Jumat, 30 Mei 2008

One Republic | Apologize lyrics

This group band is really dazzling me. Thanks to Mut for introducing me their song, "Someone To Save You". Lagunya keren, bagus. Really me. Saya suka musik dan jenis vokal seperti ini. Makanya sekarang saya berniat beli albumnya...after Mraz new album tentunya. Oh, barusan saya download lagu mereka yang berjudul Apologize. Ini saya cantumkan juga liriknya.








[ Verse 1 ]
I'm holdin' on your rope,
Got me ten feet off the ground.
And I'm hearin' what you say,
But I just can't make a sound.
You tell me that you need me,
Then you go and cut me down...
But wait...
You tell me that you're sorry,
Didn't think I'd turn around...
And say...

[ Chorus ]
That it's too late to apologize.
It's too late...
I said it's too late
to apologize.
It's too late.
Yeaaah...

[ Verse 2 ]
I'd take another chance,
Take a fall, take a shot for you.
I need you like a
heart needs a beat,
[ Find more Lyrics at www.mp3lyrics.org/aA ]
But it's nothin' new.
Yeah, yeah
I loved you with a fire red,
Now it's turnin' blue...
And you say...
Sorry, like an angel
Heaven let me think was you...
But I'm afraid...

[ Chorus ]
It's too late to apologize.
It's too late.
I said it's too late
to apologize.
It's too late.
Whoaaa...

[ Interlude ]

[ Chorus ]
It's too late to apologize.
It's too late.
I said it's too late
to apologize.
It's too late.

It's too late to apologize. Yeah!
I said it's too late to
apologize. Yeah!
I'm holdin' on your rope,
got me ten feet off the ground.

Kamis, 29 Mei 2008

First Cerpen Publish

APEL HITAM

Oleh: Riana .D. Resky

Aku melangkahkan kaki melawan gentar di jalan setapak sepi itu. Berjaga-jaga pada suara langkah kaki orang yang kucari-cari. Aku memegang pistol dengan kedua tangan dan membawanya ke dekat telinga. Jantungku berdebar kencang, aku berpikir keras. Bagaimanapun caranya orang itu harus kutangkap!

Aku mulai menajamkan indera pendengaranku, tertatih aku berjongkok untuk melihat langkah itu makin mendekat. Dan benar saja, ketika sepatu orang yang itu hanya berjarak satu meter dariku, dengan berusaha menyembunyikan rasa takut dan gemetar, aku lalu mengacungkan pistol padanya dan berteriak keras.

“Jangan bergerak!!!Angkat tangan dan menghadap ke tembok!!” kataku keras.

Sepersekian detik ketika aku berkata begitu, anak buahku yang terdiri atas beberapa laki-laki besar dan berotot menyergap orang itu. Menarik dengan kasar tangannya ke belakang lalu memborgolnya. Orang itu melawan, namun langsung diberi pukulan keras pada kepalanya. Satu kali, lalu dia berhenti bergerak lebih jauh. Setelah itu beberapa mobil patroli datang, dan segera membekuk tersangka perampokan itu menuju mobil patroli.

Hari ini berakhir baik, pikirku.

Aku segera menarik nafas lega ketika atasanku datang dengan wajah pucat dan panik namun kelihatan lega setelah melihatku tidak apa-apa.

“Sersan Liva!! Anda baik-baik saja?” seru seorang laki-laki yang baru saja keluar dari dalam mobil sedan hitam dan memakai setelan jas yang sudah pudar warnanya. Dia atasanku. Yang menugaskanku menyelesaikan kasus hari ini.

Aku mengangguk sambil menyeka keringat yang mengucur turun membasahi pakaianku, mungkin karena desakan cuaca atau karena rasa gemetar yang berusaha kusembunyikan. Aku lalu berjalan menuju arah suara yang memanggilku. Namun setelah berhadapan dengan dia aku langsung tahu ada masalah yang lebih serius yang sedang terjadi dibandingkan kasus perampokan tadi. Aku lalu bertanya, dia menarik nafas panjang dan menjawab hal yang paling mengkhawatirkanku dua tahun belakangan ini.

Kasus Geng Apel Hitam.

Aku bekerja sebagai polisi di Kepolisian Pusat di kota ini. Aku dikenal dengan nama Liva Gerasanti. Sebagai anak buah, atasanku―Jersin Yo menjadikanku anak emasnya. Karena menurutnya baru ada seorang polisi wanita yang seperti aku. Bertanggung jawab, terpercaya dan selalu melakukan tugas dengan baik. Aku bilang karena aku menyukai pekerjaanku. Karena itulah baru setahun aku bekerja, dia sudah mempromosikan aku menjadi Sersan II.

Aku mengerjakan kasus-kasus kejahatan yang sulit dengan hasil yang memuaskan, seperti hari ini ketika terjadi perampokan di kawasan perumahan elit. Perampok itu sudah menjadi daftar “most wanted” kepolisian dan tidak ada yang bisa menangkapnya, karena jalur pelarian diri perampok ini terencana dengan matang. Banyak yang berpendapat dia beraksi berkelompok, namun menurutku tidak. Dia beraksi sendirian. Dan ketika aku ditugaskan untuk menangkap perampok ini, aku telah menebak dimana kira-kira jalur pelarian diri perampok ini, dan dugaanku benar. Dia memilih jalur yang selalu dilewati para penjual makanan yang hanya diketahui para penjual itu, untuk menghindari penyalur yang pelit, jalan setapak sepi itu.

“Tunggu saja, kau!!Akan kuhabisi nanti!!” kata perampok itu ketika berjalan melewatiku saat kedua polisi lain menggiringnya ke mobil patroli. Aku sudah sering mendengar ancaman seperti itu dilayangkan padaku. Namun, masih saja kedengaran menakutkan.

Aku kembali berkonsentrasi pada hal yang lebih urgent.

“Bagaimana kalau kasus itu diberikan pada saya, Pak?” aku menawarkan diri.

Sebenarnya, kasus Geng Apel Hitam ini sudah lama kuincar. Geng penjahat ini sudah terlalu lama berkuasa atas kejahatan yang terjadi di kota ini, dan lebih jeleknya lagi, kepolisian sepertinya sudah kehabisan akal untuk mencari jalan keluar dari usaha penangkapan-penangkapan yang selalu gagal.

“Kau yakin, Liva?”

Aku mengangguk pasti, hal yang selalu kulakukan ketika aku sangat yakin pada tindakan dan ucapanku.

“Kalau begitu aku akan melapor ke atas dulu, kau tunggu saja. Dan tidak apa-apa kalau kau nantinya gagal, toh memang tidak pernah ada yang berhasil..” katanya.

“Terima kasih Pak, saya akan berusaha tidak mengecewakanmu!” kataku.

Dia hanya mengangguk datar.

* * *

“Ayah..jangan tinggalkan Liva!”. Liva dalam versi tujuh tahun, mengenakan baju berenda yang manis menggapai-gapai tubuh ayahnya, namun tak sampai.

“Tidak apa-apa Liva, kau akan besar disini, kau akan aman, Nak!”. Pelan-pelan figur ayahnya menjauh. Kabur. Namun Liva tetap berteriak, meraung, menggapai-gapai sosok yang semakin jauh itu.

“Tapi Liva ingin bersama Ayah, Liva aman bersama Ayah!!” Liva berkata pada laki-laki tinggi besar yang dipanggilnya Ayah itu.

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Lalu menghilang, membiarkan anak perempuan satu-satunya dibawa pergi menjauh darinya.

“AYAH…!!” teriakannya membangunkannya dari tidur.

Liva bangun dari tidurnya, bajunya basah karena keringat. Mimpi, dia bermimpi lagi. Mimpi yang sama dalam setahun belakangan ini.

Dia mengingat ayahnya lagi, alasan kenapa Liva begitu nekat ingin masuk kepolisian adalah karena ayahnya. Ya, ayahnya adalah penjahat terbesar di kota ini, hingga tak ada yang bisa menangkapnya. Ayahnya sesungguhnya adalah Bos Besar dari geng Apel Hitam. Namun, tak ada yang tahu hal itu. Tak seorangpun. Hanya dia dan Tuhan.

Liva sudah berjanji pada dirinya sendiri, ketika dia membaca koran pagi itu menayangkan berita yang tak akan dilupakannya seumur hidup.. Pengeboman yang terjadi di Hotel Jetzt yang membunuh ratusan orang. Ketika Liva memandang wajah tersangka yang merupakan otak peristiwa itu, darahnya seakan naik ke kepalanya, membuat badannya gemetar. Dia tak bisa melakukan apapun, selain menatap lekat-lekat potret laki-laki yang terpampang jelas di koran paginya. Dia sangat marah. Wajah itu tak salah lagi, adalah ayahnya.

Benjamin Gerart.

Bos Besar Geng Apel Hitam.

Liva melihat lagi jam digitalnya. Pukul 03.00 dini hari. Setelah mimpi itu dia sudah tak bisa memejamkan mata lagi.

* * *

Kabar terkini tentang Geng Apel Hitam adalah mereka akan melakukan aksi anarkis lagi. Tapi kali ini bukan pengeboman, tapi perampokan besar-besaran. Kepolisian telah memeriksa tanggal-tanggal kejadian di kota ini. Dan menurut mereka, setiap pertengahan tahun Geng Apel Hitam selalu melakukan perampokan besar-besaran. Liva pun bersama rekan-rekan Kepolisian melakukan persiapan yang matang sebelum peristiwa ini terjadi.

“Sersan Liva, Anda diminta segera menyerahkan laporan tentang perampokan kemarin kepada Pak Jersin, di ruangan beliau!”

“Baik aku akan segera ke sana!”

Liva lalu mengambil laporan yang dimaksud dan beranjak menuju kantor atasannya itu.

Di Markas Geng Apel Hitam

Laki-laki berjas hitam yang sedang membawa nampan makanan yang berisi makanan sehat itu membuka pintu dan tersenyum melihat orang yang dihormatinya itu sedang duduk di depan jendela yang dapat langsung melihat laut. Dia membawa senampan makanan, yang tak usah diragukan lagi menunya. Karena dia merasa kehadirannya tak disadari oleh laki-laki yang duduk itu, suaranya lalu memecah keheningan, berkata, “Makanan Anda sudah siap”.

Laki-laki tua yang dipanggil itu berbalik dan tiba-tiba tersadar dari lamunannya, lalu segera berdiri menatap nampan yang dibawa anak buahnya itu dan lalu tersenyum.

“Terima kasih Fred, tolong letakkan di meja…, aku ingin bicara padamu sebentar.”

Fred lalu meletakkan nampan makanan itu di meja lalu duduk di kursi setelah melihat bosnya duduk.

“Bagaimana perkembangan rencana kita?” laki-laki tua tadi, Tuan Benjamin Gerart bertanya dengan suara yang tegas.

“Sudah siap, Pak! Kita tinggal menunggu hari itu saja!”

“Jangan sampai ada yang tertinggal, bagi yang tidak bisa ikut, kalau alasannya kuat,....” Tuan Gerart ragu melanjutkan kalimatnya, namun dia tetap melanjutkan,”... Adakah yang tidak ikut?”

“Memang ada yang izin. Husain namanya. Katanya istrinya akan melahirkan..”

“Oh, benarkah? Kalau begitu berikan dia beberapa jumlah uang…Bantu temanmu..”

Fred mengangguk, bosnya ini sangat baik.

“Kau bisa pergi. Aku ingin menikmati makan pagiku…”

Fred lalu berbalik, berjalan keluar dan menutup pintu rapat. Begitu Fred keluar, Benjamin langsung menuju meja kerjanya, menarik laci atasnya yang dikunci, lalu mengeluarkan agendanya yang bersampul hitam, memeriksa tiap lembarannya, dan berhenti pada halaman itu, halaman yang telah disimpannya foto kenangan.

Bergambar istri dan anaknya.

“Vita…aku rindu padamu.., aku mohon jagalah anak kita,..Liva..” katanya lirih.

Dia menyentuh matanya yang basah, lalu menghapus air matanya. Setelah beberapa menit dia memandangi foto itu, dia meletakkannya kembali ke tempat semula dan mengunci rapat lacinya. Tak lama diapun kembali ke meja makannya, menikmati sarapan paginya, ditemani suara deburan ombak memecah karang yang mengusir sepinya. Kesendiriannya.

Hari itu tiba, dengan berlengkapkan senjata canggih, mobil patroli dan beberapa liter gas air mata seluruh anggota Kepolisian berjaga-jaga di sekitar tempat kejadian. Namun, mereka berusaha tak menarik reaksi berlebihan warga sipil yang ada di sekitar area itu.

“Jaga area 1, dan laporkan segera kalau ada yang mencurigakan!” suara Liva keras dan tegas. Dia lalu menuju ke pintu depan Bank Nasional Jetzt yang terkenal. Memandang pintu emasnya.

Seharusnya bangunan ini dilengkapi kamera, dan pintunya memakai alat sensor identitas!! pikirnya.

“Sersan Liva!!Area 1 aman!” kata suara dari walkie-talkienya.

“Baik lanjutkan Area 2.., segera laksanakan!” teriaknya pada walkie-talkienya.

“Baik, laksanakan!”

Apa yang selanjutnya terjadi adalah mobil-mobil yang tidak beridentitas, tanpa nomor polisi, tiba-tiba menyerbu ke segala arah. Menutup penglihatan polisi lain yang berjaga di sekitarnya. Mobil-mobil itu merengsek masuk menuju pintu depan Bank Nasional, membuat Liva terkejut karena kira-kira sepuluh mobil tanpa identitas mengepungnya di tengah-tengah. Dan mobil patroli terdekat sejauh 500 meter, artinya dia tak bisa kemana-mana. Mobil-mobil itu telah membuat barikade yang memojokkan Liva sendiri tanpa ada pengawasan polisi lain.

Ada yang keluar dari mobil, kira-kira jumlahnya sepuluh orang, melewatinya, dan masuk ke dalam Bank Nasional, meluncurkan tembakan peringatan dan kemudian terdengar teriakan orang-orang , terdengar tembakan lagi, namun kali ini tanpa teriakan.

Beberapa orang lagi keluar dari mobil, Liva masih tak berkutik. Kali ini 2 orang itu menarik tangannya dan menggiringnya masuk ke dalam bank. Dia tak melawan.

Liva mendapati banyak warga sipil berada di dalam. Anehnya, walaupun mata mereka semua ditutup memakai kain hitam, hal itu tidak diberlakukan padanya. Semua warga sipil itu kemudian dibawa ke sebuah pintu yang Liva tak tahu berujung dimana. Dia mencoba memanjangkan lehernya, dia kemudian melihat keanehan lagi. Pintu itu menuju ke luar. Satu-satu warga sipil itu dikeluarkan keluar.

Aneh, pikir Liva.

Namun, Liva belum sempat memastikan semua warga sipil itu keluar dengan aman, karena tiba-tiba dia dikejutkan oleh kehadiran orang yang selama ini dirindukan sekaligus paling dibencinya seumur hidupnya, Benjamin Gerart datang, ayahnya datang.

Dia datang tanpa pengawal di belakangnya. Wajahnya tampak telah menua dan kesepian. Liva ingin sekali berlari dan memeluknya sekuat-kuatnya, namun ada juga perasaan untuk memukulnya bahkan menembaknya mati.

Ayahnya mendekatinya, sosoknya makin dekat dengan Liva. Liva ingin menangis, dia begitu dekat dengan ayahnya kini. Orang yang hampir seratus tahun dirindukannya dan berusaha menahan diri untuk mengingat wajahnya.

“Jangan mendekat, kau penjahat!” Liva tiba-tiba berkata, dia juga terkejut mengapa kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Bukan kata-kata manis yang pantas ditujukan anak kepada ayahnya.

Ayahnya berhenti melangkah, dia tersenyum namun matanya terlihat kecewa. Dia lalu berkata, “Kau sudah dewasa rupanya, Liva.”

“Jangan berani-berani menyebut namaku, kau...kau kotor, penjahat!” seru Liva.

“Ya, aku ingin memanggil namamu, Liva..Liva...Liva! Aku sudah lama tidak memanggil namamu, dan sekarang aku akan memanggil namamu sepuasku..”

“Kau tidak berhak,..kau, kau sendiri yang membuatnya begitu!” kata Liva.

“Kau tidak mengerti, Liva.”

“Apa yang tidak ku mengerti? Bahwa kau meninggalkanku di panti asuhan hanya karena kau ingin menguasai dunia?” kini Liva berteriak. Dia berusaha keras, agar air matanya tidak terbit dan suaranya tidak menyuarakan kesedihannya yang menggelegak.

“Sebelum memiliki dirimu, aku memang sudah begini, Liva”

Liva tidak menjawab, dia hanya diam, menunggu ayahnya menjelaskan lebih jauh.

“Aku menikahi ibumu, karena kami saling mencintai. Dia tahu profesiku ini. Tapi dia tetap ingin menikah denganku, dan itu membuatku semakin kagum padanya, namun satu hal yang tidak kuketahui, bahwa hal itu bisa mempengaruhi keselamatan ibumu. Dia akhirnya dibunuh oleh musuhku, sewaktu aku pergi ke luar kota…, itu saat kau berumur tiga tahun.”

“Mengapa orang itu tidak membunuhku juga?” Liva bertanya lirih.

“Karena aku melindungimu, Liva! Aku menitipkanmu setelah kau berumur tujuh tahun di panti asuhan agar tak ada yang tahu bahwa aku mempunyai seorang anak,…jika orang lain tahu, aku takut ini akan mempengaruhimu..”

“Bahwa aku akan dibunuh?” kata Liva

Ayahnya menggeleng, “Bukan karena itu! Aku hanya tidak ingin membuatmu seperti aku, aku tidak ingin membesarkan anakku di lingkungan kekerasan seperti ini, aku ingin kau hidup normal, menjalani aktivitasmu, sekolah, dan menjadi apa yang kau mau tanpa ada ancaman-ancaman setiap hari, dan tanpa rasa takut setiap hari bahwa kau akan dibunuh…” kata ayahnya menjelaskan, setelah ayahnya sudah tidak tahan lagi, dia kemudian berlari dan memeluk Liva. Liva menangis, memeluk ayahnya erat-erat. Memanggil nama ayahnya ribuan kali, dia tak ingin melepaskan ayahnya.

“Ayah, kumohon pulanglah aku membutuhkanmu.....”

Ayahnya menggeleng. Liva merenggangkan pelukannya.

“Tidak bisa, Liva. Inilah duniaku…dengan atau tanpamu.., kau tahu? Aku hanya berpikir mengapa baru kali ini kau yang menangani kasusku, mengapa tidak dari dulu, aku sudah berkali-kali merancang rencana ini untuk bertemu dengan putriku, anak perempuanku yang brillian, anak dari permaisuriku...”

Liva terdiam, dia mengingat ibunya. Dia tidak pernah bahkan untuk mengira-ngira wajah ibunya seperti apa. Liva lalu melepas pelukannya dari ayahnya, lalu dengan wajah ceria dia menghapus air mata ayahnya dan berkata,

“Aku baru saja ditugaskan menangani kasus geng Apel Hitam, geng terbesar, geng terbesar di kota ini, geng yang ayahku menjadi bos besar di dalamnya! Aku polisi yang hebat!”

Ayahnya mengangguk.

Mereka pun berbicara tanpa ada yang mengganggu. Berkali-kali walkie-talkie Liva berbunyi, tapi dia tak menggubrisnya, setelah beberapa jam lewat, ayahnya pun pergi meninggalkan Liva. Ayahnya memberikan Liva alamat e-mailnya, jika suatu saat Liva rindu padanya dan ingin berkomunikasi dengannya. Namun, sebelum ayahnya pergi, Liva diikat, diberi pemerah kulit dan matanya ditutup, agar memberi kesan bahwa dia telah disiksa dan disandera.

Setelah hari itu, kota itu bersih dari aksi Geng Apel Hitam, tanpa ada penangkapan anggotanya satupun. Kejahatan-kejahatan geng besar itu baru dibongkar setelah bos besar mereka, ayah Liva, mati dalam kecelakaan pesawat, dan Liva memundurkan diri dari kepolisian pusat.

S E L E S A I

P.S.

For Noe : ”Well, this is you’re inspiring story...”

Selasa, 27 Mei 2008

Fight Club


Novel yang sangat berpengaruh, gelap, orisinal...debut yang tak terlupakan dari penulis penting baru.
-Robert Stone-

Fight Club menawarkan tulisna kejam yang menusuk dan ganjil
-The Washington Post Book World-


Aturan pertama fight club adalah jangan bicara tentang fight club
Aturan kedua fight club adalah jangan bicara tentang fight club
Aturan ketiga fight club adalah hanya dua oorang pada tiap pertarungan
Aturan keempat fight club adalah hanya satu pertarungan tiap kali.
Aturan kelima fight club adalah tanpa sepatu, tanpa baju dalam pertarungan.

Ini adalah peraturan dari buku yang berjudul sama, karangan Chuck Palahniuk pada thun 1996. This book really amazed me. Bukan hanya kata-katanya yang kejam, tajam, langsung tanpa basa-basi, jorok dan tanpa filter tapi kenyataan bahwa buku ini telah difilmkan. Cara menulisnya pun tidak seperti narasi, cara penulisannya berbeda dengan buku-buku yang pernah saya baca. Alur ceritanya pun kacau. Tapi yang lebih mengejutkan saya, karena semua itu bisa membuat saya lebih memahami emosi dari tiap-tiap karakter dalam buku ini. Ceritanya pun memang berbeda dari buku-buku lain. Saya pun sedang 'hunting' filmnya. I can't prediction it's movie...

Sedikit dari bukunya...

Bab 16, saat Tyler Durden membentuk Project Mayhem

"Saat memukuli bocah itu, aku benar-benar ingin menaruh sebuah peluru di antara kedua mata tiap panda yang terancam punah dan tak punya harapan untuk menyelamatkan spesiesnya dan setiap paus serta lumba-lumba yang menyerah dan mendamparkan dirinya sendiri. Jangan anggap ini kepunahan. Anggap saja perampingan."

See? Itu gambaran saat si "Tyler Durden insomnia" memukul seseorang saat pertarungan.

Buku ini termasuk 50 buku yang wajib dibaca. Buku ini juga termasuk buku yang paling rumit yang pernah saya baca, butuh waktu dua minggu untuk menyelesaikannya, padahal saya prediksi hanya butuh waktu dua hari..

