Rabu, 16 Februari 2011
Posted by Riana DR
with No comments
Suatu hari, Clare akan tertawa keras di atas lautan. Tertawa hingga lelah, hingga tawanya menjadi hampa dan kosong, sekosong hatinya.
Dia mengikat rambutnya, mengikatnya ke atas hingga berabad lamanya. Menunggu Henry, di atas lautan.
Saat malam tiba, Clare akan bernyanyi sendu menatap langit yang hitam pekat, sepekat lautan di hadapannya, terbentang.
Clare merindukan Henry sepanjang malam itu, hingga pagi datang, berganti malam, hingga esok harinya, begitu seterusnya.
Namun Henry belum juga kembali.
Sungguh, lautan bagaikan waktu.
Luas, membentang, tak terjangkau oleh Clare.
Begitu angin membawa layar kapal Henry ke utara, dia akan terus maju ke utara, tanpa bisa berbalik ke selatan.
Story of Clare-Henry
*hasil bongkar catatan-catatan lama*
Posted in Writings
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar