarani menuju Pantai Losari. Tujuan utama: Ballezza. Tempat itu menurut saya begitu sempurna merayakan pergantian tahun. Namun ternyata, menuju ke tempat itu...sangat melelahkan dan membuat frustasi. Bukan apa-apa, setelah sampai di Ratulangi, menuju Haji Bau, jalanan ditutup. Jadi kami harus mutar ke Jl.Cenderawasih lewat Lamadukelleng untuk mencapai Pantai. Saat waktu menunjukkan pukul 23.30, saya menyarankan agar Dad mencari tempat parkir sekitar situ dan sisanya kita jalan kaki menuju Bellezza. Karena itu mauku, Mom setuju, Dad akhirnya menemukan tempat parkir dan kami semua melanjutkan jalan kaki. Saya menggandeng tangan Putera. Kami berdua sama-sama memakai outfit hitam-hitam.
Lalu, dengan keluhan dari Mom, melewati puluhan motor, mobil dan desak-desakan ratusan manusia, kami akhirnya berhasil sampai di Ballezza. Saya terperangah karena tempat itu betul-betul jadi pusat perhatian orang-orang yang berkumpul di sana. Sebagian orang cukup dengan menikmati kembang api yang tidak berhenti dilayangkan ke langit. Saya dan Mom masuk, mencari tempat duduk kosong dan memesan some drinks. Yang lain masuk beberapa menit setelah kami mendapat tempat duduk.

Ballezza benar-benar menghidupkan malam tahun baru dengan pekik dan teriakan-teriakan yang membuat kita bersemangat. Waitress woman dan man nya berseragam pantai dengan kaos bunga-bunga. So colorful and shiny!
Wide screen menayangkan DJ dan penari yang ada di lantai 4. Musik menghentak-hentak. Lampu disko dari wide screen menambah suasana temaram cafe menjadi hidup. MC tidak henti-hentinya mengumumkan minutes to 2009. "Yaaaaa....3 menit ke dua ribu sembilaaaannn!!!!" Bgitu sepuluh detik menuju 2009, countdown dimulai. "Tiga....dua...satu!!!!" terompet bersahut-sahutan. Kembang api yang dinyalakan di teras Ballezza memukau mata banyak penonton. Semua pengunjung meninggalkan tempat duduknya.

Setelah perayaan itu, karena kami membawa banyak anak kecil dan waktu menunjukkan pukul 00.30, kami pun pulang without thinking that the way we homed is harder as we try to get there...
Kami pun berpikir tahun depan akan nginap di hotel dekat-dekat situ agar pergi-pulang nya lebih mudah dan aman.

Well, that was my first. So, mau diapakan lagi? I'm just still young and wild...

Already Read on 2008 (finish)

Well, tahun lalu saya menghabiskan banyak waktu membaca buku-buku. Yang membuat saya merasa penuh dengan fiksi. Some fills me with books and some with movies.
Kalau melihat dari awal-awal postingan, saya banyak mereview buku yang saya baca. Tapi tidak semua. Jadi ini dia daftar buku yang tuntas saya baca dari awal hingga akhir tahun 2008.

1. Laskar Pelangi by Andrea Hirata
2. 5 cm by
3. The Alchemist by Paulo Coelho
4. Can You Keep a Secret by Sophie Kinsella
5. Pesan dari Bintang by Sitta Karina
6. Lukisan Hujan by Sitta Karina
7. Neverwhere by Neil Gaiman
8. Ketika Cinta Bertasbih 1&2 by Habiburrahman El-Shirazy
9. Harry Potter And The Deathly Hallows (English version) by J.K Rowling
10. Harry Potter dan Relikui Kematian by J.K Rowling
11. Little Prince by Antoine de Saint Exupery
12. Rashomon by Ryonosuke Akutagawa
13. Sang Pemimpi by Andrea Hirata
14. Criss Cross by Lynne Anne Parker
15. Edensor by Andrea Hirata
16. Aki by Idrus
17. The Kite Runner by Khaled Hosseini
18. Misteri Soliter by Jostein Gaarder
19. To Kill a Mockingbird by Harper Lee
20. A Walk To Remember by Nicholas Sparks
21. Dari Penjara Taliban Menuju Iman (Kisah Yvonne Ridley) by Anton Kurnia
22. Fight Club by Chuck Palahniuk
23. Tolong! Radith membuat Saya Bego by Raditya Dika dkk
24. Totto Chan: Gadis Kecil di Jendela b Tetsuko Kuroyanagi
25. A Tale of Desperaux by Kate di Camillo
26. Langit Penuh Daya by Sekar
27. Va' dove ti porta il cuore (pergilah ke mana hati membawamu) by Susanna Tamaro
28. Coraline by Neil Gaiman
29. Century by Sarah Singleton
30. The Remains of the Day by Kazuo Ishiguro
31. The Five People Meet in Heaven by Mitch Albom
32. Ways to Live Forever by Sally Nicholls
33. A Thousand Splendid Suns by Khaled Hosseini
34. Back"Europe"Pack by Marian Silvia K
35. The Time Travelers Wife by Audrey Niffenegger
36. The Boy Who Ate Stars
37. Tuesdays with Morrie by Mitch Albom
38. For One More Day by Mitch Albom
39. Studying Abroad
40. A Girl Who Married Lion by Alexander Mc Call Smith
41. Lolita by Vladimir Nabokov
42. Life on The Refrigerator Door by Alice Kuipers
43. Les Miserables by Victor Hugo

Les Miserables


Saya dipinjami Tya buku ini, hari dimana Pak Syam mengadakan acara buka puasa di rumahnya sebelum dia berangkat ke Australia. Itu sudah berselang tiga bulan saat saya, baru kemarin, tuntas membaca buku ini. Setelah membaca baris pertama di bab I saya yakin bahwa buku ini bukan fiksi semata. Bukan novel picisan sembarangan yang bisa dengan mudah dilupakan semenit setelah kita habis membacanya. Buku ini merupakan teriakan sang penulis pada kacauanya situasi sosial yang terjadi pada masanya, yang juga terjadi di masyarakat kita.

Les Miserables ditulis oleh penulis kenamaan, Victor Hugo, seorang penulis dan sastrawan asal Perancis yang karya-karyanya menjadi titik tolak terbesar bagi gerakan romantisme. Buku ini ditulis semasa pengasingannya di Pulau Guernsey. Awalnya novel ini diterbitkan sebanyak sepuluh jilid di Belgia dan Perancis dan meraih sukses yang luar biasa. Di Indonesia, cetakan pertamanya diterbitkan bulan Februari 2006 oleh Penerbit Bentang, yang juga menerbitkan tetralogi Laskar Pelangi.

Jean Valjean, sang tokoh utama, dihukum menjadi pekerja paksa di kapal selama 19 tahun karena HANYA mencuri sebongkah roti. Dia melarikan diri dan bertemu dengan Uskup Myriel yang telah memberinya pencerahan. Dia kemudian mengubah namanya menjadi Monsieur Madeleine dan menjadi walikota di sebuah kota kecil. Dia bertemu dengan Fantine, seorang gadis malang yang bekerja mati-matian untuk membiayai anaknya, Cosette, yang dititipkannya pada keluarga Thenardier yang (tak disangkanya)jahat. Inspektur Javert, yang mengetahui masa lalu Jean Valjean kemudian mengejarnya. Untuk menyelamatkan nyawa orang, Jean Valjean pun lalu menyerahkan diri dan dihukum seumur hidup. Namun untuk kedua kalinya, dia berhasil lolos dan mengadopsi Cosette. Selama belasan tahun dia mengasuh dan membesarkan Cosette di sebuah biara, mereka berdua pun bertemu Marius, pemuda yang lalu jatuh cinta pada Cosette. Lalu bagaimana kehidupan Jean Valjean selanjutnya? Akankah dia rela memberikan Cosette pada Marius?

Saat membaca buku ini, saya begitu terpana dengan kemalangan hidup yang terjadi pada hampir semua tokoh-tokohnya. Betul-betul yang membuat emosi kita bergejolak. Merasa sedih, marah,kasihan dan tersenyum bila ada sedikit kebahagiaan. Saya tersadar bahwa dalam dunia ini tidak hanya diisi oleh orang-orang yang bahagia dan menjalani kenyamanan hidup dalam rumah. Les Miserables benar-benar buku yang mampu menggambarkan emosi dan kekejaman hidup yang luar biasa, yang akhirnya, dengan rasa cinta yang begitu kuat, mampu mengobati segala-galanya.

Akhirnya, mengutip dari Hauteville House 1862, yang tercantum pada halaman awal buku ini:
Selama masih ada pengutukan sosial, dengan alasan hukum dan adat, yang saat berhadapan dengan peradaban secara artifisial menciptakan neraka di muka bumi dan merumitkan takdir ilahiah dengan ketidakabadian manusia; selama tiga masalah zaman kita tak terpecahkan-degradasi manusia karena kemiskinan,kehancuran perempuan karena kelaparan dan pengerdilan masa kanak-kanak karena kegelapan fisik dan spiritual; selama ketercekikan sosial masih mungkin terjadi di daerah-daerah tertentu; dengan kata lain, selama ketidakpedulian dan penderitaan tetap bercokol di muka bumi, buku-buku semacam ini masih selalu ada gunanya.

Have a nice reading!