Kamis, 23 Juni 2011

Bumi Manusia. Roman Karya Pramoedya Ananta Toer

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer


"Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan" 
-Pramoedya Ananta Toer-

Setelah hampir setahun membiarkannya berbaris di meja kamar, membawanya KKN di desa, akhirnya malam ini selesai juga saya membaca buku ini sampai tamat.

Buku ini merupakan buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis Pramoedya Ananta Toer saat mendekam di kamp kerjapaksa, di Pulau Buru: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca.

Roman Bumi Manusia ini bercerita tentang tokoh bernama Minke yang hidup di tengah-tengah Pribumi dan Eropa pada awal abad ke-20. Dia hidup, belajar dan bermasyarakat diantara dua kebudayaan yang berbeda. Hidupnya kemudian berubah saat dia bertemu dengan Annelies dan Ibunya, Nyai Darsam, janda seorang Belanda bernama Herman Mellema. Dari sinilah dia menyadari peliknya hubungan antara Eropa dan Priyayi seperti dirinya. Dimana saat itu pribumi tak memiliki kekuatan apapun untuk melawan Eropa yang biadab.

Saya begitu suka cara Pram bertutur dalam tulisannya, hingga saya mencatat banyak kutipan. Karakter, plot, dan juga seringnya beliau memberikan kejutan kejadian di tiap-tiap bab. Membawa-bawa dan mengaduk emosi. Kita lebih memahami kondisi tanah air dan menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri kita.

Roman ini pun telah banyak meraih penghargaan di kancah sastra Internasional dan Pramoedya Ananta Toer, sampai akhir hidupnya, menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masuk dalam kandidat penerima Nobel Sastra. So, read it then you know it!



Have a nice reading,
Sunshine

KUTIPAN FAVORIT:


"Prasangkaku, sekali waktu ia bercerita, bahwa parang dan tombak dan ranjau Aceh, takkan mampu menghadapi senapan dan meriam, juga keliru. Orang Aceh punya cara berperang khusus. Dengan alamnya, dengan kemampuannya, dengan kepercayaannya, telah banyak Kompeni dihancurkan. Aku heran melihat kenyataan ini, tambahnya lagi. Mereka membela apa yang mereka anggap jadi haknya tanpa mengindahkan maut. Semua orang, sampai pun kanak-kanak! Mereka kalah, tapi tetap melawan. Melawan, Minke, dengan segala kemampuan dan ketidakmampuan."


"Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil dan berhasillah kau..."


"Jangan takut pada pelajaran apapun karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua..."


"Cinta itu indah, Minke, terlalu indah, yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini..."

0 komentar:

Posting Komentar