Senin, 14 Juni 2010

How are You? Email to Tya.

Dear Tya,

I've been from Fry's, shopping needs for a weeks. Its weird you know look rice again. Even it's been just three days I left Indonesia, I missed our main food.

So...we've already seen University of Arizona and CESL. It was very hot and dry in here. Tadi pagi sekitar jam 11 setelah breakfast, kita ke Chase Bank. Bikin rekening dan ATM disitu. Hampirka ndabisa bikin karna diminta KTP ku dan sa lupa bawa dompet dan KTP ku ada di dompet. Untungnya ada fotokopian nya di map dokumen IELSP ku. Jadi, untunglah bisa diterima.

Oh iya, nama guard dari IIE New York, Chris Cassucio. He was really cute, Tya! Andaikan bisa foto sama-sama dia sebelum balik ki ke NYC. Trus guard dari CESL namanya Megan Goold. She was beautiful either. Two people inilah yang jemput kita di Bandara Tucson kemarin dan mengurus kita sampai hari ini disini.

Jadi, setelah dari Bank Chase, ke Islamic Centre Tucson ki sebentar buat sholat Dhuhur. Ada teman namanya Sheeren dari Iran , Amiika kalo nda salah namanya dari Saudi Arabia. Trus ada juga dari Libya tapi saya lupa namanya. We did nice conversation with them.

Dari Islamic Centre, kita kembali ke Chase Bank lagi untuk tunggu teman-teman yang belum selesai. Dari Chase Bank baru kita going back to CESL and did placement test there. We did grammar, listening and writing test. Salah strategi ka. Mestinya salah-salah saya jawab supaya nda tinggi level ku..maumi diapa, saya dapat level 3 untuk grammar dan level 4 untuk listening. Level nya 1-4.

Setelah dari CESL lah kita ke Fry's. Ya ampun Tya, imagine ko? I spent 89$ there! For food, of course. But I bought THE OUTSIDER DVD and kacamata sunreader seharga 15$.

Bekal dari IIEF 100$ sudah habis. Tinggal sedikit. Jadi, yah...saya cuma bisa bergantung sama uang yang di Chase Bank itu. Tapi adapi 5 hari kedepan...

That's my story, Tya. Just wait for another, tomorrow is gonna busy time.


Love,
Ri

Minggu, 13 Juni 2010

Catatan Perjalanan yang Hanya Bisa Ditulis di Handphone

I
Akhirnya saya sampai di Jakarta (lagi). Bertemu teman-teman Arizona Cohort 7 IELSP lagi. Rasanya beda sekali. Tadi pagi di Bandara Sultan Hasanuddin, Makasar, berpisah dengan Isti Tya Rahma Anita Ira Chank dan Noe. Beberapa jam kemudian saya sudah berada di salah satu kamar hotel di Jakarta Airport Hotel bersama Yeyen dan Hera. Di kamar sebelah ada teman-teman yang lain, di kamar yang lain.

Tomorrow is the big day. Tomorrow is our departure day go to Tucson, Arizona, United States of America. It feels like WOW to me.

Mami sedang berusaha untuk tidur di tempat tidur. Kamar ini nyaman dan cozy. Hera sedang santai juga di bed sambil memilih channel TV. Dia berhenti di saluran HBO yang memutar The Dark Knight.

Yeyen keluar cari makan siang bersama Agus mungkin.

Saya sendiri, memilih untuk ya...menulis ini.

Dan ternyata saya akhirnya tertarik menonton The Dark Knight.


Love,
Sunshine

II

Melelahkan tapi penuh kesan. Itu mungkin yang akan saya jawab kalau ditanya, "How was your flight?"
Dari Cengkareng sampai disini, Narita, saya merasa lelah. Tapi saya masih bisa bertahan, karena saya memang harus bertahan. Saya masih harus berjalan dan terbang melewati LAX, bandara internasional di Los Angeles lalu Tucson, di Arizona.

Ya Allah, beri kekuatan dan lindungan-Mu.

La haula wala quata illa billah.

Kelelahan dan semua rasa letih itu terasa tak begitu penting lagi saat tiba dan melihat dan berkeliling-keliling di bandaranya. It was awesome and it still unbelieveable for me. How could I be able in here, in Tokyo, Narita International Airport?

Me and Wiwid spent 50 dollars for souvenirs from here. I bought Anne Frank:The Diary of a Young Girl, Komik Detective Conan 89 edition dan a postcard. Wiwid bought some souvenirs, too.

And we spent 50$ for them. Can you imagine it?

We still habe umm,...maybe one hour until our flight to Los Angeles.

Ya Allah, mohon lindungan-Mu selalu...


Love,
Sunshine

Sabtu, 12 Juni 2010

Departure Day I

Akhirnya saya sampai di Narita International Airport bersama teman-teman rombongan Arizona Grantee IELSP Batch 7. Setelah melewati langkah demi langkah keberangkatan yang sangat melelahkan.

Dimulai dari Bandara Cengkareng di Jakarta; check in, pemeriksaan bebas fiskal, imigrasi, lalu ke pesawat Japan Airlines.

Perjalanan ke Jepang ditempuh dalam waktu tujuh jam. Dalam pesawat, saya merasa kurang nyaman. Selain AC nya dingin sekali, badanku terasa pegal sekali. Untungnya, saya bisa tidur beberapa jam dan bangun sudah disediakan makanan yang lumayan.

Oke, sampai di Bandara nya kita lewati bagian imigrasi. Kemudian naik Connecting Bus menuju Terminal 2.

Dan, here I am, mencoba menulis dengan Hepi yang tinggal 38% remaining battery power nya. Sayang sekali, charger nya saya taruh di koper.

Sekarang waktu Tokyo menunjukkan pukul 09.10 am tanggal 13 Juni 2010. Kami harus check in jam 14.00 karena pesawat kami akan take off sekitar pukul lima sore. Artinya kami punya waktu menunggu yang lumayan panjang.

Bandara ini sungguh besar. Dimana-mana terdengar bahasa Jepang yang entah artinya apa. Saya cuma tahu arigatou gozaimasu!.

Bandara ini seperti benteng yang besar yang tersembunyi. Tokyo sampai tidak terlihat.


Love,
Sunshine

Minggu, 06 Juni 2010

flowers from Chank

Alhamdulillah!
Guys, akhirnya hari ini saya dibolehkan pulang! Syukur..syukur.

Tadi dr. Hans meng-USG saya lagi. Setelah diperiksa, ternyata cairan dalam paru-paru saya sisa sedikit dan akan kering dengan minum obat dengan teratur. And it means, saya bisa berobat jalan. Pas saya tanya apa saya boleh pulang, dr. Hans bilang, "boleh...boleh!"

Kalau bisa melompat disitu, pasti saya loncat-loncat saking bahagianya.

Pas kembali ke kamar ternyata Ochank datang. Dia membawakan saya seikat bunga Chrysant orens dan ester kuning. Indah sekali. Saya baru kali itu dibawakan bunga.

Sabtu, 05 Juni 2010

RAME

Senangnya!
Tadi anak-anak rame-rame datang ke sini jengukka.

Opi. Kudra. Ilham. Tinus. Rahma. Cimbei. Ridho. Ewi. Muthe.

Sampe sore.

Tapi. Pas bangun hari ini, demam ka lagi. Jadi, sepanjang hari tadi lemas ka lagi.

dr. Hans bilang infusku sudah bisa dicabut kalo obat suntik terakhir sudah dipakai. Trus, Senin, dr. Hans mau periksa lagi untuk terakhir. Kalo memang baekan mka, bisa ma pulang.

Ya Allah, beri kekuatan-Mu padaku...

Kamis, 03 Juni 2010

soundtrack of my hospitalized day 3




Saya tak akan menyangka akan sebosan apa jadinya saya jika teknologi internet wifi ini tidak available di Rumah Sakit ini. Di kamar saya. It's day 3 for today. Mau ma pulang rasanya. Cabut selang infus lalu lari pulang ke rumah.

Well, this is the soundtack of this day. Lagu lama sih. Cuma tetap asik didengar sekarang. Sudah cukup lama juga cari lagu dan liriknya baru dapat sekarang.


Andien

Gemintang
Awali indahnya cerita
Melantunkan rasa
Nyanyikan
Denting nada dan senyuman
Menghadirkan cinta

Resahku menepi indahku bersemi
Mengingat utuh bayangmu

Hatiku mengucap kata merindukanmu
Laksana nyata manis nuansa
Dan jika gemintang tiada lagi melagu
Kisahku yang mencinta dirimu
Kan slalu abadi

Rembulan
Temani indah malam ini
Menyatukan asa
Lukiskan
Dekap hangat yang kau beri
Mengartikan kita

Gemintang nyanyikan
Rembulan lukiskan



SIMPLY

Dewi Lestari


I stand here with a thousand words and tons of hopes
But blankness is the place they ended up the most
I'm lost in the frequency of the oddities
It feels so hard to breathe
I'm like a hapless piece of symphony that no one really cares to hear

You simply inspire me
Collide into me
But no one's there
So why don't you hold me
Why don't you move me
So I know you care
I wonder how far to go
To simply have you and simply keep you

And now, when everything has been said and done
In silence I can only wish I am the one
I'm floating like a bubble that will pop and be gone
Just trying to make you see
The simplicity of lock and key
And how you're never ever there to free me

Rabu, 02 Juni 2010

wish

God, please. For all my life, I wish for YOU. My only ONE saviour. My only ONE guidence.
saya cuma mau sembuh dan sehat kembali supaya saya bisa berangkat ke US, meraih mimpi seumur hidup saya.

Kau pasti sudah bosan mendengar janji-janji manisku pada-Mu.
Jadi saya tidak akan menjanjikan pada-Mu lagi apa-apa.

Saya hanya ingin meMINTA kepada-Mu. Yang punya KEKUATAN dan KEAJAIBAN tak terbatas,
meminjamkan kekuatan-Mu pada saya, sedikit saja untuk dua bulan kedepan.
untuk meminjamkan keajaiban-Mu, sedikit saja untuk kesembuhan saya.

Karena saya benar-benar tidak mengerti, ya Rabb.

saya hanya ingin sembuh,...
that's all I want to say to You. I hope You listen.

Hospitalized, Day 2 Noon

Hidup ternyata tidak semudah apa yang bisa kita bayangkan, Guys.

Hari ini setelah dr.Hans masuk memeriksa kondisi kesehatan saya, dia mengatakan saya harus beristirahat total selama enam bulan. Padahal keberangkatan saya persis di depan mata, seminggu lagi.

Dan jika Kedutaan Amerika tahu kondisi saya seperti ini, saya tidak akan dibiarkan masuk juga ke US.

Saya sudah menangis hingga mukaku merah padam hingga ke ubun-ubun. Bertanya pada diri saya sendiri, kenapa sekarang, kenapa saya. Tak tahukah mereka apa yang disebut mimpi seumur-umur?

Waktu kecil, my Mom always said that I always WANT the world in my hand, but the power I have is not enough even just for hold a half one.

Saya punya banyak keinginan tapi untuk kekuatan tubuh, saya benar-benar kalah.

Tapi apa maksud Allah meloloskan saya beasiswa ini kalau akhirnya tidak membiarkan saya pergi? Apa rencana dan rahasia-Nya pada hidup saya?

Lalu mengapa saya merasa hanya saya yang benar-benar tahu dan mengerti apa yang saya rasakan sekarang?

Apa yang akan terjadi pada saya jika Allah benar-benar tidak memberi saya ijin dan kesempatan untuk pergi tanggal 11 esok?

Jika dr. Hans berkata, "Maaf,Nona. Tidak bisa...harus istirahat, kalau perlu cuti akademik enam bulan...."

Rasanya buang saja saya ke Samudera Antartika, agar saya benar-benar tidak usah lagi kembali dan menghadapi berjuta orang yang sudah tahu rencana keberangkatan saya bertanya-tanya seperti hantu, "Kenapa tidak jadi berangkat?" Astagfirullah, ganti saja identitas saya sekalian.


Love,
Ri


P.S.
Mengapa Tuhan selalu merancang sesuatu dan benar-benar tidak bisa menjelaskan pada kita alasan nya secara langsung? Mengapa Dia suka sekali berteka-teki pada hidup kita?

Hospitalized, Day 1

Guys,
ini belum cukup sehari saya di rawat inap di RS.Grestelina, tapi sudah cukup banyak yang mau saya tulis dari kemarin pagi hingga pagi ini.

Kemarin, 2 Juni kira-kira pukul sepuluh pagi, Mami Papi akhirnya memutuskan untuk membawa saya periksa ke dokter untuk kedua kalinya. Setelah berdebat cukup lama dan panjang dengan teriakan dan makian, akhirnya kami memutuskan ke RS. Grestelina. Kebetulan saat itu kami sedang berada di Jalan Boulevard.

Sampai disana, bagian CS nya merujuk kami agar segera ke UGD agar bisa ditangani oleh Dokter Umum nya. Kami pun akhirnya ke sana.

Dan saya pun ditangani dengan cepat. Seriously, guys. Saya pikir beginilah seharusnya seorang pasien ditangani. Gawat tidaknya atau parah tidaknya penyakitnya. Dan sepanjang apa yang saya amati, pasien-pasien berikutnya yang datang ditangani dengan baik oleh perawat dan dokter umum tadi.

Oke, pertama, tekanan darah dan suhu badan saya diukur. Kemudian infus dipasang. Lalu sample darah saya diambil. Kemudian ada suntik lain dialirkan ke infus. Tes antibiotik yang rasanya perih sekali. Lalu, tes jantung yang membuat saya merasa ditelanjangi. Lalu dr.Hans datang. Memeriksa saya. Me-stetoskop saya, kemudian mengetuk-ngetuk punggung saya. Dan kemudian menyuruh foto rontgen paru paru saya. Karena menurut dia, ada cairan di paru-paru kanan saya. Dan saya hanya tidak menyangka, cairan itupun akan dikeluarkan lima belas menit setelah saya selesai di rontgen.

And do you know how it feels, guys? I feel really hurt.

Tapi bagian menyenangkannya adalah Mami Papi mengambilkan saya kamar VIP! Alhamdulillah, jadi rasanya seperti kamar hotel saja. Bukan seperti kamar rumah sakit...hihihihi. Ndatau itu kalau saya keluar Mami Papi bayar berapa.

Oke. It's 5:22. And it's time to pray. Warni, yang mustinya temani ka, masih tidur sudah sahur tadi. It's Thursday now. And she's fasting.


God. Please. Saya mau sembuh. Beri ijin-Mu ya, Allah. Saya berjanji akan lebih mendengar semua yang Mami Papi bilang ke saya.
Amin.


Love,
Ri

P.S.
I just realized something. Why people think you are really sick when you get hospitalized? Family, friends come see you only when you get sick in hospital? Why they don't bother to even look at you when you get hurt at home in a week?