Rabu, 21 Mei 2008

David Cook wins American Idol (7th Season)


Akhirnya pertarungan antar David berakhir juga. Rabu kemarin malam merupakan malam final American Idol, dengan 97.5 juta suara yang masuk. Dari suara sebanyak itu, Cook mendapat 56 persen dan Archuleta mendapat 44 persen suara.

"This is amazing. Thank you," Cook said.

Saya sebenarnya lebih prefer ke Archuleta. Namun setelah diumumkan bahwa Cook yang menang saya rasa, "It's okay". Secara kita bisa menikmati suara khas masing-masing David. Siapapun yang menang, it doesn't matter anymore. Well, semoga saja David Cook bisa lebih berjaya lagi dibandingkan jawara Idol sebelum-sebelumnya. Bravo Cook!

Nancy Drew




Film ini dapat pinjam dari Muthe yang ternyata pengembaliannya telat seminggu. Filmnya tentang Nancy Drew, seorang gadis yang suka menyelidiki sesuatu yang aneh dan mencurigakan di sekitarnya. Diperankan oleh Emma Roberts yang bermain dengan sangat baik. Ceritanya Nancy ini pindah ke Los Angeles sementara, karena ayahnya ada tugas di sana. Di sana dia dapat rumah seorang selebritis yang kematiannya mencurigakan. Nah, karena sifat dasarnya selalu ingin menyelidik, dia pun bersama teman-temannya menyelidiki kasus kematian artis itu.

Sebenarnya Nancy Drew adalah sebuah novel terkenal yang difilmkan. Tokoh Nancy Drew sendiri pun sudah terkenal dengan kasus-kasusnya. Ini mungkin cerita detektif cewek pertama yang saya tahu. Film ini disutradarai oleh Andrew Fleming dan VCD nya pun sudah bisa didapat di toko terdekat.

Selasa, 20 Mei 2008

The Children of Huang Shi


Kemarin Tya sms katanya:

"Ri, ada filmnya Jonathan Rhys Meyers sma Chow Yun Fat. Judulx "The Children of Huang Shi" Bgs q critax. Qu liat d mjlhq tdi, tgl 23 Mei baru tayng d bioskop. D, cakepx d poster."

Saya sampai teriak saking senangnya.
Not because Chow Yun Fat nya, tapi kenyataan si Jonathan Rhys Meyers yang saya kira new star itu main bareng ma Chow Yun Fat dan Michelle Yeoh pula! Dengan segera saya cari informasinya di Google.

Kalian bisa log in ke official webnya langsung di
www.childrenofhuangshi.com.
Di situ kalian bisa langsung liat trailer, gallery yang terdiri dari Behind The Scene photo dan Principal Photography, ada juga synopsis, cast and crew dan about the production film ini.

Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris senior maupun baru. Ada Chow Yun Fat, Michelle Yeoh, Jonathan Rhys Meyers dan Radha Mitchell. Film ini bergenre Drama dan Perang. Film yang disutradarai oleh Roger Spottiswoode ini dirilis tanggal 23 Mei 2008.

Sedikit tentang film ini.
Film ini bercerita tentang George Hogg (Jonathan Rhys Meyers) yang membawa 60 orang anak yatim dalam sebuah perjalanan yang panjang dan penuh resiko sejauh hampir ribuan mil menyeberangi pegunungan Liu Pan Shan yang bersalju menuju dataran padang pasir Mongolia. George Hogg adalah tamatan dari Oxford yang berkeinginan menjadi wartawan.
Dalam perjalanannya meliput kabar perang, dia bertemu dengan Jack Chen (Chow Yun-Fat), seorang petugas militer jebolan West Point yang menyelamatkannya saat ingin mengambil kembali foto-fotonya yang dirampas oleh tentara Jepang. Mereka pun akhirnya melakukan perjalanan bersama. Seorang perawat Australia bernama Lee Pearson (Radha Mitchell) mengusulkan sebuah tempat di kawasan Huang Shi di provinsi Hubei, sebagai tempat bernaung untuk mereka. Di tempat inilah anak-anak yatim korban perang ditampung oleh misionaris. Hogg memutuskan bahwa satu-satunya cara menyelamatkan anak-anak itu adalah berpindah ke tempat yang aman di daerah pedalaman Mongolia. Dengan bantuan seorang aristokrat dan pedagang retail lokal bernama Madam Wang (Michelle Yeoh), George Hogg, Jack Chen dan Lee Pearson membawa 60 anak yatim ini menuju Mongolia dalam perjalanan yang panjang dan penuh hambatan.

Evan Almighty



Ini film kedua yang saya tonton di rumah sepupu kemarin. Evan Almighty ini mirip-mirip Bruce Almighty yang diperankan oleh Jim Carrey. Berkisah tentang Evan Baxter (Steve Carell) yang baru diangkat menjadi anggota kongres dengan misinya yaitu 'Change The World'. Dia lalu didatangi oleh Tuhan (Morgan Freeman) yang menugaskannya untuk membuat bahtera. Semula Evan menolak mati-matian, tapi siapa yang bisa menghindari-Nya? Kariernya pun dikorbankan. Keluarganya meninggalkan dirinya karena mereka mengganggapnya gila. Apalagi Tuhan menumbuhkan janggut dan rambutnya dengan sangat cepat tanpa bisa dicukur. Tuhan juga mengirimkannya jubah yang sesuai untuk janggut dan rambutnya yang wajib dipakainya.

Film ini cukup menghibur namun belum bisa masuk dalam kategori film yang 'dahsyat' untuk tahun 2007. Malahan saya lebih prefer ke Bruce Almighty dibanding film ini. Mungkin karena yang main bukan si gokil Jim Carrey ya?

My Girl and I




Kemarin yang semestinya saya belajar untuk final hari ini, saya malah nonton dua film non-stop di rumah sepupu. Nontonnya rame-rame jadi seru. Judul filmnya My Girl and I. Yang main itu Cha Tae Hyun dan Song Hye Gyo. Ceritanya simple tentang seorang cowok yang tidak pernah melupakan si ceweknya yang sudah meninggal karena leukimia. Ceritanya dimulai dengan melihat kehidupan si cowok ini setelah beberapa tahun ceweknya meninggal dan di flashback ke masa SMU mereka, saat mereka pertama kali bertemu.

Ceritanya cukup sedih dan mengharukan. Tapi mungkin sudah sering melihat Song Hye Gyo memerankan cewek yang kena leukimia dan mati, jadi effect nya tidak terlalu bagaimana begitu. Cukuplah untuk kalian yang ingin mengingat cinta pertama kalian.

Jumat, 16 Mei 2008

Menjelang Final di Kampus

Final di depan mata.
Bahan-bahan mata kuliah sudah menumpuk ingin dipelajari atau sekedar dibaca.
Alhamdulillah, flu ku sudah agak baikan.
No more headache or cough...

CCC mengadakan Cyberday besok pagi.
Saya ikut Cyberday.
Mau tahu tentang cyber, more than I knew.

Senior-senior CCC juga nyenengin.
Jadi smoga tambah asik pelatihannya.

Besok mau pinjam beberapa film dari Ty.

Across The Universe
Radit dan Jani
Nancy Drew

misalnya saya sudah nonton, insya Allah di review disini.

Oh iya, kemarin saya dan anak-anak Kosmik 07 ujian final Bhs. Indonesia.
Benar-benar gila.
Ujian bahasa kita sendiri saja, pusingnya minta ampun.

Bagaimana dengan kabar dunia?
Bagaimana kabarmu Ochank? Noe? eM?

Miss you really!

Selasa, 13 Mei 2008

Download Music on Multiply

Bagi para penggemar musik dimana saja pasti sudah sering menggunakan multiply.com untuk mendownload lagu. Namun rasanya sekarang sudah tidak bisa lagi karena di bagian search di multiply, bagian music sudah tidak disediakan lagi.
Beberapa hari yang lalu, untungnya, salah satu kawan saya memberitahukan trik untuk mendownload lagu di multiply. Caranya cukup simpel. Mudah-mudahan cara ini bisa membantu Anda untuk mendownload lagu-lagu yang Anda sukai.

Langkah 1
Setelah masuk home, masuk ke Search dan ketik judul lagu atau nama penyanyi di kotak pencarian [multiply] contohnya : Yui music

Langkah 2
Akan muncul berbagai macam alamat multiply, pilih salah satu yang menyediakan lagu yang dicari.

Langkah 3
Setelah masuk, pilih bagian music.

Langkah 4
Pada deretan lagu-lagu, di bagian bawah ada tulisan Play this on playlist

Langkah 5
Open with Winamp.

Langkah 6
Pilih lagu yang akan didownload lalu klik kanan, pilih View file Info maka akan terbuka info file yang berupa link, copy link tersebut.

Langkah 7
Buka window baru, lalu paste link yang tadi di bagian penulisan web address.

Langkah 8
Akan ada kotak download, klik OK.

Selamat Mencoba!

Minggu, 11 Mei 2008

God, in final?

Saya kena flu. Waktu nulis ini saya dalam gejala tahap I nya ; tenggorokan sakit, nyeri badan, hidung tersumbat dan sakit kepala. Serious, this is not for good time!! Berhubung sejam lagi ada ujian final Filsafat Sosial dan jam 3 lanjut IPTEKS.

God, help me in this!

Broken Flowers




Film ini saya nonton pas nginap di Imperial Aryaduta Hotel Makassar tapi hanya sebagian, ndak sampai habis. Jadi, kemarin pas Warni bawa VCD nya, saya nonton sampai habis dan berujung pada kebingungan.

Film ini bercerita tentang seorang pria yang sudah berumur bernama Don Johnston (Bill Murray) yang hidup sendiri. Suatu hari dia mendapat surat beramplop merah muda ditujukan kepadanya. Dari surat itu diketahui dia memiliki seorang anak laki-laki. Namun, di surat itu tidak ada nama pengirim ataupun petunjuk apapun yang mengarahkan dimana alamat pengirim. Dengan bantuan dari temannya,Winston, dia pun terbang melintasi negara mencari siapa pengirim surat itu. Dia berencana menemui semua mantan kekasihnya, satu per satu.

Tak menyangka, film yang disutradarai oleh Jim Jarmusch ini menerima 4 Awards dan termasuk pemenang Penghargaan Film Canness 2005. Well kita harus berpikir untuk memahami apa sebenarnya inti film ini.

Rabu, 07 Mei 2008

Inspirasi Kesempurnaan : Sebuah Esai tentang Seorang Ibu


Ibu lahir di Tarakan 46 tahun yang lalu dengan sempurna. Mungkin sudah sejak saat melihat dan merasakan dunia untuk pertama kalinya lah, kesempurnaan telah tertanam dalam diri beliau hingga ke inti kehidupannya, membuat beliau selalu ingin menjadikan dirinya maupun hal-hal yang berkaitan dengan diri dan hidupnya adalah sempurna. Hal-hal seperti pendamping hidup, anak-anak nya, kediamannya, kepribadian sikap, hingga masalah kepercayaan (agama yang dianut beliau) dan idealisme hidup; beliau selalu berusaha menjadikannya sempurna.

Beliau adalah ibuku. Ibu adalah sosok wanita yang kuat, tegar dan cerdas. beliau masih menyimpan gejolak-gejolak mudanya hingga kini. Ambisi-ambisinya masih merekah sampai sekarang, membutuhkan wadah dan sarana untuk melampiaskan semua keinginan-keinginan yang tidak sempat beliau jadikan saat masih muda dulu.

