Sabtu, 24 Januari 2009

Slumdog Millionaire (2008)


Slumdog Millionaire

Genre : Crime, Drama, Romance
Pemain : Dev Patel, Anil Kapoor, Freida Pinto, Azharuddin Mohammed Ismail,
Ayush Mahesh Khedekar
Sutradara : Danny Boyle
Writers : Simon Beaufoy (screenplay), Vikas Swarup (novel)
Durasi : 120 menit
Produksi : Celador Films

Rasanya tidak berlebihan jika saya mengatakan Slumdog Millionaire merupakan film terbaik yang saya tonton sepanjang awal tahun ini. Film yang diangkat dari novel "Q&A" karya Vikas Swarup ini dirilis pada bulan Desember 2008 dan disutradarai oleh Danny Boyle, sutradara asal Inggris yang juga menyutradarai Sunshine (2007), Millions (2004), 28 Days Later (2002) dan Trainspotting (1996).

Film ini bercerita tentang dua bocah laki-laki bernama Jamal Malik dan kakaknya, Salim. Mereka tinggal di sebuah perkampungan yang sangat miskin dan kotor (slum) di Mumbai. Jamal lalu menjadi kontestan "Who Wants To Be a Millionaire?" versi India dan lalu ditangkap oleh polisi atas tuduhan bermain curang saat bermain. Saat proses interogasi inilah, kejadian-kejadian dalam hidupnya muncul satu persatu dan menjelaskan dari mana dia bisa menjawab seluruh pertanyaan hingga menang.

Sepanjang menonton film ini, kita akan dibawa ke India yang sangat berbeda. India yang ramai, padat, penuh dengan kemiskinan, kemelaratan, kotor dan pemukiman yang tidak tertata dengan baik pada masyarakat kelas bawah yang jelas tergambarkan di awal-awal film. Sangat jauh berbeda dengan film-film India yang sering digambarkan dalam film komersil lainnya, dimana rumah huni bak kastil, wanita-wanita bergaun megah, gaya hidup modern yang serba mewah, ataupun pengambilan lokasi syuting di luar negeri. Namun walaupun begitu, Danny Boyle dengan daya magisnya, mampu mengambil angle-angle yang tepat, membuat India yang apa adanya itupun, mampu dibuat indah.
Ditambah dengan penggarapan dan penulisan skenario yang kuat, scoring yang menggetarkan dan cocok di setiap scene, serta casting yang cocok membuat film ini layak menjadi film terbaik di tahun 2008.
Selain mendapat penghargaan Film Terbaik, Slumdog Millionaire juga berhasil menyabet juara dalam kategori Best Director (Penyutradaraan Terbaik), Best Screenplay melalui Simon Beaufoy serta Best Original Score lewat AR Rahman, komponis yang akhirnya tercatat sebagai orang India pertama yang meraih penghargaan tersebut di Golden Globe.

Have a nice watching!
-sunshine-

Minggu, 11 Januari 2009

Ashita no Kioku-Memories of Tomorrow



Memories of Tomorrow atau Ashita no Kioku merupakan film besutan karya Yukihiko Tsutsumi tahun 2006. Film yang diangkat dari novel karya Hiroshi Origawa tahun 2004 ini, diperankan oleh tak lain tak bukan aktor Ken Watanabe ( Memoirs of Geisha dan The Last Samurai). Ken Watanabe diganjar Award of Japanese Academy, menang sebagai Best Actor untuk film ini. Tidak salah, karena aktingnya sebagai penderita Alzheimer benar-benar patut diperhitungkan.

Film ini diawali dengan setting tahun 2010. Masayuki Saeki (Ken Watanabe) duduk di kursi tanpa daya apapun, diperlihatkan foto-foto dengan keterangan nama dibawahnya oleh istrinya, Mieko (Higuchi Kanako). Film llau kembali ke tahun 2004 di Jepang, dimana digambarkan Saeki yang masih sehat, memimpin perusahaan advertising yang sukses, memiliki anak buah yang segan padanya, tiba-tiba kehidupannya yang mapan tiba-tiba berubah total setelah dokter menyatakan bahwa dia terkena Alzheimer's disease dari gejala yang ditunjukkannya.

