Tulisan ini dibuat oleh sahabatku, Dini. Tulisan tentang diriku yang membuat saya terharu sampai menangis. Thanks, Din...
Hari itu mungkin belum genap sebulan aku menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi, aku masih seseorang yang gagu, belum mengenal banyak orang dan masih belum percaya diri untuk bergaul, mungkin saja karena aku seorang pendatang.
Tiba-tiba datang seorang temanku, bisa dibilang begitu, karena kami seangkatan dan sejurusan.
Ia meminjam hpku, katanya iseng untuk melihat-lihat foto, tak lama ia berbicara padaku
“sukako juga Jason Marz?”
Aku menengadah padanya, pasti dia baru saja melihat wallpaper hpku
“iya… kau juga suka?”
Tak lama, kami bercerita mengenai pria yang jauh di belahan dunia lain itu, mempunyai kesamaan dalam kesukaan bisa membuatmu membina hubungan yang lebih jauh.Buktinya saja, Sampai sekarang teman yang bertanya itu telah aku anggap sebagai seorang sahabat, iya..ia pantas disebut seorang sahabat …
Sahabat yang mau saja mendengar apapun ceritaku, mengenai seorang pria yang begitu kucintai, aku suka bercerita padanya, karena mungkin ia menunjukkan rasa ketertarikan akan cerita ku tentang pria itu, ah aku tidak tahu apa ia betul-betul tertarik, tapi kalaupun tidak, ia menghargaiku dengan mau mendengarku
Sahabat yang mau saja aku mintai tolong untuk melakukan apa saja, karena aku tahu ia lebih percaya diri melakukannya di banding diriku yang pemalu ini
Sahabat yang mau saja menemaniku berjalan kaki yang cukup jauh di hiruk pikuk kota Makassar untuk membeli buku, karena kami tidak punya ongkos untuk naik kendaraan
Sahabat yang dengan jujurnya memberi tahu kesalahanku tanpa takut saya tersinggung, dan selalu berusaha agar aku memperbaiki sifatku itu.
Sahabat yang mungkin di hari-hari tertentu bisa menjadi musuh karena ego kami masing-masing
Sahabat yang kadang berbeda pendapat denganku mengenai apa saja, kadang kami memperdebatkan pesan dalam suatu film, kadang ia menutup telinga saat saya memutar lagu band rock, kadang saya mulai sakit kepala jika dipaksanya membaca buku sastra yang benar-benar memusingkan, kadang kami memperdebatkan siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas kasus Century.
Sunshine…
Itu nama sahabatku
Katanya ia senang jika dipanggil dengan sebutan itu, dan betapa senangnya dirinya saat mengetahui ada lagu Jason Marz yang berjudul sama.
Sunshine itu seorang yang unik, yang masa bodoh dengan pendapat orang mengenai pakaian yang dikenakannya hari itu
Masa bodoh dengan kami yang menutup telinga saat ia bernyanyi yang lebih mirip menggumam
Masa bodoh dengan orang yang greget ingin meremasnya saat ia memasang tampang polos di saat seseorang bertanya serius
Sunshine….
Artinya itu matahari bersinar
Mengapa akhri-akhir ini tak ada kecerahan di wajahmu
Kau punya masalah? Kami juga semua punya masalah kok
Kami ingin melihat wajahmu cerah kembali lagi,, sama seperti saat kau berloncat girang memberitahu kau akan ke Amerika,
Tapi aku senang saat ada sinar matahari di wajahmu saat kami tadi bertandang ke rumahmu
Sunshine….
Saat berpelukan di rumahmu kemarin, dan tahu kau akan ke Amerika dua bulan dan kami akan KKN di daerah antah berantah, tiba-tiba rasa iri di dadaku hilang entah kemana berganti dengan rasa kehilangan.
Merindukan semua apa yang kita lakukan
Saling menunggu kuliah selesai duduk di koridor, bergosip mengenai cowok cakep fakultas sebelah, makan bareng di Kansas, pergi nonton di TO dengan uang pas-pasan atau duduk2 di Solaria menunggu makanan sambil menikmati J.Co
Sunshine
Semoga dua bulan kemudian kita bertemu lagi di koridor tercinta dan bercerita mengenai pengalaman masing-masing
P.S : sepertinya daftar oleh-oleh yang saya mau bakal lebih panjang dari catatan kecil di atas, MAAF nda bisa antar ke bandara...
Minggu, 04 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar