Kamis, 08 Oktober 2009

How Deep Is Your Love?

How Deep Is Your Love?

Sebenarnya ini sudah kelewat malam membicarakan tentang cinta- cintaan. Tapi karena Tya menuntut tentang tulisan yang sudah kuceritakannya tadi dalam perjalanan menuju Antara, harus jadi, disinilah aku sekarang. Di depan monitor, menuliskan apa yang sudah kujelaskan tadi padanya.

BAGAIMANA kau tahu seseorang cinta kepadamu? Bagaimana kau bisa yakin bahwa dia benar-benar sayang kepadamu? Bagaimana kau sadar bahwa laki-laki inilah yang tulus dan benar-benar cinta kepadamu dengan segala kekurangan dan kelemahanmu? Bahwa bagaimanapun dan kapanpun nanti dia tak akan meninggalkanmu? Dengan mengatakan, "aku mencintaimu" kah? "Aku sayang padamu"? "Aku jatuh cinta padamu"? "Hanya kau yang ada disini" (sambil menunjuk dadanya)? Begitukah?

Karena, saat kita telah jatuh cinta, tak ada yang kita percaya selain orang yang kita cintai. Semua kata-kata yang dikatakannya, bagi kita adalah benar dan pasti. Kita tak tahu dia berbohong ataukah dia jujur. Semua kata-kata itu, yang telah biasa kita dengar dan kita nilai sebagai rayuan gombal semata, tiba-tiba menjadi kalimat yang paling indaahh yang pernah kita dengar. Dan alhasil, kita tak bisa tidur saking seringnya memikirkan "makna" kalimat itu. Padahal bisa saja, mereka mengatakannya tanpa niat dan tujuan apa-apa. Mereka hanya mengatakannya padamu, ingin membuatmu bahagia dan terkesan dan membuat mereka semakin dicintai.

Begitulah...

Namun, bukan berarti semua bisa digeneralisasikan begitu adanya. Bukannya aku tidak memercayai kalimat bualan itu. Bukan, sama sekali tidak demikian. Aku hanya merasa lebih terkesan dan terharu pada orang-orang yang menyatakan rasa cinta mereka dengan cara mereka sendiri. Cara yang gila, kalimat pendek namun sakti. Kata-kata yang akan diingat sampai kapanpun, hingga seratus tahun yang akan datang setelah mereka menikah. Cara yang bisa dibilang tanpa kata-kata cinta, tanpa kata-kata sayang dan tanpa kata-kata rayuan itu. Pernahkah kau mendapatkannya?

Bagi Clare, saat Henry mengatakan di depan keluarganya, "Aku akan menikahinya, apapun yang terjadi..." (I'll marry her, no matter what). Saat itulah, Clare yakin "DIALAH laki-laki yang akan kunikahi. DIALAH nanti yang menjadi ayah anak-anakku"

Atau saat Jean, seorang bellboy hotel, rela-rela saja menghabiskan seluruh tabungannya yang tidak seberapa itu demi menyenangkan hati Irene, wanita cantik materialistis yang suka hidup mewah. Bahkan saat uangnya tinggal satu koin, dia menukarnya dengan sepuluh detik. Sepuluh detik waktu tambahan untuk melihat wajah Irene, gadis yang setengah mati dicintainya, saat Irene sudah mau meninggalkannya karena Jean sudah kehabisan uang. (Priceless)

Atau saat Manny berjalan sejauh sepuluh kilometer menuju rumah Nanny. Hanya untuk melihat wajah gadis yang dicintainya itu selama lima menit. Karena setiap malam, Nanny akan keluar membuang sampah di depan rumah selama lima menit. Manny yang jatuh cinta itu, tak pernah keberatan menjalani sepuluh kilo itu berjalan kaki. Dia bahkan sudah merasa bahagia, saat dia telah melihat Nanny seharian itu, walaupun cuma lima menit......

Jadi, bagaimana kau bisa yakin dia benar-benar mencintaimu?

-sunshine-

1 komentar:

  1. Ucapan Cinta hanyalah sekedar bunga, tapi Inti dari Cinta sampai kapanpun takkan terucapkan

    BalasHapus