Film yang berdurasi 122 menit ini menunjukkan pada kita pengorbanan dan perjuangan sang istri dalam menghadapi suaminya, yang tidak bisa menerima penyakit ini. Kadang-kadang Saeki berteriak-teriak kepada Mieko karena dia tidak tahan menjadi orang yang tidak berdaya apapun. Namun, Mieko tetap menyemangati Saeki, menemani suaminya hingga akhir.

Arigato ne Emma Chan for let me take your DVD home...
Love,
-sunshine-

Rispondimi

Rispondimi
Susanna Tamaro

"Orang yang mencintai sering menanggung resiko lebih besar dan sering harus membayar harga yag lebih tinggi. Alih-alih membuka hati, cinta lebih sering menutupnya. Mengapa? Mungkin kita khawatir seperti layaknya makanan, air atau uang; cinta itu bisa dirampas dan direguk habis. tetapi tahukah kau? cinta bagai udara tak berbatas"

Susanna Tamaro hadir dalam novel penuh makna hidup dan cinta. Rispondimi- Jawablah Aku. Diterbitkan di Indonesia pertama kali oleh Gramedia tahun 2004. Novel ini berisi tiga cerita yang berbeda namun memiliki inti dan topik yang sama; cinta, konflik hidup, keyakinan akan Tuhan dan penyesalan.

Rispondimi-Jawablah Aku, merupakan kisah awal dalam novel ini. Bercerita tentang seorang anak yatim piatu bernama Rosa. Ibunya seorang pelacur yang lalu menitipkannya di sebuah sekolah gereja yang punya asrama. Stelah Ibunya meninggal, dia lalu diasuh oleh paman dan bibinya yang tidak mencintainya, mengasuhnya hanya karena kasihan saja. Rosa menemukan dirinya hidup sendiri dalam dunia ini dan yakin bhawa tidak ada yang menginginkan dirinya. Dia membenci semua hal, bahkan Tuhan. Bahkan saat hidupnya berubah pada satu cahaya, harapannya akan hidup pun masih terlalu tinggi.

Neraka Itu Tidak Ada, bercerita tentang kisah hidup seorang wanita dan keluarganya. Saat dia menyadari bahwa dia menikahi laki-laki yang salah, hidupnya serasa bagai di neraka. Dia memiliki anak perempuan dan anak laki-laki yang tidak normal, Laura dan Michele. Awalnya dia bisa bertahan dengan alasan keberadaan anaknya. Namun, pada suatu malam, terjadi insiden yang membuat dirinya sangat benci pada suaminya. Ada suatu bait yang menggambarkan rasa bencinya itu.
"Kebencian adalah satu-satunya perasaan yang tak pernah menguap bersama lewatnya waktu. Sebaliknya, kebencian terus menguat bagai angin ribut. Kebencian adalah kekuatan yang besar dan hidup..."

Hutan yang Terbakar menjadi kisah favorit saya. Penuh dengan kiasan-kiasan akan hutan. Bercerita tentang cinta dan penyesalan yang dalam. Tersisip pesan 'pride and prejudice'. Anna baru saja melahirkan putrinya, Giulia. Dia mengalami trauma pasca-melahirkan sehingga mau tak mau, suami yang sangat mencintainya, Saverio, merawat Guilia dan istrinya yang sangat rentan dan rapuh itu. Namun, saat istrinya lalu berusaha berubah dan berusaha mencintai kehidupannya, Saverio tidak bisa menerima perubahannya itu.

Overall, novel 224 halaman ini mengundang rasa simpati pada pembaca. Kisah hidup yang diciptakan maupun karakter demi karakter yang terjalin dengan baik, membuat kita terus ingin menuntaskannya hingga akhir. Namun, saya berpendapat ini bukan karya terbaik Tamaro. Dibandingkan Rispondimi, Va' dove ti porta il cuore nya lebih menyentuh dan lebih baik.

My Name is Lisa (2007)


Winner ~ Best Short Film of 2007
"My Name is Lisa" is a short film about a 13 year old girl dealing with her mother's Alzheimer's Disease.

Few days ago, Tya memberikan saya beberapa film pendek yang katanya, "habis saya download dari Youtube, bguski Ri, nontonko".

Jadilah saya menontonnya selama sejam penuh. Ada sebelas film pendek;10 minutes, Handless Pianist, Jobeth, Pace, The Story of Sign, Wrong Side of Bed, Between Lines, Hiyab, My Name is Lisa, See You Soon dan The Stranger. Masing-masing punya makna dan kelebihan-kekurangan masing-masing. Kali ini, saya akan menulis salah satu dari film ini, yang jadi favorit saya : My Name is Lisa.

Filmed by Shelton films. Disutradarai oleh Ben Shelton, yang juga menulis ceritanya bersama Josh Shelton, yang juga menggarap musiknya. Ide ceritanya unik- salah satu ciri yang "krusial" dan make it different dari film-film pendek. My Name is Lisa bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Lisa (Carlie Nettles) yang sedang membuat proyek videobook nya.

"Hi, my name is Lisa. And I've been inspired by my Mom to tell everyone to walk away from their computer and read more books,..."

Selalu dan selalu, saat Lisa sedang me'record', Ibunya (Sally Smythe) selalu datang menginterupsi nya dalam berbagai hal. Hingga Lisa sadar bahwa 'something's going wrong happen to her Mom", yang dapat kita tahu begitu sampai pada bagian endingnya.

Dari segala macam teknis, ide cerita, konsep hingga penggarapannya yang bisa dibilang oke, saya malah suka sama aktingnya Carlie Nettles yang alami dan cocok sebagai "good girl".

Have a nice watching!
-sunshine-

Selasa, 06 Januari 2009

The History of Love

The History of Love

Atau Sejarah Cinta. Sebelum berpikir macam-macam tentang isi buku ini dari judulnya, ini sama sekali berbeda dengan bukunya Erich Fromm yang The Art of Loving. Buku ini cerita fiksi, bukan berisi mazhab-mazhab Fromm ataupun Freud ataupun gagasan hingga teori-teori tentang cinta. Buku ini murni cerita cinta yang dihubungkan oleh sebuah buku berjudul The History of Love.

1. The History of Love adalah cerita tentang buku berjudul The History of Love...
2. Dan tentang gadis bernama Alma Singer- yang ibunya menamainya dengan nama setiap gadis di buku The History of Love.
3. Dan tentang seorang lelaki bernama Leo Gursky,yang tak bisa melupakan cintanya bernama Alma Mereminsky.

Ketiganya lalu dipertemukan pada Sabtu sore di Central Park. Membawa cerita dan rahasia masing-masing. Mereka mengantarkan kisah hidup yang penuh cinta kepada hidup yang lainnya.

This book, seperti kata saya pada Ty-sang pemilik buku-,is really beautiful book. Jarang ada buku yang membuat perasaan kita benar-benar terhanyut dalam cerita dan dalam karakter tokohnya. Misalnya ada komentar pada buku, "Saya sampai tak bisa menaruh buku ini sampai saya menuntaskan ceritanya!", komentar ini sangat cocok ditujukan kepada The History of Love. Yang dari awal hingga akhir, tidak ada kalimat yang percuma. Semuanya punya makna dan membuat alur ceritanya semakin mudah diikuti. Daya tarik buku ini menurut saya ada pada kemampuannya membuat kita penasaran pada kelanjutan ceritanya yang seru. Membuat kita ingin membuka selembar lagi, selembar lagi, hingga tuntas. Endingnya ditulis dengan emosi dan suasana yang kuat, hingga saya hampir menangis saking terharunya.

