Jumat, 29 April 2011

I Lagaligo Night

i Lagaligo backdrop in front of Fort Rotterdam, Makassar

Pamer tikeeeet. Tya, Me and Dini

this is the ticket! GOLD, IDR 150,000

@indah_ain @ayuirt, Dea-adeknya Muthe, @dhinieDhie @liebebanane and @Mutmuthe

the stage is awesome!



Hari itu, 24 April sore sekitar pukul 4 sore, saya, Dini dan Tya sudah ada di depan Fort Rotterdam. Langit mendung dan kelam, tak seperti semangat kami bertiga yang menyala-nyala. Pertanda hujan badai, kami sudah pesimis acara yang kami tunggu-tunggu pukul setengah 7 itu, akan batal karena hujan. Rupanya tidak.

Event yang membuat saya kabur dari posko KKN di Lawallu, Barru, tentu saja event Teater Tari dan Musik: I Lagaligo ini. Event yang disebut-sebut menghabiskan dana sekitar 3 miliar rupiah, yang sudah melegenda di seluruh dunia, kisah yang berasal dari tanah Bugis secara turun temurun, lalu dipentaskan di Makassar. Tiket 150 ribu rupiah, rela dikocek dari kantong mahasiswa seperti kami yang mestinya hidup prihatin.

Dan tentu saja, it was ALL worthed.

Sajian teater yang disutradarai oleh Robert Wilson ini memang keren. Mulai dari mimik wajah, gerakan tubuh, syair, musik, tarian, kostum, apalagi lighting nya, luarbiasa. Tak ada yang murahan, tak ada yang kampungan. Benar-benar dibawakan oleh para seniman professional.

Saat dilahirkan, Sawerigading kembar emas dengan seorang gadis cantik bernama We Tenri Abeng. Diramalkan akan saling jatuh cinta saat dewasa, maka mereka dipisahkan oleh Dewan Adat. Saat telah dewasa, mereka tak sengaja saling bertemu. Sawerigading jatuh cinta pada We Tenri Abeng dan berniat menikahinya.

Namun karena adat dan larangan, We Tenri Abeng menolak dan menawarkan pada Sawerigading seorang gadis Cina yang tak kalah cantik dan rupawan darinya, bernama We Cudai.

Maka berlayarlah Sawerigading ke Cina untuk melihat We Cudai. Ternyata memang benar. We Cudai sama cantiknya dengan We Tenri Abeng. Maka Sawerigading membawa mahar dan berniat menikahi We Cudai. Tapi, karena salah paham, We Cudai menolak diperistri. Orangtua We Cudai membujuknya bahwa dia hanya menjadi gundik. We Cudai lalu setuju dengan syarat, dia hanya ingin melihat Sawerigading saat gelap. Saat bercinta pun, We Cudai tetap tidak ingin melihat wajah Sawerigading. Sawerigading akhirnya tersinggung karena ditolak.

We Cudai kemudian melahirkan Lagaligo yang dibuang saat dia lahir. Lagaligo kemudian dipelihara oleh ayahnya, Sawerigading. Beberapa tahun kemudian, We Cudai akhirnya bertemu lagi dengan Sawerigading dan anaknya, Lagaligo, yang sudah menjadi laki-laki gagah yang kuat. We Cudai pun akhirnya untuk pertama kali melihat wajah Sawerigading dengan jelas dan ia jatuh cinta.

Sawerigading memilih kembali mencari adiknya yang belum dilupakannya, We Tenri Abeng, yang sudah menghuni Dunia Atas dan menjadi Bissu'-pendeta. Saat mereka kemudian bertemu lagi, mereka pun memilih untuk melanggar adat dan larangan dewa-dewa dan memilih untuk bersatu selamanya. Dewa-dewa marah kemudian memutuskan untuk tak akan ikut campur lagi pada urusan manusia di dunia.

Itulah sekilas cerita dari sepuluh adegan teater I Lagaligo di atas panggung yang megah dengan sorotan lampu yang terang dan berwarna warni. Pertunjukkan berdurasi 2,5 jam mampu membius penonton dan memusatkan perhatian pada panggung itu saja. Sebagian bahkan ada yang rela berdiri supaya bisa menonton lebih jelas. Malam itu memang malam Lagaligo.

Hanya saja, saya hanya merasa kurang baik melaksanakan event besar dan mahal ini di situs sejarah Fort Rotterdam. Saya tidak menjamin misalnya karena pendirian panggung, ada beberapa tanaman yang dirusak. Belum lagi pemakaian beberapa ruangan untuk dijadikan ruangan panitia pelaksana. Bukankah sebaiknya kita memperbaiki gedung Kesenian Makassar-Societiet de Harmonie- lalu menggunakannya seperti yang seharusnya? Bukankah sudah seharusnya kesenian diberikan tempat untuk berkembang di Makassar?


Love,
Sunshine

#LelakiPayah

#LelakiPayah

#LelakiPayah : laki-laki yang tidak membalas sms-sms penting dari kita.
#LelakiPayah : laki-laki yang lupa ulangtahunmu
#LelakiPayah : laki-laki yang merokok! Apalagi di depan ibu-ibu dan anak kecil.

#LelakiPayah : laki-laki yang masih sering mengandalkan uang orangtua bahkan untuk mentraktir kita nonton.
#LelakiPayah : laki-laki yang tidak bisa diandalkan untuk urusan transportasi.
#LelakiPayah : laki-laki yang tidak bertanggung jawab dalam hal apapun.
#LelakiPayah : mengungkapkan kata sayang dan cinta dengan murahan.
#LelakiPayah : laki-laki yang tidak konsisten janjinya sendiri.
#LelakiPayah : laki-laki yang tidak berani mengungkap cinta
#LelakiPayah : laki-laki yang tidak tahu membaca 'sinyal'
#LelakiPayah : laki-laki yang menilai cewek dari fisik dan isi kantongnya saja.
#LelakiPayah : laki-laki yang tidak bisa bangkit dari keterpurukan
#LelakiPayah : laki-laki yang seringkali mengumbar kekayaan orangtuanya
#LelakiPayah : yang tidak punya tim sepakbola andalan
#LelakiPayah : yang tidak tau bedakan Facebook, Twitter, Plurk dan MySpace.



Semoga cewek-cewek bisa becermin dari apa yang tidak mereka sukai dari para #LelakiPayah ini...

Selasa, 19 April 2011

Trip to Desa Harapan, Barru

Barru, 16 April 2011
at Desa Harapan


Perjalanan ke desa ini menjadi 'janji' Ilham pada Rahma dalam kunjungannya ke Barru pekan lalu. Saya cuma menemani dan ikut menikmati.

Desa ini berada di Kecamatan Tanete Riaja, Barru, 'daerah kekuasaan' Ilham, yang notabene menjabat sebagai koordinator kecamatan selama masa KKN periode ini.

Saya berada disini dalam rangka menemani Rahma jalan-jalan.

And it was AWESOME, guys, trust me.

With Yusuf and his motorcycle, otw to Tanete Riaja!


Selama dari Makassar, perjalanan ke desa ini, hingga balik lagi ke posko, Yusuf dengan setia dan berbaik hati memboncengku di motornya. Sedangkan Rahma,

kadang bersama Ilham, kadang juga bersama Tito. Opi, sayangnya tidak bisa ikut karena sedang ada proker yang wajib dia selesaikan.

Rute hari itu seperti ini:

1. Jumat malam, saat tiba di Barru, singgah dan akhirnya nginap di poskonya Opi, di Lipukassi, Kec. Tanete Rilau.
2. Besoknya, Sabtu pagi, Tito datang dan menjemput Rahma di poskonya Opi dan membawa kami ke poskonya di Garessi, masih di kecamatan yang sama dengan Opi.
3. Pas tengah hari, kami ber-4 berangkat menuju kecamatannya Ilham, Tanete Riaja, karena dialah yang akan menjadi guide kami ke Desa Harapan.
4. Setelah sholat Dhuhur dan makan siang di poskonya Ilham, kami pun berangkat. Tito-Rahma. Yusuf-saya. Ilham-Jamil (teman poskonya).
5. Menuju ke Desa Harapan.
6. Melihat pemandangan alam yang luarbiasa: gunung marmer, gunung lumut, dan barisan pegunungan hijau dengan hamparan sawah dari ketinggian. Jalanan yang berkabut dan udara yang dingin cukup membuat saya semakin excited.
7. Sampai di posko KKN Desa Harapan.
8. Menuju pemandian yang ternyata berada di Kab. Soppeng.
9. Sekitar pukul 3, kami kembali dan sedikit-sedikit berhenti untuk melihat pemandangan alam yang undescribeable to tell by anything.
9. Singgah sebentar di posko Libureng.
10. Sampai di poskonya Ilham, sholat Maghrib, and
11. Back to, finally, in POSKO with Yusuf!

view at Desa Harapan. This three guys making a silly video here.


Alhamdulillah, Subhanallah, ya Allah.

sawah dekat pemandian di Soppeng


Thanks for everything that day, I was really amazed. Thanks Ilham, Yusuf and Rahma, without you three, mungkin takkan bisa saya melihat keajaiban 'lukisan alam' ciptaan Tuhan yang indah itu.


Love,
Sunshine


NB : Bagi yang tahu Bulu' Dua, Desa Harapan berada di rute yang sama, tapi lebih jauh lagi. Sebelum ke sana, saya jadi ingat salah seorang teman pernah

berkata,
"Bulu' Dua? Angkat saja tanganmu bisa mi ko sentuh langit. (Saking tingginya itu)

Kecelakaan Romi

Lawallu, 17 April 2011

Kamis lalu, Romi kecelakaan. Dia jatuh karena buru-buru mengendarai motor dari poskonya Ilham di Tanete Riaja ke poskonya di Tanete Rilau. Karna kecelakaan itu, tumit kanannya terbelah seperti sepatu yang terpisah dari sol nya. Akibatnya mungkin, dia tidak bisa melanjutkan program kerja KKNnya di Barru.

Kamis itu, saya dan Anti menemani Ibu Rumah ke pasar Mangkoso' sekitar jam 8 hingga 10 pagi. Sampai di posko, Dini mengirimkan saya sms.

"Kecelakaan bde Romi?"

Saya yang masih santai, membalas:

"He? Kecelakaan? Saya tidak dapat pi infonya..."

Detik itu juga saya menghubungi Opi yang langsung mengkonfirmasi kebenaran kabar berita itu. Lalu saya kembali mengabari Dini bahwa memang Romi got accident.

Peristiwa-peristiwa ini kemudian terjadi berentetan:
1. Saya menghubungi Rahma
2. Lalu saya menelpon Ilham yang spontan memberikan telponnya pada Opi, yang kemudian menjelaskan keadaan Romi yang parah. Perasaanku mengatakan saking paniknya, Ilham tidak bisa bicara di telpon dan ternyata itu benar. Untunglah ada Opi yang masih bisa tenang menjelaskan kabar tentang Romi pada saya.
3. Riska menelpon dan menjelaskan kronologis cerita "Ilham dan Dia Beserta Teman-Teman Poskonya yang Menemukan Romi Kecelakaan Dibawa ke Puskesmas Kecamatan Tanete Riaja"
4. Ilham dan Opi lalu membawa Romi ke RS.Wahidin di Makassar, menggunakan mobil ambulance puskemas.

