Senin, 20 Juni 2011

What We Always Do

Kita jarang bertemu. Jarang sekali bahkan. Hanya kalau kebetulan ada event tentang sastra atau seni, baru kita bertemu. Atau jika tak ada event selama sebulan atau dua bulan, entah saya atau kau, mengajak jalan bersama, bertemu, sekedar saling melihat karena sudah lama tidak saling melihat diri masing-masing, menanyakan kabar, bertanya sedang sibuk apa dan sebagainya. 

Awalnya, untuk memulai kebiasaan itu, saya merasa sangat canggung. Kau ingat tidak film pertama apa yang kita tonton? Alice in Wonderland. Kau ingat buku pertama apa yang kau beli buatku? Alice in Wonderland. Iya, film dan buku dengan judul yang sama. Sampai sekarang, entah sudah berapa film yang kita tonton dan buku-buku yang kau berikan untukku, sudah tak mampu saya ingat jumlahnya.

What do we have in common?
We both love books. We both love writing. And you are so good in writing poems. The only book I have read of yours is, "PRK" and we've discussed it in our first, remember? Since that, I'm your fan and I'm sure I'm not the only one.

I adore you, sometimes. I fall for you, often.

Entah mengapa, semua hal itu dihadapkan ke wajahku lekat-lekat seperti ini, sore kemarin. Saya lalu memutar ulang, me-reka kembali adegan-adegan, melihat lagi buku-buku di meja yang tersusun rapi, melihat isi folder TULISAN di laptop dan kemudian menulis ini. Sepulang dari pertemuan terakhir kita kemarin, saya lalu menyadari, inilah kita dengan kebiasaan kita yang banyak mengundang tanya di lingkungan sekitar. "Siapamu? Apamu? Kenapa selalu jalan berdua?"

No offense, tapi kita hanya menjelaskannya pada orang yang perlu kita beri penjelasan, kan? Selama mereka mampu mengerti dan menerimanya, saya pikir itu akan baik-baik saja, bukan?

Kak, it's been almost two years we've making friend like this. I hope it will last maybe after we have grandchilds? Once more, I really like your poems. :)

Di suatu sore.


Love,
Sunshine

0 komentar:

Posting Komentar