The History of Love ditulis oleh Nicole Krauss. Penulis asal New York yang juga menulis buku Man Walks Into a Room, buku yang dinominasikan untuk Los Angeles Times Book Award. The History of Love telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh lima bahasa.

-sunshine-
5 Jan 09

Minggu, 04 Januari 2009

Mongol (2007)





Mongol(2007)

Film ini pertama kali saya lihat melalui bonus poster dari katalog film Ultra Disc yang diberikan cuma-cuma pada saya saat menyewa Little Man Tate,dkk. Posternya dua halaman. Terpampang jelas wajah laki-laki dengan penuh wibawa dan misterius mengenakan seragam perang bangsa Mongol. Film ini mungkin tak akan saya sewa jika tidak ada kalimat "Best Foreign Movie" tertulis di atas sampul kaset, yang membuat saya sungguh penasaran dan akhirnya menontonnya sampai tuntas.

Film besutan sutradara asal Rusia,Sergei Bodrov ini mengambil lokasi syuting di 3 negara; Mongolia, China dan Kazakhstan. Dengan mengangkat sejarah dan kisah hidup Genghis Khan film ini jelas tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Temudgin kecil (Odnyam Odsuren) yang berumur sembilan tahun, dibawa oleh ayahnya, Khan Esugei, untuk mencari calon istri di Merkit. Saat singgah di daerah klan lain, Temudgin bertemu dengan Borte yang tanpa segan-segan memintanya untuk dijadikan calon istri. Temudgin pun akhirnya memilih Borte dan berjanji sepuluh tahun kemudian akan datang menjemput Borte. Temudgin kecil tidak sadar sama sekali, bahwa keputusannya saat itu akan mengubah seluruh jalan hidupnya kedepan.

Temudgin (Asano Tadanobu) telah tumbuh menjadi laki-laki yang kuat, pantang menyerah dan berprinsip. Benar-benar seorang Mongol sejati. Setelah ayahnya mati diracun, dia lalu dijadikan budak oleh musuhnya, Targutai. Dia mengikat saudara dengan Jamukha (Sun Hong Ley) yang lalu membantunya membebaskan Borte (Khulan Chuluun) yang diculik oleh Klan Merkit. Setelah itu, Temudgin mencari pengawal-pengawal baru untuk dipimpinnya. Jamukha yang dengki melihat kesuksesan Temudgin akhirnya berbalik memeranginya. Penderitaan dan peperangan tak habis-habisnya dilewati Temudgin dengan penuh keberanian. Pengawal-pengawalnya begitu setia dan hormat padanya. Borte, sosok istri yang kuat dan sayang padanya membuatnya tidak mudah putus asa. Pada tahun 1206, tahun Macan Merah,dia pun lalu menjadi penguasa Mongol terbesar, meruntuhkan Kerajaan Kuno Tengat dan menaklukkan separuh dunia. What a great Genghis Khan.

Film berbudget US$ 10 juta ini layak dipuji oleh kritikus film. Kepiawaian Bodrov dalam memilih lokasi, pemain maupun angle-angle shot layak diperhitungkan. Film produksi CTB Film Company, Andreevsky Flag Film Company dan XFilme Creatibe Pool ini didukung oleh berbagai lembaga kebudayaan berbagai negara seperti Russian Federal Agency of Culture and Cinematography, Kementerian Informasi dan Kebudayaan Republik Kazakhstan, Menteri Kebudayaan Mongolia, German Federal Film Board, Belanda dan Berlin. Mungkin memang ada baiknya, dan memang akan lebih mudah dan menyenangkan, jika kita belajar sejarah melalui film.

have a nice watching!
sunshine, Januari 09

Kamis, 01 Januari 2009

Mamma Mia! The Movie



Mamma Mia! The Movie

Film ini langsung saya sewa begitu saya membaca artikel tentang betapa menariknya film ini di Harian Fajar.