Rasanya saya ingin terbang saja ke Makassar hari itu juga. Bukannya apa-apa, hanya saja, Romi itu salah satu keluarga Calisto7. Dan kami semua berteman tanpa pamrih dan saling memperhatikan satu sama lain. Saat ada peristiwa seperti inilah ikatan itu bisa terlihat. Apalagi melihat Romi yang tidak punya keluarga di Makassar, he really needs friends beside him, help him when he need it. Dan kalian semua bisa melihat Calisto7 power saat mereka merawat Romi tanpa ada satupun yang mengeluh.

Kondisi Romi saat saya pergi menjenguknya di Asramanya


Get well soon, Romii, Calisto7 loves you! :D


Love,
Sunshine

Rabu, 13 April 2011

'What and If"

'what' and 'if' are two words as non-threatening as words can be.
but put them together side by side, and they have the power to haunt you for the rest of your life
-Letters to Juliet-

'S'

Lawallu, 11 April 2011

Bimbang. Bagaimanapun saya berada 122 km dari Makassar, pikiranku tetap saja ada disana. Di kampus, di rumah, rencana-rencana ke depan, semua memang harus diselesaikan dari sana. And how hard I try, tetap saja saya masih disini, di desa ini, ber-KKN hingga Mei. Jadi, sia-sia saja sebenarnya memikirkan hal-hal yang harus saya lakukan di sana, sedangkan tubuhku ada disini.

Pertama, skripsi. Tiket keluar dari kampus, menjadi sarjana ilmu komunikasi dan mendapat ijazah. Semua hal itu menjadi syarat untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik. Sedangkan pekerjaan yang baik, akan menghasilkan gaji yang baik, jika gaji baik, saya bisa membantu adik-adik ku bersekolah, secara otomatis juga meringankan beban orangtuaku yang sudah susah payah membiayaiku sekolah selama bertahun-tahun.

Kedua, saya masih berangan-angan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. IELSP sudah tercapai saat saya duduk di semester 5, saya ke Arizona, US, bertemu dengan orang-orang hebat dan menjadi bagian dari itu. Percayalah, kawan, once you have gone abroad, you will always want to go again dan anehnya, selalu ada jalan, kita tinggal memilih dan berharap.

Wiwid berhasil dapat beasiswa ke Rusia setelah sebelumnya bertemu keluarga suaminya di Sydney. Ridho akan ke Ames, Iowa, setelah dia dinyatakan lulus IELSP Cohort 9. Yeyen dan April baru saja pulang dari Thailand, Firman entah sudah di negara apa lagi sekarang.

Saya ingin segera menuntaskan kewajiban perkuliahanku; SKRIPSIku. Mendapat pekerjaan yang baik adalah poin hidupku yang mendesak sekarang. Tak ada motivasi lain selain kedua orangtuaku. I love them, both. Juli harus terkejar. Semoga Allah mengizinkan dan meridhoi. Amin.

Because, la haula wa la quata illa billa- tak ada kekuatan dan upaya melainkan dari-Nya.


Love,
Sunshine

Selasa, 05 April 2011

Lawallu for KKN part II



Lawallu, April 2011

Anti, Mimi dan Atul sekiranya tidur siang. Saya sendiri di ruang tamu utak-atik laptop. Yang lain sedang di Makassar mengurus urusannya masing-masing. Ini sudah seminggu dari pemberangkatan peserta KKN Reguler Gel. 79 Unhas, Kamis lalu.

Ibu rumahku baik sekali begitupun dengan keluarganya. Alhamdulillah, listrik, air dan sinyal tersedia dengan jumlah yang selalu ada saat dibutuhkan.

Di desa Lawallu ini ada tiga dusun; Dusun Lawallu, Dusun Tanrabalana dan Dusun Uring. Posko kami berada di dusun Lawallu. Dusun terluas adalah Dusun Tanrabalana. Di dusun itu punya dermaga, tambak dan pusat pembenihan udang. Saya sudah pernah mengitari dusun itu, melihat dermaga, tambak dan sawah-sawahnya. Something you can't find in big city like Makassar.

