Minggu, 21 November 2010

LAX

Los Angeles, 13 Juni 2010

Disinilah entry point kami masuk United States. Bersembilan belas, ditemani Mba Fenty, chaperone kami dari Jakarta hingga Tucson.


Sebelum turun dari United Airlines, pramugari pesawat menginformasikan ke seluruh penumpang untuk menunjukkan passport di halaman foto saat masuk di gate.

Saat itu saya berada di Los Angeles International Airport, LAX.

Kami sudah disambut oleh petugas bandara yang berseragam biru gelap. Tidak ada senyum. Mereka bertampang serius memeriksa dan mengamati. Saya gugup luarbiasa. Disini, kami benar-benar harus jaga sikap. Tidak boleh bertingkah macam-macam, apalagi mau sekedar berfoto, it's a BIG NO.

Kami masuk ke sebuah ruangan yang cukup besar dengan meja-meja petugas imigrasi berderetan. Antrian panjang berbentuk ular. Kami, bersembilan belas mengantri paling belakang. Saya mencoba relax dengan mengamati ruangan itu. Ada beberapa televisi yang menayangkan tayangan yang sama berulang-ulang, tentang Amerika.

Antrian maju cukup cepat. Saya menyiapkan passport,J-1, kartu imigrasi dan tiket.

Diantara petugas imigrasi, ada seorang petugas yang menarik perhatian saya. Laki-laki berumur paruh baya, berbadan besar yang wajahnya jahat dan berkata keras. Sepertinya dia keturunan Cina. Dalam hati saya berkata saya tidak mau diperiksa di loketnya. Saya mau petugas lain.

Tapi sayang sekali, loketnya sedang kosong saat giliranku tiba. Mau tidak mau, saya pun menuju loketnya.

Saya paling duluan selesai dari bagian imigrasi. Teman-teman lain masih diperiksa, semua laki-laki masuk Secondary Inspection.

Dari imigrasi, lalu kami berjalan cukup jauh menuju baggage, yang bentuknya seperti lingkaran berjalan. Mengambil koper teman-teman lain yang masih belum keluar. Saya mengumpulkan koperku dan menaruhnya di kereta dorong. Teman-teman yang sudah tiba, mengikutiku.

Selanjutnya, kami ke bagian Customs, untuk melaporkan barang bawaan apa saja yang kami bawa. Koper saya bersih. Saya lolos dengan mudah dan cepat.

Kemudian, kami berjalan lagi, dan memasukkan kembali koper kami ke bagasi, karena harus melanjutkan perjalanan ke Tucson.

Saya mengira, pemeriksaan ini itu sudah selesai....

Kami, setelah lengkap 19, keluar bandara. setelah berfoto di depan bandara, kami berjalan lagi cukup jauh. saya menghirup udara Los Angeles. saya berjalan dan menapak di tanahnya. melihat mobil-mobil dan jalan rayanya. Sungguh, saat menulis ini, saya masih merasa tidak percaya.

kami harus segera check in untuk penerbangan selanjutnya. kami harus melewati lagi security section di lantai atas. disini; tiket dan passport diperiksa. laptop dikeluarkan. sepatu dicopot. semua bawaan ditaruh di beberapa kotak yang akan melewati scanning.

saya diminta menunggu di sebuah sudut oleh petugas laki-laki. selanjutnya, seorang petugas perempuan berkulit hitam dan berbadan besar, memeriksa saya seluruh badan. cepat, langsung dan terasa tidak nyaman.

setelah selesai diperiksa, saya membereskan semua barang-barang dari kotak-kotak scan. memasukkan laptop ke ransel, memakai sepatu dan...selesai.

kami harus menunggu kira-kira tujuh jam di LAX ini sampai penerbangan selanjutnya ke Tucson.


Love,
Sunshine

0 komentar:

Posting Komentar