Entah persisnya tanggal berapa, tapi ini salah satu obrolan saya dengan Bwave saat dia di Jogja yang, menurut saya, paling ongol sepanjang masa.
Saya : "Ada apa di kulkas?"
Bwave : "Cuma ada....telur"
Saya : "Nda bisako makan telur."
Bwave : "Maumi diapa?"
Saya : "Cari makan diluar mko..."
Bwave : "Hematka'..."
Saya : "Saya kira murah ji makanan di sana."
Bwave : " ......"
Bwave : "Bagaimana caranya masak telur?"
Saya : "Tergantung. Mau didadar atau diceplok?"
Bwave : "Bagaimana kalau dadar?"
Saya : "Telurnya dikocok, dikupaskan bawang merah, daun bawang, garam. Kalau diceplok, langsung saja dikasih turun telurnya di wajan.."
Bwave : "Yang gampang mo deh,..."
Kemudian...
Bwave : "Astagaaa, ko nda bilang sedikitji minyaknya..."
Saya : "Ya ampun, saya kira ko tau ji.."
Bwave : "Deh, mengapung mi telurnya..."
Saya : *membayangkan*
Bwave : "Sudahmi, telanjur..."
Saya : "Kasikan garam atau kecap supaya enak..."
Bwave : "...."
Tidak lama...
Bwave : "Astagaa, hitam ki telurnya..."
Saya : "Kenapa bisa?"
Bwave : "Kapankah dikasikan kecap?"
Saya : *loading*
"Jangko bilang mu kasikan kecap di wajannya!
Bwave : "Iyo..."
Saya : "Astagaa, kita' itu diangkat dulu telurnya ke piring baru dikasi kecap..."
Bwave : "Sudahmi, telanjur. Biarmi begini..."
Saya : *tertawa sampai sakit perut*
"Hahaha, yang penting hidup, dii...?"
Bwave : "Iyo..."
Saya : *masih tertawa*
Bwave : "Sudahmi pade nah, mau ka makan..."
Saya : "Oke.."
FIN
Rabu, 09 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar