Sabtu, 14 Agustus 2010

Peluk

at Bandara Soekarno Hatta- Jakarta
Monday, August 9, 2010.

Sejak turun dari Singapore Airlines dan mendaratkan kaki disini perasaanku mulai tidak keruan. Berlapis-lapis kegundahan, sedih, rindu, haru, bahagia bersusun di dalamnya. Saya bahkan tak tahu perasaan apa yang paling dominan di antara itu semua. Saya hanya terus melangkah keluar menuju bagian imigrasi bersama delapan belas temanku, saudara dan keluargaku.

Akhirnya kami sampai juga di Indonesia, tanah air kebanggaan kami.

Setelah mengambil bagasi, kami keluar menuju Hotel Transit. Mba Ama dan Mas Yudis, representatif dari IIEF, orang yang selama ini mengurusi kami dari pre-departure orientation, departure hingga pulang kembali, sudah menunggu di sana. Di Cockpit II, kami akan diberi Re-Entry, semacam pembekalan sebelum kami pulang kembali ke hometown masing-masing. Bekal agar kami tidak merasa terlalu shock akan pergantian suasana yang begitu berbeda. Padahal kami di Indonesia sudah hidup selama hampir dua puluh tahun.

Re-entry selesai dalam dua jam. Setelah foto bareng Mba Ama dan Mas Yudis, kami mengecek jadwal penerbangan kami selanjutnya ke hometown kami masing-masing. Saat itu sudah pukul 13.30. Penerbangan ke Makassar pukul 18.00. Mestinya saya harus sudah check in sekitar pukul 16.00-16.30.

Kami semua pun ke Terminal 1.


Dan pelukan demi pelukan pun terjadi.

Saya memeluk satu persatu temanku yang bersedih karena perpisahan. Saya memeluk teman-temanku karena dengan begitu saya juga merasa terobati dan merasa kuat. Saya memeluk mereka karena saya tidak akan melihat mereka entah dalam jangka waktu berapa lama. Saya memeluk mereka karena saya butuh pelukan itu.

It feels like there was a piece of my heart missing, loss. Sesuatu yang sangat penting dari diriku terlepas begitu saja. Sampai-sampai berpuluh pelukan pun tak bisa mengobatinya.

Sekarang, kenangan itu masih terang benderang di ingatanku, di kepalaku. Setiap menit muncul kemudian hilang. Hadir kemudian pergi. Rindu masih terasa di diriku, bersarang dan tumbuh subur.


For ALL our memories in Tucson, Guys...
don't forget us.



Love,
Ri

0 komentar:

Posting Komentar