Ibuku bernama lengkap Eriyani Idruz. Beliau merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara. Hal itu menjadikan dirinya sebagai wanita penggerak. Jiwanya dinamis. Beliau tidak bisa begitu saja menerima kemalangan nasib yang menimpa hidupnya dan hidup keluarganya. Di saat kakek, ayah Ibu, pergi melancong tak tentu rimbanya, meninggalkan istri dan anak-anaknya, Ibu lah yang berjuang mencari rezeki untuk membantu dirinya dan saudara-saudara yang lain, yang telah dipecah-pecah untuk mencari nasib masing-masing.

Ibu sering kali menceritakan kisah hidupnya saat muda dahulu. Entah, mungkin untuk mengenang masa lalu beliau yang tidak biasa, atau mungkin juga agar anak-anaknya dapat mencari-cari pelajaran dalam kisah hidupnya. Satu hal yang kuketahui tentang diriku pada dirinya; beliau suka menulis seperti aku menyukai menulis, beliau senang membaca seperti aku menyenanginya dan beliau mencintai bepergian ke tempat baru seperti aku...menginginkan London (tempat baru itu).

Aku menulis ini sambil sekali-sekali memandang foto Ibu dan Ayah saat berada di Tanah Suci Mekkah. Naik haji merupakan salah satu ambisi dan keinginan Ibu dan keinginan itu terwujudkan dengan doa-doa yang beliau panjatkan di malam buta.

Pada anak-anaknya, beliau tanamkan disiplin dan menjadi orang yang terbaik. Beliau selalu mengharapkan pada kami, anak-anaknya, agar tidak menyesal di hari tua. Beliau mengajarkan kami agar selalu berusaha dengan tiga cara yaitu dengan sholat, belajar dan berdoa. Beliau selalu yakin kunci keberhasilan dalam hidup adalah dengan meminta kepada Allah SWT dan berusaha. Beliau marah jika kami malas, beliau marah jika kami boros, dan beliau tidak suka melihat kami terlambat bangun. Bangun pagi bagi para gadis adalah pukul lima bukan pukul tujuh.

Happy B'day My Lovely Sista!!!


Tita ulang tahun yang keenam tanggal 4 Mei kemarin. That day she was really beautiful in pink. Saya dan keluarga merayakannya dengan makan di resto Pizza di salah satu Mall di Makassar, Mall Panakukkang, Pizza Hut. Tapi sebelum sampai di sana...

At first, kita singgah dulu di Alfa Supermarket untuk beli kue ultah, tidak terlalu besar dan mewah tapi rasanya enak. Harganya dua puluh ribu. Yang turun cuma Mom, yang lainnya menunggu di mobil. Siang itu panas, untung AC mobil berfungsi dengan baik, kita menunggu sambil mendengarkan MP3 dari player di mobil.
Lalu setelah dari Alfa, kita singgah lagi di M'tos, Makassar Town Square, karena Mom bilang kado darinya mau belikan Tita baju baru. Jadi kita semua turun dan berpencar. Mom, Dad dan Tita satu tim, misinya beli baju buat Tita. Warni, Ayu, Lulu dan Meli satu tim, misinya cari kado buat Tita di Strawberry. Sedangkan saya, tersesat sendiri dalam tumpukan buku-buku baru di Gramedia. (It's like I'm truly a wormbook, but it just ain't so).

Habis dari sana, kita jemput sepupu-sepupu yang sebaya dengan Tita, 3 orang di Abdesir. Yang diajak itu cuma Fatan, Nabila dan Fadil. Then we on the road into Pizza Hut...

Hari ulang tahun Tita tidak pernah dirayakan secara meriah. Makanya walaupun Mom merasa keluarga kami dalam masa paceklik dan krisis, Mom masih mau bela-bela merayakan ulang tahun anak penyejuk hatinya itu. Tita anak bungsu dan paling lucu. Tita belum sekolah, sudah tamat TK tapi umurnya belum cukup untuk masuk SD. Mungkin tahun depan. Semoga Tita makin besar makin pintar dan selalu menurut kata orang tua, jangan seperti kakak-kakaknya yang lain.

Selasa, 06 Mei 2008

Santai Sejenak

Huff,
Kapan saya bisa santai sejenak? Meluangkan waktu seminggu atau beberapa bulan untuk membaca buku-buku dari Daftar Baca saya? Rasanya saat ini belum bisa. Berhubung sebentar lagi akan ada Mubes Kosmik 2007 dan yang jadi panitia itu angkatan 2007-angkatan saya. Padahal belum sempat menghela nafas setelah acara follow up Figur: Seminar Nasional, ada lagi kepanitiaan yang baru. Tapi tak apalah, karena setelah itu, setelah Mubes itu, liburan dua bulan menanti. Semoga liburan dua bulan nanti tidak kuhabiskan lagi di rumah seperti tahun-tahun yang sebelumnya.

London wait for me..! Maybe not this year but someday I'll be there, touch and feel you. Singing London Calling from the top of your red bus. I really exciting!! You are just my dream!

To Kill a Mockingbird




Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya...hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya.

-Harper Lee dalam To Kill a Mockingbird-


Buku yang berjudul To Kill a Mockingbird ini ditulis oleh Harper Lee pada tahun 196o, memenangkan penghargaan Pulitzer tahun 1961 dan diangkat ke layar lebar pada tahun 1962 oleh sutradara Robert Mulligan. Buku ini baru saja selesai saya baca tahun 2007 dengan penerbit Qanita tahun 2006 di Indonesia. Sebenarnya ada apa dengan buku ini? Apa yang istimewa dari buku yang bergenre drama keluarga ini?

Satu yang dapat saya katakan bahwa buku ini mengangkat tema tentang diskriminasi antara kulit hitam (nigger) dan kulit putih yang dominan pada sebuah county di Alabama bernama Maycomb. Penutur dalam cerita ini adalah seorang anak perempuan yang berumur delapan tahun bernama Jean Louise Finch atau Scout Finch. Mungkin alasan inilah yang membuat novel ini termasuk novel yang ringan walaupun tema yang dibahas termasuk berat.

Pada saat ayahnya, Atticus Finch seorang pengacara yang andal di Maycomb, membela seorang kulit hitam berbagai kecaman dan hinaan datang dari seluruh warga Maycomb. Meskipun banyak warga yang mencela keluarga mereka, namun Scout yakin ayahnya tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diyakininya. Scout tahu bahwa ayahnya membela sesuatu yang benar, bahkan jika tak ada satu pun orang yang mendukung mereka.

Selain itu , novel ini juga menjelaskan bagaimana prasangka sering datang pada sebuah kelompok. Walaupun sebenarnya pandangan tersebut tidak benar, namun citra yang sudah terlanjur melekat sulit sekali dihilangkan. Seperti kata-kata Atticus di hadapan pengadilan saat dia menyimpulkan kasusnya.

"...telah hadir di hadapan Anda, Tuan-Tuan, di pengadilan ini, dengan keyakinan sinis bahwa kesaksian mereka tak akan diragukan, ikut bersama mereka dengan asumsi jahat bahwa semua orang Negro berbohong, semua orang Negro adalah makhluk yang pada dasarnya tidak bermoral ...., asumsi yang hanya dimiliki oleh otak sekaliber mereka..."

Buku debut Harper Lee ini meraih banyak pujian dan penghargaan. Termasuk 50 Buku yang harus dibaca sebelum mati versi majalah Bukune dan Novel Terbaik Sepanjang Masa versi Time Magazine.

Kamis, 01 Mei 2008

maybe you are the Joker..


Orang yang mengetahui takdirnya harus menjalaninya...

Ini buku ke 4 karya Jostein Gaarder yang kusentuh dan kubaca. Setelah Gadis Jeruk, Perpustakaan Bibbi Bokken, Dunia Sophie (belum kelar) dan buku ini, Misteri Soliter. Buku ini jenisnya sama dengan buku-buku lainnya, penuh dengan filsafat hidup ala Jostein Gaarder, yang selalu menampung surat atau catatan atau buku mungil dalam buku-buku tulisannya.

Kali ini kita dibawa dalam perjalanan dan petualangan anak laki-laki bernama Hans Thomas yang melakukan perjalanan dari Norwegia ke Athena untuk mencari bunda nya yang telah pergi selama delapan tahun untuk menjadi model majalah. Selama perjalanannya bersama Ayahnya yang juga seorang yang penuh dengan filsafat hidup, dia bertemu dengan kurcaci yang memberinya kaca pembesar. Bukan hanya sampai disitu, setelah sampai di Dorf, seorang tukang roti memberikannya kue kismis yang didalamnya ada buku mungil yang hanya bisa dibaca dengan kaca pembesar. Apakah ini kebetulan saja? Atau dalam buku mungil itu tersimpan sebuah rahasia hidup yang selama ini tersimpan rapat dari generasi ke generasi keluarga Hans Thomas?

Buku ini banyak mengajarkan kita tentang hidup. Bahwa tidak semua orang menyadari dari mana mereka berasal dan untuk apa mereka hidup. Bahwa diantara banyak orang hanya satu dua orang yang merupakan Joker.

August Rush


An incredible journey moving at the speed of sound

Well, bagi yang suka musik, film August Rush layak jadi tontonan. Film ini memberikan atmosfir yang berbeda dibandingkan film musikal lainnya, seperti Nodame Cantabile dari Jepang atau High School Musicalnya Disney. Film ini diperankan oleh Freddie Highmore sebagai August Rush/Evan Taylor yang memiliki sebuah 'gift' untuk mendengarkan nyanyian alam dan memadukannya menjadi sebuah alunan musik yang indah. Menurutku, yang menjadikan film ini indah karena keberadaan Jonathan Rhys Meyers ( Louis Connely) dan Keri Russell (Lyla Novacek) yang menjadikan film ini terasa semakin dalam.

Really romantic movie. Pertemuan pertama Lyla dan Louis sehabis sama-sama konser, Lyla konser musik klasik dengan cello nya sedangkan Louis konser band dengan dia sebagai vokalis, mereka bertemu di atap rumah pas malam sambil mendengar suara harmonika pemusik jalanan dan berdua menatap bulan. Trus Louis nyanyiin lagu Moondance yang liriknya sungguh indah. Entah mengapa sejak saat itu mereka tidak pernah saling melupakan satu sama lain. Hingga Lyla hamil tanpa Louis tahu, karena malam itu adalah pertemuan mereka yang pertama dan terakhir kalinya.

Evan besar di lingkungan panti yang buruk. Evan yang memiliki 'gift', yakin kalau orangtuanya masih hidup dan dia berniat untuk mencarinya, dia akhirnya terdampar di New York dan bertemu dengan Maxwell Wallace alias Wizard (Robin Williams). Wizard jugalah yang pertama kali menyadari kelebihan Evan dan lalu menamainya August Rush.

Film ini ndak main di dialog. Banyak kekosongan yang diisi dengan musik, musik dan ekspresi pemain. Soundtrack yang digarap apik oleh Mark Mancina dan beberapa musician lainnya mampu mewakili musik tiap adegan sehingga membuat film ini lebih hidup. I really like this movie. Tidak heran kalau film ini dapat 4 penghargaan Oscar.