Dan memang terbukti.
Selama menonton film ini, saya begitu terbawa dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para pemainnya. Amanda Seyfried, Meryl Streep, Colin Firth,Pierce Brosnan, Dominic Cooper membawakan lagu dengan koreografi yang mampu mengajak kita merasa 'high'dan ikut-ikut menyanyi dan menari bersama. Apalagi, lagu-lagu yang dibawakan cukup dikenal, lagu dari ABBA.

Dari segi cerita juga cukup menarik. Sophie Sheridan (Amanda Seyfried) akan menikah dengan Sky. Dia lalu mengirim undangan kepada 3 orang yang menurut buku harian ibunya yang dibacanya diam-diam, merupakan ayah-ayahnya. Dia belum tahu siapa, ibunya, Donna Sheridan (Meryl Streep) pun tak tahu pasti. Maka Harry (Colin Firth), Sam (Pierce Brosnan) dan Bill (Stellan Skarsgard) akhirnya datang dan semuanya menawarkan pada Sophie untuk mengantarnya di altar pernikahan nanti. Lalu siapakah sebenarnya ayah Sophie?

Film yang disutradarai oleh Phyllida Lloyd ini jadi film kesukaan saya. Lagu-lagu ABBA terutama Dancing Queen, SOS, Chiquitita dan Money, Money, Money menjadi makin membuat semarak film ini. Apalagi yang bagi belum hafal lirik-lirik lagunya, bisa tetap ikut menyanyi karena liriknya dituliskan dalam film.

Have a nice watching!!!

From 2008 to 2009


From 2008 to 2009

Selamat Taun Baru smuanya.

Taun ini akan banyak lagi rencana-rencana hidup kita ke depan. Biarkanlah apa yang terjadi di taun 2008 menjadi pelajaran untuk menjalani rencana hidup di taun 2009 ini.

So, what about your celebration of new year night? Kalau saya punya cerita sendiri. Cerita ini tidak akan saya ceritakan kalau saya tidak mengalaminya sendiri. Ya ampun, last night is sooo fireworks. So fun and so full of human.

Seperti semua mobil dan motor dan manusia di Makassar tertumpah di pantai Losari tadi malam. Jalanan lain, sepi dan lengang, seperti tidak berpenghuni. Ini mungkin sudah terjadi tiap pergantian tahun, tapi saya baru menjadi bagian dari itu malam tadi.

Saya, Mom, Dad, Ni, Meli, Lulu, Tita dan 2 tambahan bocah laki-laki; Reihan dan Putera berangkat pukul 22.30 dari Kantor Divre Telkom di Pettarani menuju Pantai Losari. Tujuan utama: Ballezza. Tempat itu menurut saya begitu sempurna merayakan pergantian tahun. Namun ternyata, menuju ke tempat itu...sangat melelahkan dan membuat frustasi. Bukan apa-apa, setelah sampai di Ratulangi, menuju Haji Bau, jalanan ditutup. Jadi kami harus mutar ke Jl.Cenderawasih lewat Lamadukelleng untuk mencapai Pantai. Saat waktu menunjukkan pukul 23.30, saya menyarankan agar Dad mencari tempat parkir sekitar situ dan sisanya kita jalan kaki menuju Bellezza. Karena itu mauku, Mom setuju, Dad akhirnya menemukan tempat parkir dan kami semua melanjutkan jalan kaki. Saya menggandeng tangan Putera. Kami berdua sama-sama memakai outfit hitam-hitam.
Lalu, dengan keluhan dari Mom, melewati puluhan motor, mobil dan desak-desakan ratusan manusia, kami akhirnya berhasil sampai di Ballezza. Saya terperangah karena tempat itu betul-betul jadi pusat perhatian orang-orang yang berkumpul di sana. Sebagian orang cukup dengan menikmati kembang api yang tidak berhenti dilayangkan ke langit. Saya dan Mom masuk, mencari tempat duduk kosong dan memesan some drinks. Yang lain masuk beberapa menit setelah kami mendapat tempat duduk.

