Selasa, 21 Desember 2010

Cerita ESQ

Dear God,

Maaf. Maaf. Mungkin memang saya yang berhati batu atau jiwa dan mata hati saya sudah tertutup, tapi tadi saya memang tidak bisa menangis disaat mahasiswi lain sibuk menghapus airmata dan ingus mereka.

Trainer ESQ itu, saya memperhatikan bayangannya saat lampu dimatikan dan fokus kami para peserta, hanya terpaku di 3 layar super besar yang di pasang di depan. Gambarnya terganti-ganti sesuai materi. Sound systemnya amit-amit, suaranya menggelegar seperti guntur. Trainer itu mengganti dan mempermainkan tune suaranya, kadang halus seperti benang, kadang juga menggelegar seperti godam. Saya tidak suka, walaupun dia berkali-kali menyuruh kita istigfar dan bertanya hal yang sama berulang-ulang.

Saya menangkap hampir semua inti materi yang diajarkan; model ESQ, tentang penggabungan kecerdasan intelijensi, emosional dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari, 6 prinsip ESQ, kisah di balik 165 dan games-gamesnya! Saya suka semua materi dan gamesnya!

Saya hanya tidak suka metodenya.

Sekarang tahulah saya, kenapa training ESQ itu investasinya mahal. Kenapa untuk mengajarkan pada masyarakat materi sebagus dan seindah itu harus dengan biaya mahal. (walaupun dalam kasus saya, anuGRATIS).

Karena mereka memakai metode seperti itu. karena jika tidak memakai metode seperti itu, mungkin efek dan pengaruhnya tidak akan sampai kepada peserta.

Tapi sebenarnya apa tolok ukur training ESQ ini berhasil?

Jika memang alat ukurnya adalah jiwa kita tersentuh kemudian serta merta kita menangis-nangis dengan lolongan dan jeritan-jeritan spiritual, maka saya bukanlah masuk dalam kategori berhasil. Yang saya tahu selama dua hari training, saya hanya ketiduran saat lampu dimatikan dan akting sok-sok menangis di depan teman-teman peserta lain. Haha! You must be angry to me, don't You, God?

Tiap orang memiliki komunikasi spiritual yang berbeda-beda dengan-Mu. Dan saya yakin pada-Mu, saya tidak perlu membuktikannya di depan semua orang di tempat itu kan? Atau perlu? Saya yakin pada-Mu. Saya tahu Engkau ada dan selalu sayang pada hamba-Mu. Kau, dengan segala kekuasaan dan keajaiban-keajaiban-Mu, selalu membuatku merasa... berkecukupan. Dan saya merasa tidak perlu dengan ikut ESQ dengan metodenya yang berlebihan itu membuat saya membuktikan sesuatu tentang-Mu, tentang hubungan kita berdua.

Love,

Sunshine

3 komentar: