Selasa, 25 Oktober 2011

NAIF- Karena Kamu Cuma Satu

Diperdengarkan pertama kali sama Rahma di studio Audiovisual, I'm instantly falling in love to its music and lyric. And here's its official music video!




....
denganmu semua airmata
menjadi tawa suka ria
akankah kau selalu ada
menemani dalam suka duka

denganmu aku bahagia,
denganmu semua ceria.
janganlah kau berpaling dariku,
karena kamu cuma satu,
untukku..

Rabu, 19 Oktober 2011

My Ever Bestfriends

~postingan bersambung~


my GIRLS (Tya ke Jakarta)


Saya sering sekali menghabiskan waktu bersama enam perempuan ini: Dini, Anita, Isti, Tya, Ira dan Rahma.

Kami tidak punya nama geng. Mungkin kami merasa repot sendiri jika ingin melabeli dan menamakan 'KAMI' ini. Pernah Rahma menamakan kami Keluarga Cuaca. Tapi nama itu terkesan tidak diakui oleh hampir sebagian besar anggota. Jadi, kami pun menyerah dengan 'mencari nama'.

Diantara kami bertujuh, sampai tulisan ini dibuat, baru Anita dan Dini yang lepas dari beban tugas akhir sebagai mahasiswa. Sedangkan lima lainnya termasuk saya, masih berusaha menuntaskan skripsi hingga akhir tahun ini.

Saya tidak tahu bagaimana awalnya hingga enam perempuan ini menghiasi rupa-rupa dunia kampusku selama 4 tahun lebih. Yang saya ingat, saya sudah beberapa kali dekat dengan beberapa teman Calisto7 lain. Mulai dari awal masuk menjadi mahasiswa baru, masuk ke tahun kedua, ketiga hingga sekarang. Pada akhirnya, seperti sudah ditakdirkan, bersama enam orang inilah saya merasa nyaman dan benar-benar merasa diterima apa adanya.

Anita and Me :)


Anita Kusuma Wardana. Dipanggil Anita. Dari luar tampak sarkastik dan antagonis. Dia temanku yang paling bisa diandalkan masalah akademik. Dia itu buku teks berjalan. Percayalah, kawan. Kak Riza bahkan mengakui hal itu. Dia pengamat dan pendengar yang baik. Dia juga indo' botting yang lihai. Intinya tanpa Anita, kami akan kehilangan arah dan tak tahu mau bertanya kemana.

Muttya Keteng Pangerang. Dipanggil Tya, walaupun teman-teman lain sering memanggilnya Keteng. Tya itu perempuan yang 'subhanallah' sabarnya. Badannya yang besar dan wajahnya yang kecil sering mengingatkanku pada tokoh Po dalam Kungfu Panda. Tya itu keren. Dia tahu buku-buku bagus, lagu-lagu hits, film-film yang booming dan tidak. Selera designnya simple sama dengan selera fashionnya. Tya itu pendengar yang baik, melebihi Anita, tidak ada yang ragu akan hal itu. Tya itu jenis teman yang akan selalu setia berada disampingmu saat kau butuh. Jenis teman langka yang jarang ditemukan oleh orang seperti saya. Pokoknya, tanpa Tya, saya tidak tahu lagi mau meminta pendapat ke siapa, curhat ke siapa, minta ditemani kemana-mana dengan siapa.

Dini and Me sitting at corridor

Dini Imanwaty Awal. Dipanggil Dini atau Dindong. Karakternya agak mirip saya. Anehnya sama, galaunya sama, kritisnya juga sama. Hobi kami sama kecuali dalam hal sepak bola. Dini seorang Milanisti sejati, penggemar No.1 Kaka. Dini, tidak seperti saya, merupakan perempuan yang tangguh. Jika dia sudah bertekad, dia akan berusaha menuntaskannya. Dia juga seorang yang punya visi dan misi yang pasti. Well-organized. Tanpa Dini, saya tidak akan menemukan orang yang suka mengkritisi saya, tidak akan menemukan teman bercerita dan berimajinasi.

Selasa, 18 Oktober 2011

Tucson to Remember

It's been almost two years. What was that? Yeah, it's been almost two years since I went to Tucson, United States, as grantee of IELSP Cohort 7. It was from 13 June until 9 August 2010. And it was fantastic experience I've ever had.

It's been almost two years and although the memories begin to fade away, but I can still smell the air and feel the sunshine. I still can remember how far I have to walk, if I missed the shuttle, from apartment to university.

For me, it's always Tucson to remember.

And here is: Tucson.

North Stone Ave





Sahara Apartment


Langit

Langit itu atap dunia, Ri. Beberapa orang percaya disanalah tempat tinggal Tuhan, seperti setiap kali mereka berkata sambil menunjuk ke atas langit, "Itu sudah kehendak Yang Di Atas..."
***

"Lihat, Sayang! Awannya mirip badut!" kau menunjuk ke langit saat berada di boncengan belakang motorku.
"Ah, masa? Menurutku lebih mirip eskrim"
"Mana ada? Awannya lebih mirip badut nah!"
"Tidak, lebih mirip eskrim..."
"Badut.."
"Eskrim..."
Rasanya ada lima belas menit kita beradu pendapat tentang bentuk awan di langit sampai kau sadar aku hanya berniat mengganggumu.
***

Langit tersiksa dan menderita karena polusi udara dari bumi. Ia pasti sudah seringkali meminta pada Yang Maha Kuasa untuk menguatkan dirinya agar bisa menanggung segala beban bumi. Maka semakin cerah ia, semakin kecil tanggungannya. Semakin gelap ia, semakin berat pula tanggungannya. Ia melindungi bumi tapi manusia malah tidak peduli padanya. Ia memang sudah pantas marah. Langit memang sudah pantas meledak. Tinggal tunggu waktu saja.
***

"Bu Guru, kenapa langit berwarna biru?" Suatu hari Gita bertanya padaku pertanyaan sederhana itu. Aku tersenyum. Bagaimana aku harus menjelaskan fenomena alam pada anak berumur enam tahun?
"Itu karena warna biru adalah warna kesukaan Tuhan, Gita..."
"Oooh..." Gita mengangguk. "Kenapa Tuhan suka warna biru, Bu?"
Aku sadar takkan bisa lepas dari pertanyaan berputarnya ini hingga sejam ke depan. Dan kelak suatu saat, Gita akan tahu sendiri betapa jawabanku ini tidak bisa dipertanggungjawabkan.
***

#16

Minggu, 16 Oktober 2011

absence

Ketidakhadiran bukan hanya memperbesar kerinduan, tapi juga memperbesar rasa cinta.
-Audrey Niffenegger in The Time Traveler's Wife-

Sabtu, 15 Oktober 2011

You don't have to feel like a waste of space
You're original, cannot be replaced
If you only knew what the future holds
After a hurricane comes a rainbow

Maybe your reason why all the doors are closed
So you could open one that leads you to the perfect road
Like a lightning bolt, your heart will glow
And when it's time, you'll know


-Fireworks-
by Katy Perry

Senin, 10 Oktober 2011

Hujan

Hujan selalu membuat cerita kita berkesan. Aku suka hujan. Kau tidak. Aku suka hujan karena saat itulah kau memperhatikan dan mencemaskanku lebih besar dibanding saat hari cerah. Kau tidak suka hujan karena hujan selalu membuatmu panik memikirkanku di belakang motormu. Kau tahu aku gampang pilek. Kau tahu daya tahan tubuhku kurang. Kau tahu aku tak pernah membawa jaket jika tidak diingatkan.

Sore itu, hujan tiba-tiba turun deras tanpa permisi. Kau lalu berhenti, membuka jaketmu lalu memberikannya padaku.
"Pakai ini buat tutup kepalamu, supaya tidak kena hujan"
Saya lalu memakainya sebagai tudung kepala. Lalu kau kembali menyalakan motormu dan menembus hujan. Kita tidak melihat tempat singgah dan tujuan semakin dekat. Kaosmu basah kuyup dan kau bahkan tidak peduli.

That was so sweet of you, dear.


#15harimenulisdiblog #11 #Hujan @hurufkecil

Sabtu, 08 Oktober 2011

Ingatan Tepi Jendela

Dia pernah berkata padaku, "Sesungguhnya semua manusia akan terbangun di kala Subuh, tidak terkecuali."

Benarkah?

"Iya, hanya beberapa saja yang kemudian bangkit dan menjalankan ibadah, yang lain kemudian hanya sekedar tersadar dan melanjutkan lelapnya"

sebagian lagi menikmati pagi.

"Hah?"

Sebagian lagi, Sayang, akan membuka jendela-jendela di rumahnya. Merasakan udara sejuk yang dingin menerpa kulit wajahnya kemudian menghirup segarnya pagi saat itu. Mendengar merdu kicauan burung-burung dan melihat bergantinya gelap menjadi terang. Seluruh panca inderanya menikmati pagi dari tepi jendela.

"Lalu?"

Ritual 'tepi jendela' itu menjadi saat dimana dia merencanakan apa yang akan dilakukannya seharian : membersihkan rumah, membuatkan sarapan suami dan anak-anaknya, mencuci pakaian, memasak, merawat taman dan tanamannya dan menunggu suami dan anak-anaknya pulang ke rumah. Begitu setiap hari. Tanpa ritual itu, takkan ada rencana, takkan ada pekerjaan yang selesai.

Lalu dia mengangguk sambil memandangiku, lama.


Kemudian dia pergi. Selamanya, menghadap Sang Kuasa. Bertahun-tahun setelah kepergiannya, percakapan itu terus menerus terputar di ritual pagiku.


#15harimenulisdiblog #9 #Jendela | @hurufkecil

Kamis, 06 Oktober 2011

Pesan Bintang

Hanya hidup yang tak diperjuangkan yang tidak memiliki arti, kau tahu itu kan, Sayang? Atau kau berpikir sebaliknya? Hiduplah yang berarti jadi ia layak untuk diperjuangkan?

Pernah suatu malam aku berbisik di telingamu menerakan beberapa kalimat manis dan datar.

"Agar tidak kau salah artikan jika aku memberinya intonasi"

Kau mengangguk mengerti.

Lagipula, ini pesan khusus dari langit, akulah Sang Pembawa Pesan.

Kubilang padamu, "Jangan terlalu sering mengeluhkan apa yang terjadi dalam hidup. Itu membuatmu semakin susah. Jika sesuatu buruk terjadi, hadapi, terima dengan ikhlas dan bersabarlah. Anggap itu memang bagian dari hidup"

"Tapi itu tidak gampang! Bicara memang mudah, apalagi kau hanya Pembawa Pesan. Jangan coba menceramahiku!"

Setelah berbisik begitu, aku kembali menjadi bintang, mengawasimu. Menunggu menyampaikan pesan-pesan langit selanjutnya.

Dan pesan itu hanya kau anggap satu dari sekian mimpi-mimpi malammu.


#15harimenulisdiblog #8 #pesan | @hurufkecil |

Rabu, 05 Oktober 2011

Characteristic of a Guy You Like?

Mungkin sewaktu muda, saat masih remaja dan berumur belasan tahun, kau pernah menyusun dengan rapi TIPE PRIA IDAMAN. Kau menyusunnya sungguh dengan cermat dan teliti, pelan-pelan. Kau menulisnya tentu tidak di sembarang tempat karena kau tidak ingin orang lain membacanya. Jika ingin membaginya, kau hanya memperlihatkannya pada sahabat-sahabatmu.

Lalu hidupmu berjalan. Penuh liku, penuh rasa, penuh kisah. Kau bertemu banyak orang, kau bertemu banyak tipe manusia, kau memahami banyak karakter orang. Lalu kemudian, kau mulai jatuh cinta.

Jatuh cinta yang benar-benar perih dan menyenangkan.

Kemudian kau mulai teringat lagi catatan yang pernah kau susun saat masih muda dulu. Kau mungkin sudah lupa tempat kau menuliskannya tapi walaupun sedikit, kau masih mengingatnya dengan jelas.

Dan kau lalu mendapati dirimu dalam keheranan yang absurd. Bagaimana tidak, poin-poin yang kau susun dengan rapi, poin per poin itu malah ingkar. Hanya satu dua poin saja yang setia konsisten. Hanya beberapa poin yang sesuai dengan kenyataan. Intinya, kau tidak benar-benar jatuh cinta dengan tipe pria yang kau rencanakan.

Kemudian kau sadar, kau tidak bisa mengatur dengan siapa dan dengan orang seperti apa kelak kau akan jatuh cinta. Seperti kau tidak bisa mengatur jodohmu kelak. Kau bisa memilih kau suka dengan ini, itu. Tapi perasaan yang murni dari dalam itu mungkin kemudian digerakkan oleh 'kekuatan lain', yang bahkan tak bisa dibaca oleh akal manusia.

Percayakah kau?


Love,
Sunshine

They're DONE!!

With Anita, my BFF. She's done her ujian meja yesterday.

with Dini, Anita and Isti. my BFF when Dini finished her ujian meja, couple months ago. Now, she's graduated.


Semoga saya dan teman-teman Cals lain bisa segera menyusul. Amiin


Love,
Sunshine

Selasa, 04 Oktober 2011

Dear Brainwave,

I always want to hear your voice before I go to sleep every night. Even if only just one minute.
I always want to know your comments everytime we meet whether I look pretty or not that day.
I always want to hold your hand everytime we walk side by side ignoring what people said about it.
I always want to whisper to your ear how much I care about you, how much I love you.
I always want to spend all my day just sitting beside you in conversation or in silent, comfortably. without feeling awkward and clumsy.



Love,
Sunshine