First of all, alhamdulillah...
Perjalanan dua bulan KKN Reguler Gelombang 79 Unhas di Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, akhirnya selesai. Besok, Selasa, 24 Mei 2011, hari penarikan. Saya mau tak mau harus menghadapi lagi perpisahan lain. Perpisahan dengan teman-teman posko, Ibu Rusmina sekeluarga dan semua warga desa Lawallu, dari yang kecil hingga pemuda desanya.
Banyak sekali yang sudah terjadi dan dilalui disini. Di kemudian hari, saat kenangan sudah buram mengingat, tinggal foto-foto yang bisa jadi pengingat.
Saya menulis ini dengan sakit kepala ringan, sendiri di kamar dan baru saja bangun dari tidur siang. Tadi pagi sekitar pukul sembilan pagi, saya, Mimi, Anti dan Atul turun ke laut bersama Ibu Ruse sekeluarga mengunjungi Banrong milik Bapak rumah-suami Ibu Ruse'. Cuaca yang baik juga mendukung hari ini, Ibu memasak banyak sekali makanan untuk bekal kami kesana. Kami siap berangkat.
For me it was the first time.
Pertama kali selalu terasa menyenangkan. Kami mengendarai perahu kecil selama dua puluh menit ke sana. Perjalanan laut naik perahu kecil pertama itu membuat saya penasaran. Perahu memuat sekitar delapan orang padahal perahunya kecil. Perahunya berjalan dengan bantuan baling-baling yang disambung dengan mesin. Dan sampai di Banrong, saya terkejut luarbiasa melihatnya. Saya berpikir, "Memangnya bisa naik ke atas? Tidak rubuh?"
Siap-siap menuju Banrong |
BANRONG |
Anti duluan naik tangga ke atas |
Baopak dan teman-temannya memeriksa tangkapan |
Ibu Ruse'- |
luarbiasa terang dan panas |
di rumah terapung Kak Iwan banyak keramba!! |
Take a picture with Anti :D |
Eventually, I did it. Saat perahu bersandar dan sudah diikat dengan baik, satu persatu kami memanjat ke atas dengan tangga yang sudah ada. Anti yang pertama memanjat cukup panik. Saya setelahnya cukup repot mengangkat badanku yang berat. Tapi semuanya sepadan saat sampai di atas dan melihat pemandangan laut dan jaring besar dan semua yang ada dalam laut dari ketinggian itu.
Airnya hijau jernih, lautan luas, langit biru berawan terhampar, lamun-lamun, karang laut, berpuluh ikan kecil, cumi-cumi nampak di dalam laut. Ditambah dengan angin yang berhembus lembut dan pemandangan pegunungan biru berkabut. Tak ada apapun selain itu, tak ada suara apapun selain percakapan kami sendiri.
Inilah Desa Lawallu di Barru. Di minggu-minggu akhir disini saya seakan bukan lagi berstatus anak KKN, tapi serasa sudah semacam pelancong. Begitu banyak tempat baru yang indah yang saya datangi bersama teman-teman posko dan warga disini.
Setelah makan siang dan istirahat, pukul dua siang kami pun kembali pulang. Menaiki perahu yang lebih kecil lagi dari sebelumnya. Kami singgah sebentar di keramba ikan milik Kak Iwan. Setelah memberi makan ikan-ikan, kami kembali pulang.
Kami banyak sekali dibantu oleh warga disini selama proses dua bulan KKN. Proker kami mungkin takkan bisa jalan tanpa bantuan dari mereka. Kendala yang paling berat yang saya dan kawan-kawan lain hadapi adalah masalah dana. Sungguh, masa KKN walau hanya dua bulan tapi dana bisa terkuras seperti empat bulan biaya hidup.
Sekiranya selama kita mahasiswa, kita punya 3 masa yang takkan terlupakan; OSPEK. KKN dan masa-masa diantaranya. And for me, yes, these times will be the unforgettable moments ever. I had six people as my new family and I had such a great experiences while I was here.
Love,
Sunshine
0 komentar:
Posting Komentar