Senin, 23 Agustus 2010

I LOVE GLEE



Glee is a television show performs high school life with music and all the problems and teen's finding their self esteem. Baru-baru ini saya sudah menamatkan hingga episode 21. And it was such amazing TV show.

Menonton Glee dari awal membuat kita benar-benar termotivasi dan bergembira. Ceritanya berputar sekitar Glee Club di McKinley High School di Ohio, US. Will Schuester mengambil alih pelatih Glee Club di SMA itu dan menamakannya New Directions. Satu persatu murid pun mendaftar masuk. Sayangnya, Glee Club sudah terlabel sebagai komunitas anak-anak freak sehingga memiliki sedikit sekali anggota. Hingga Mr. Schuester berhasil membujuk salah seorang anggota football, Finn, masuk dan satu persatu teman se tim football maupun pacarnya, Quinn Fabray, leader of cheerleader, ikut bergabung di Glee Club.

Glee Club pun akhirnya beranggotakan 13 orang ; Rachel, Finn, Kurt, Mercedes, Quinn, Puck, Artie, Brittany, Tina, Mike, Santana.

What makes Glee so special from other TV show?
Saya tidak banyak menonton TV show, yang saya tahu pun sedikit. Namun, Glee dibandingkan dengan High School Musical? Totally different. Its atmosphere, its story, its characters? Glee lebih kaya akan pelajaran hidup. Glee lebih berasa 'hidup' dan real. Glee lebih memperkaya kita dengan lagu-lagu yang begitu melankolis sometimes, namun juga bisa begitu agung dan membahagiakan.

Tak akan ada yang bisa menolak pesona Rachel saat membawakan "No Air" bersama Finn. Performa Puck saat menyanyikan "Sweet Caroline" membuat saya langsung jatuh cinta pada lagu itu. Saat mereka bersama-sama menyanyikan "Don't Stop Believing", "Keep Holding On" dan "Somebody to Love"? It was unforgetable. They learnt mash up, ballad, funk hingga Gaga! and I'm sure you will learn it too.

Hingga di episode 21, mereka akan melaju ke Regionals, melawan Vocal Adrenaline, saingan terberat mereka. Will they win? Well, I'm looking forward to watch the next episode!

Love,
Ri


Jumat, 20 Agustus 2010

The Girl With The Dragon Tattoo


This is a book that I really curious about. Waktu masih di Tucson dan jalan-jalan ke beberapa bookstore disana ada satu buku yang selalu bertengger menjadi BESTSELLER, berjudul : The Girl Who Kicked the Hornets's Nest. Saya pikir ini buku apa. Tapi kemudian, terlupakan.

Lalu, suatu hari Kathleen, guru SRL saya di CESL, membawakan Kindle Amazon yang dia punya. Dia menunjukkan kepada kita wujud Kindle Amazon yang ajaib itu kepada kita semua. Saat saya melihat judul e-book yang sementara dia baca : The Girl With The Dragon Tattoo, saya pun masih tak tahu buku apa itu. Saya benar-benar baru mendengarnya.

Ternyata, The Girl Who Kicked the Hornets's Nest adalah buku ketiga dari trilogi karya Stieg Larsson. Buku pertama yaitu The Girl With the Dragon Tattoo kemudian dilanjutkan The Girl Who Played With Fire.

Saya pun lalu membeli buku pertamanya. Sampai sekarang masih berusaha menyelesaikannya. Trust me, guys. It needs more patience and more time to read book in English version if it's not your daily speak.

So, wait for the review!

Love,
Ri

Kamis, 19 Agustus 2010

Tiga Catatan di Hari Kemerdekaan (III)

Makassar, 17 Agustus 2010

Alhamdulillah, ya Allah.
Rasa syukur dan terimakasih ku pada-Mu selalu
untuk semua keajaiban-keajaiban hidupku setiap hari,
terencana, terjadi dan terlaksana.

Love,
Ri

Tiga Catatan di Hari Kemerdekaan (II)

Makassar, 17 Agustus 2010


Dulu, saya benar-benar bahagia di Tucson. Hal paling rumit yang saya pikirkan adalah bagaimana menyelesaikan semua tugas-tugas yang diberikan Instructor di CESL. Sisanya, memikirkan bagaimana menyanyikan lagu Tari Saman saat Indonesian Day dan Closing Ceremony.

Itu saja.

Saya tidak perlu memikirkan tentang pekerjaan yang belum selesai di kantor; kemungkinan dipecat, bagaimana caranya mendapat cukup uang untuk ongkos ke Ubud Oktober nanti; jadi volunteer festival Internasional Writers and Readers 2010, oleh-oleh untuk dosen yang tidak cukup dan belum terbagi, janji nonton, penjualan iPhone yang berbelit-belit dan rumit yang benar-benar menghabiskan pulsa berkali-kali dan kesalahpahamanku dengan Bwave.

Saya juga berpikir betapa beruntungnya Kak Yusran dan Kak Dwi yang telah menikah dan sepertinya dalam waktu dekat ini akan tinggal di luar negeri, mengingat Kak Yusran lolos beasiswa Ford Foundation. Membayangkan hal-hal ajaib seperti itu juga akan terjadi padaku suatu hari nanti.

Rasanya saya mau kembali lagi ke Tucson.

Melarikan diri dari semua kejaran pikiran-pikiran itu.

Di Sahara Apartment, 3215 room. Bersama Hera yang seringkali kesal kunjungan tengah malam Habib, Azis dan Fahrin yang baik hati, yang selalu memberi beberapa roti selai dan susunya untuk sarapanku sebelum ke CESL, Yudi dan Habib yang luarbiasa perhatiannya padaku apalagi soal jadwal makan...Wiwid dan Yeyen yang selalu setia mendengar dan menceritakan rahasia-rahasia. Rapat demi rapat sebelum Indonesian Day bersama teman-teman IELSP lainnya.

Semuanya seperti mimpi. Mimpi yang meninggalkan jejak berupa foto-foto 15 GB di laptop, pakaian, sepatu, buku-buku dan DVDs.

Saya juga heran mengapa kepalaku ini tidak mau berhenti berpikir dan mengingat, bermimpi dan berkhayal. Tak mau diam.


Love,
Ri

Tiga Catatan di Hari Kemerdekaan (I)

Makassar, 17 Agustus 2010

Hari ini 65 tahun sudah Indonesia merdeka. Semua siaran TV menyiarkan prosesi upacara bendera di Jakarta. Ada juga yang menyiarkan prosesi upacara di bawah laut, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Tadi pagi, sekitar jam 10, Lulu masuk ke kamarku membuka lemari tepat saat saya baru bangun. Saat saya bertanya dia mau kemana, dia menjawab, dia baru saja pulang upacara di sekolahnya.

Sedangkan saya, selain memberi ucapan selamat ulang tahun pada Indonesia di facebook, twitter dan plurk, tak melakukan apa-apa lagi.

Oh ya. Saya baru menamatkan membaca The Magician's Elephant nya Kate DiCamillo.


Love,
Ri


Sabtu, 14 Agustus 2010

Peluk

at Bandara Soekarno Hatta- Jakarta
Monday, August 9, 2010.

Sejak turun dari Singapore Airlines dan mendaratkan kaki disini perasaanku mulai tidak keruan. Berlapis-lapis kegundahan, sedih, rindu, haru, bahagia bersusun di dalamnya. Saya bahkan tak tahu perasaan apa yang paling dominan di antara itu semua. Saya hanya terus melangkah keluar menuju bagian imigrasi bersama delapan belas temanku, saudara dan keluargaku.

Akhirnya kami sampai juga di Indonesia, tanah air kebanggaan kami.

Setelah mengambil bagasi, kami keluar menuju Hotel Transit. Mba Ama dan Mas Yudis, representatif dari IIEF, orang yang selama ini mengurusi kami dari pre-departure orientation, departure hingga pulang kembali, sudah menunggu di sana. Di Cockpit II, kami akan diberi Re-Entry, semacam pembekalan sebelum kami pulang kembali ke hometown masing-masing. Bekal agar kami tidak merasa terlalu shock akan pergantian suasana yang begitu berbeda. Padahal kami di Indonesia sudah hidup selama hampir dua puluh tahun.

Re-entry selesai dalam dua jam. Setelah foto bareng Mba Ama dan Mas Yudis, kami mengecek jadwal penerbangan kami selanjutnya ke hometown kami masing-masing. Saat itu sudah pukul 13.30. Penerbangan ke Makassar pukul 18.00. Mestinya saya harus sudah check in sekitar pukul 16.00-16.30.

Kami semua pun ke Terminal 1.


Dan pelukan demi pelukan pun terjadi.

Saya memeluk satu persatu temanku yang bersedih karena perpisahan. Saya memeluk teman-temanku karena dengan begitu saya juga merasa terobati dan merasa kuat. Saya memeluk mereka karena saya tidak akan melihat mereka entah dalam jangka waktu berapa lama. Saya memeluk mereka karena saya butuh pelukan itu.

It feels like there was a piece of my heart missing, loss. Sesuatu yang sangat penting dari diriku terlepas begitu saja. Sampai-sampai berpuluh pelukan pun tak bisa mengobatinya.

Sekarang, kenangan itu masih terang benderang di ingatanku, di kepalaku. Setiap menit muncul kemudian hilang. Hadir kemudian pergi. Rindu masih terasa di diriku, bersarang dan tumbuh subur.


For ALL our memories in Tucson, Guys...
don't forget us.



Love,
Ri

Rabu, 04 Agustus 2010

Mine Lyrics Taylor Swift





This is the first single of her upcoming 3rd album, "Speak Now".

LISTEN HERE

Taylor Swift “Mine” Lyrics


Oh oh ooo o
Oh oh ooo o

You were in college working part time waiting tables
Left to small time never looked back.
I was the flight risk with the fear of fallin
Wondered why we bothered with love if it never lasts
I say ‘Can you believe it?”
As we’re lying on a couch

(?) And I can see it
Yes yes I can see it now

Do you remember we were sitting there about the water
You put your arm around me for the first time
You made a rebel of a careless man’s careful daughter
You are the best thing that’s ever been mine

Flash forward and we’d been taking on the world together
And there is a drawer of my things and your place
You learned my secrets and you figured out why I’m (?)
You said we’d never made my parents’ mistakes.

But we’ve got bills to pay
We’ve got nothing figured out
When it was hard to take yes yes
This is was I thought about

Do you remember we were sitting there about the water
You put your arm around me for the first time
You made a rebel of a careless man’s careful daughter
You are the best thing that’s ever been mine

Do you remember all the city lights on the water
You saw me start to believe for the first time
You made a rebel of a careless man’s careful daughter
You are the best thing that’s ever been mine
Woah oh oo