Hafalan Shalat Delisa |
Awalnya saya sering menganggap remeh novel-novel bernafaskan Islam yang beredar di hampir di setiap sudut toko buku sekarang. Ceritanya tidak berbobot dan hanya meneruskan latah kesuksesan Ayat-Ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy.
Tapi kemudian, saya mulai membaca novel sejenis dari penulis yang berbeda-beda kemudian berubah pikiran.
Salah satunya adalah Hafalan Shalat Delisa yang ditulis oleh Tere-Liye tahun 2005 ini. Ceritanya benar-benar menggugah kalbu walaupun ditulis dengan kalimat yang sangat sederhana dan tidak melulu berisi ayat-ayat Al-Qur'an. Hanya saja, di novel setebal 248 halaman ini, saya berkali-kali membaca nama Allah yang membuat hati saya, entah mengapa, bergetar hingga meneteskan airmata.
Namanya Alisa Delisa, seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang lincah dan manis. Dia anak bungsu dan memiliki tiga kakak perempuan. Mereka tinggal di Lok Nga bersama Ummi nya. Abi nya sendiri adalah seorang pelaut yang pulang sekali setiap tiga bulan.
Fokus cerita dalam novel ini adalah tentang Delisa yang berusaha keras untuk bisa menghafal bacaan shalatnya. Kemudian dilatarbelakangi oleh bencana tsunami di Aceh pada 2004 lalu.
Setiap buku memiliki pesan moralnya sendiri-sendiri dan hal itulah yang membedakan buku yang baik dan tidak. Novel yang sudah difilmkan ini mengajarkan kita tentang makna hidup dan kematian, ikhlas dan tulus dalam melakukan apapun, arti penting keluarga dan kebersamaan dan juga tentu bagaimana kita mencintai sesuatu/ seseorang karena Allah.
Novel ini juga membuat saya semakin yakin bahwa setiap kejadian adalah kehendak-Nya dan hanya Dia lah yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini.
Ya Allah, sungguh, kami tidak pernah memiliki! Kami tidak pernah mempunyai! Engkau-lah yang Maha Memiliki. Engkau-lah yang Maha Mempunyai. Ya Allah, bahkan diri kami sendiri bukan milik kami!
Sunshine
0 komentar:
Posting Komentar