Senin, 18 Juli 2011

Midnight Note

1
Saya hanya berharap diantara jam-jam sibukmu di New York kau akan melihat jam tanganmu lama, berpikir kira-kira sedang jam berapakah di Indonesia kini, kemudian kau akan mengangkat teleponmu dan menungguku mengangkatnya di ujung telepon yang lain. Kau menunggu hanya untuk mendengar suaraku berkata, “Halo, Joel?”

2
Kau tidak tahu betapa mudahnya menggambar kau dalam pikiranku, terutama saat kamar gelap dan saya terbaring menghadap langit-langit kamar. Gelap memang, hanya ada setitik dua lintas cahaya lampu teras yang menerangi. Tapi justru saat gelaplah kamu muncul begitu terang dalam pikiranku. Justru dalam sunyi malam lah, percakapan kita yang dulu semakin jelas terngiang. Kemudian semuanya tiba-tiba hilang begitu saja saat istriku memelukku dalam tidurnya.

3
You have no idea what happened in my brain when you came wearing that gloomy face. I kept thinking what the hell happened with you or what kind of jerk who made you like that. I love your smile, Rose. Your smiling is the best trinket that you’ve ever had. When I first met you in this Suntrain, I saw you smiling widely by reading your phones. Then I’ve fallen in love with you, instantly. Every evening since that day, I always waited for you here, in this seat, this Suntrain, same time, everyday. It’s been a week now I didn’t see you wear your best trinket. Today you were not here in this Suntrain. Tomorrow, I read newspaper and see you there, in a big headline “19 Years Old Girl: Victim by Abduction and Rape”. I sobbed. Well, at least they put your best picture there, Rose.

4
Kau pernah bilang tidak suka dengan motor Ninja hijau ku. Kau bilang aku sering mengerem tiba-tiba dan membuatmu terdorong ke punggungku. Kau bilang aku licik. Kau marah dan kau bahkan memintaku mengganti motorku dengan merek Honda saja. Lalu aku pun datang padamu dengan Honda. Kau senang. Kau bilang ini lebih baik, lebih nyaman dan pasti lebih irit bensin, kan? Aku tergelak. Baru kali ini ada perempuan yang lebih suka Honda dibanding Ninja. Kau bilang, merek dan gaya tidak penting. Yang penting kau merasa nyaman dan baik. Bagimu itu cukup. Bagiku kau cukup.

5
Jika dilahirkan kembali, kau bilang kau ingin menjadi bulan dan kau mau aku jadi bintang. Aku bilang, kau jadi langit saja dan aku matahari. Kau bilang matahari itu sebenarnya juga bintang dan kenapa kau harus jadi langit? Aku bilang aku mau saja, aku tak tahu kenapa. Tapi kau mengiyakan juga akhirnya.

0 komentar:

Posting Komentar