Desa Lawallu berbatasan langsung dengan Selat Makassar di sebelah barat. Desa Siddo di sebelah utara, Kelurahan Mangkoso di sebelah selatan dan Kelurahan Kiru-Kiru di sebelah timur. Saya pernah ke dermaga di dusun Tanrabalana dan melihat langsung Selat Makassar yang begitu luas dan seperti tak berujung.

Pemandangan lain yang sering membuat kagum adalah sawah-sawah dan gunung ujung kabutnya. Hijau, hijau dan hijau. Saya pernah membayangkan duduk di ujung jalan sendirian menghadap sawah dan pegunungan ujung kabut itu diselingi bising kendaraan yang lalu-lalang di jalan poros Barru-Pare.

Walaupun di Makassar sahabat Nita sedang berjuang seminar proposal hari ini dan Tya mengadakan acara setahun meninggalnya Bapaknya, saya tidak bisa balik ke Makassar dulu. Mungkin saya akan balik Senin ini bersama Yusuf, mengurusi beberapa hal tentang skripsi dan hal lainnya.



Love,
Sunshine

Lawallu for KKN



Seminggu sudah saya KKN di sini. Posko Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja, Kab. Barru, Sulawesi Selatan.

I want to tell you a bit about things in here.

Rumah yang saya tempati disini milik Ibu Ruse'atau Rusmiati dan suaminya. Dia memiliki anak perempuan bernama Rusni yang telah menikah dengan seorang laki-laki bernama Tamrin. Rusni dan Tamrin memiliki dua anak laki-laki yang masih kecil : Aking dan Fahri. Suami Ibu Ruse' adalah seorang nelayan yang sementara berhenti melaut karena cuaca buruk.

Saya dan enam orang teman posko dibawa kesini pada Kamis, 24 Maret lalu oleh Ibu Aliya, yang merupakan staf desa. Ibu Ruse' adalah sepupu Ibu Aliya. That's why she brought us here. Tidak seperti posko desa lain yang tinggal di rumah kepala desa mereka, kami tidak. Saat kami sampai Kamis lalu, Ibu Kepala Desa masih belum balik dari Umroh.

Saya mendapat enam teman baru.

1. Anti, nama lengkapnya Andi Hertanti DP dari Fakultas Perikanan angkatan 2007. Anaknya centil, manis dan kadang-kadang tak bisa berhenti bicara.

2. Mimi, nama lengkapnya Amirah Aryani, bersahabat dengan Anti dari SMA. Sama dengan Anti, dia juga dari Fakultas Perikanan angkatan 2007. Dia sama periang dan sama manis dengan Anti.

3. Fathul Idzhar, disapa Atul atau Aco. Dia anak Administrasi-Sospol angkatan 2007. Termasuk laki-laki pendiam yang setiap malam secara teratur punya jadwal menelpon pacarnya yang entah dimana. Atul lah yang paling akrab dengan pemuda desa disini, diantara kami ber-7.

4. Bruw, nama lengkapnya Adri Alifwansyah, dari Fakultas Kedokteran angkatan 2007. Dia dulunya teman kelas E-7 ku di JILC. Kami bertemu lagi di suasana dan tempat berbeda, sekarang.

5. Adi atau A.Adhiyatma. Digelari 'pemateri' di posko kami karena seringnya dia bercerita, bicara dan berkisah tentang apa saja. Dia dari Fakultas Kedokteran angkatan 2007, sama dengan Bruw. Anaknya easy going dan cepat akrab sama orang baru.

6. Okto Rimandi. Inilah kordes kami di posko ini. Dia juga dari Fakultas Perikanan. Luarbiasa cerdas dan kata-kata yang terlontar dari mulut dan pikirannya sering membuat kita tercengang. Paling suka makan dan tidur. That's why badannya bongsor. Walaupun begitu, dia juga rajin menelpon pacarnya kalau malam.


Bersama mereka lah saya akan menghabiskan 2 bulan di Posko KKN saya di Desa Lawallu.