Sabtu, 23 Oktober 2010

Lost



Just because I'm losing
Doesn't mean I'm lost
Doesn't mean I'll stop
Doesn't mean I'm across

(Lost-Coldplay)

This night, I want to talk about LOST.

Baru-baru ini pulpen merk G-TEC seharga $2.80 yang saya beli di Changi Airport, Singapore, hilang entah kemana. Saya lupa menaruhnya dimana. Padahal saya suka sekali pulpen itu, warna hitam dan saya lapisi dengan pen-holder khas Kalimantan dari Habib.
Pulpen G-TEC itu saya beli sepasang. Satunya tinta hitam, yang hilang itu, dan satunya lagi, tinta biru. Pulpen biru itulah yang kini menemaniku di tiap-tiap lembar ujian dan di tiap-tiap kelas.
Saya pun segera melupakan pulpen G-TEC hitam itu walaupun sekali-sekali berpikir tentangnya.


SAYA kemudian, sambil menulis ini, mencoba mengingat-ingat, selain pulpen itu, saya telah kehilangan apa lagi.
..............

JAWABNYA: no more.

Lalu saya mengingat teman-temanku di Kosmik, satu persatu dan menyadari, saya masih lebih beruntung belum pernah merasakan kehilangan salah satu orangtua. ORANGTUA! HILANG! Membayangkannya pun tidak bisa. Saya ingat Tira, saat ayahnya meninggal, di pagi itu, dia datang ke rumah dengan niat menitipkan tugas kuliahnya padaku. Saat saya bertanya alasannya tidak ke kampus, dia menjawab ayahnya meninggal dan dia menangis dan kami berpelukan dan saya memintanya sabar. Sungguh, saya tidak tahu PERSIS apa yang dirasakannya.
Saya juga ingat Tya yang bapaknya meninggal karena sakit. Saya ingat pergi menjenguk bapaknya di rumah sakit beberapa kali bersama teman-teman lain. Saya juga ingat hari bapaknya meninggal. Tapi saya juga masih tidak tahu PERSIS bagaimana sedih hatinya.
Kemudian, entah di tahun ini, begitu banyak kabar kehilangan yang saya terima; Bapaknya Nd dan kemudian Neneknya Bwave....

I know one thing is for sure, that must be really PAINFUL.
Karena kehilangan sesuatu selalu menyisakan rasa perih, sakit dan sesal.

Saya pernah membaca kalimat seperti ini, "The most potential person who could hurt you is someone you really love.." Orang yang kau sayang itulah yang bisa menyakitimu.

Karena saat kalian kehilangan seseorang yang kalian sayangi sepenuh hati, kalian juga kehilangan CINTA dan KASIH SAYANG dari mereka. Dan menurut saya, HAL itulah yang paling menyakitkan dari losing someone we love. Kenyataan bahwa kita tidak bisa lagi berbagi kasih sayang dengan mereka.

HIDUP itu beginilah. Selalu ada waktu belajar, waktu memetik pelajaran, menarik hikmah, mencari kesimpulan. BELAJAR. Tidak sehari dua hari, pelajaran itu berlangsung seumur hidup, bertahap-tahap. Tidak semua orang mendapat ujian yang sama. dan kita tidak diberikan ujian yang tidak sesuai dengan kelas kita. semua punya porsi masing-masing.



Love,
Sunshine

1 komentar:

  1. kehilangan itu sebuah yang manusiawi. saya juga pernah membayangkan bagaimana jika kehilangan ibu. saya takut tak bisa melalui hari. namun kehilangan itu tidaklah abadi. karena kau telah menyimpannya di hatimu. kau mengikatnya disana. dan mereka tidak pergi...

    BalasHapus