Ballezza benar-benar menghidupkan malam tahun baru dengan pekik dan teriakan-teriakan yang membuat kita bersemangat. Waitress woman dan man nya berseragam pantai dengan kaos bunga-bunga. So colorful and shiny!
Wide screen menayangkan DJ dan penari yang ada di lantai 4. Musik menghentak-hentak. Lampu disko dari wide screen menambah suasana temaram cafe menjadi hidup. MC tidak henti-hentinya mengumumkan minutes to 2009. "Yaaaaa....3 menit ke dua ribu sembilaaaannn!!!!" Bgitu sepuluh detik menuju 2009, countdown dimulai. "Tiga....dua...satu!!!!" terompet bersahut-sahutan. Kembang api yang dinyalakan di teras Ballezza memukau mata banyak penonton. Semua pengunjung meninggalkan tempat duduknya.

Setelah perayaan itu, karena kami membawa banyak anak kecil dan waktu menunjukkan pukul 00.30, kami pun pulang without thinking that the way we homed is harder as we try to get there...
Kami pun berpikir tahun depan akan nginap di hotel dekat-dekat situ agar pergi-pulang nya lebih mudah dan aman.

Well, that was my first. So, mau diapakan lagi? I'm just still young and wild...

Already Read on 2008 (finish)

Well, tahun lalu saya menghabiskan banyak waktu membaca buku-buku. Yang membuat saya merasa penuh dengan fiksi. Some fills me with books and some with movies.
Kalau melihat dari awal-awal postingan, saya banyak mereview buku yang saya baca. Tapi tidak semua. Jadi ini dia daftar buku yang tuntas saya baca dari awal hingga akhir tahun 2008.

1. Laskar Pelangi by Andrea Hirata
2. 5 cm by
3. The Alchemist by Paulo Coelho
4. Can You Keep a Secret by Sophie Kinsella
5. Pesan dari Bintang by Sitta Karina
6. Lukisan Hujan by Sitta Karina
7. Neverwhere by Neil Gaiman
8. Ketika Cinta Bertasbih 1&2 by Habiburrahman El-Shirazy
9. Harry Potter And The Deathly Hallows (English version) by J.K Rowling
10. Harry Potter dan Relikui Kematian by J.K Rowling
11. Little Prince by Antoine de Saint Exupery
12. Rashomon by Ryonosuke Akutagawa
13. Sang Pemimpi by Andrea Hirata
14. Criss Cross by Lynne Anne Parker
15. Edensor by Andrea Hirata
16. Aki by Idrus
17. The Kite Runner by Khaled Hosseini
18. Misteri Soliter by Jostein Gaarder
19. To Kill a Mockingbird by Harper Lee
20. A Walk To Remember by Nicholas Sparks
21. Dari Penjara Taliban Menuju Iman (Kisah Yvonne Ridley) by Anton Kurnia
22. Fight Club by Chuck Palahniuk
23. Tolong! Radith membuat Saya Bego by Raditya Dika dkk
24. Totto Chan: Gadis Kecil di Jendela b Tetsuko Kuroyanagi
25. A Tale of Desperaux by Kate di Camillo
26. Langit Penuh Daya by Sekar
27. Va' dove ti porta il cuore (pergilah ke mana hati membawamu) by Susanna Tamaro
28. Coraline by Neil Gaiman
29. Century by Sarah Singleton
30. The Remains of the Day by Kazuo Ishiguro
31. The Five People Meet in Heaven by Mitch Albom
32. Ways to Live Forever by Sally Nicholls
33. A Thousand Splendid Suns by Khaled Hosseini
34. Back"Europe"Pack by Marian Silvia K
35. The Time Travelers Wife by Audrey Niffenegger
36. The Boy Who Ate Stars
37. Tuesdays with Morrie by Mitch Albom
38. For One More Day by Mitch Albom
39. Studying Abroad
40. A Girl Who Married Lion by Alexander Mc Call Smith
41. Lolita by Vladimir Nabokov
42. Life on The Refrigerator Door by Alice Kuipers
43. Les Miserables by Victor Hugo

Les Miserables


Saya dipinjami Tya buku ini, hari dimana Pak Syam mengadakan acara buka puasa di rumahnya sebelum dia berangkat ke Australia. Itu sudah berselang tiga bulan saat saya, baru kemarin, tuntas membaca buku ini. Setelah membaca baris pertama di bab I saya yakin bahwa buku ini bukan fiksi semata. Bukan novel picisan sembarangan yang bisa dengan mudah dilupakan semenit setelah kita habis membacanya. Buku ini merupakan teriakan sang penulis pada kacauanya situasi sosial yang terjadi pada masanya, yang juga terjadi di masyarakat kita.

Les Miserables ditulis oleh penulis kenamaan, Victor Hugo, seorang penulis dan sastrawan asal Perancis yang karya-karyanya menjadi titik tolak terbesar bagi gerakan romantisme. Buku ini ditulis semasa pengasingannya di Pulau Guernsey. Awalnya novel ini diterbitkan sebanyak sepuluh jilid di Belgia dan Perancis dan meraih sukses yang luar biasa. Di Indonesia, cetakan pertamanya diterbitkan bulan Februari 2006 oleh Penerbit Bentang, yang juga menerbitkan tetralogi Laskar Pelangi.

Jean Valjean, sang tokoh utama, dihukum menjadi pekerja paksa di kapal selama 19 tahun karena HANYA mencuri sebongkah roti. Dia melarikan diri dan bertemu dengan Uskup Myriel yang telah memberinya pencerahan. Dia kemudian mengubah namanya menjadi Monsieur Madeleine dan menjadi walikota di sebuah kota kecil. Dia bertemu dengan Fantine, seorang gadis malang yang bekerja mati-matian untuk membiayai anaknya, Cosette, yang dititipkannya pada keluarga Thenardier yang (tak disangkanya)jahat. Inspektur Javert, yang mengetahui masa lalu Jean Valjean kemudian mengejarnya. Untuk menyelamatkan nyawa orang, Jean Valjean pun lalu menyerahkan diri dan dihukum seumur hidup. Namun untuk kedua kalinya, dia berhasil lolos dan mengadopsi Cosette. Selama belasan tahun dia mengasuh dan membesarkan Cosette di sebuah biara, mereka berdua pun bertemu Marius, pemuda yang lalu jatuh cinta pada Cosette. Lalu bagaimana kehidupan Jean Valjean selanjutnya? Akankah dia rela memberikan Cosette pada Marius?

Saat membaca buku ini, saya begitu terpana dengan kemalangan hidup yang terjadi pada hampir semua tokoh-tokohnya. Betul-betul yang membuat emosi kita bergejolak. Merasa sedih, marah,kasihan dan tersenyum bila ada sedikit kebahagiaan. Saya tersadar bahwa dalam dunia ini tidak hanya diisi oleh orang-orang yang bahagia dan menjalani kenyamanan hidup dalam rumah. Les Miserables benar-benar buku yang mampu menggambarkan emosi dan kekejaman hidup yang luar biasa, yang akhirnya, dengan rasa cinta yang begitu kuat, mampu mengobati segala-galanya.

Akhirnya, mengutip dari Hauteville House 1862, yang tercantum pada halaman awal buku ini:
Selama masih ada pengutukan sosial, dengan alasan hukum dan adat, yang saat berhadapan dengan peradaban secara artifisial menciptakan neraka di muka bumi dan merumitkan takdir ilahiah dengan ketidakabadian manusia; selama tiga masalah zaman kita tak terpecahkan-degradasi manusia karena kemiskinan,kehancuran perempuan karena kelaparan dan pengerdilan masa kanak-kanak karena kegelapan fisik dan spiritual; selama ketercekikan sosial masih mungkin terjadi di daerah-daerah tertentu; dengan kata lain, selama ketidakpedulian dan penderitaan tetap bercokol di muka bumi, buku-buku semacam ini masih selalu ada gunanya.

Have a nice reading!