Selasa, 25 November 2008

Me: "No expression"?

Well,
ternyata selain Riana, Sunshine, Khy2, nagakecil, anak-anak juga menjuluki saya dengan sebutan "no expression face" atau "not connected". Kata mereka itu karena kalau diajak ngobrol, saya sering tidak menunjukkan ekspresi apapun. Jadi mereka tidak bisa menebak dan mengetahui bagaimana kesan saya untuk cerita-cerita mereka. Mereka juga sering menemukan saya duduk diam terpaku dengan polosnya di tempat-tempat tertentu tanpa ekspresi yang bisa mereka maknai. They really clueless about me. Atau seringnya saya lamban mengerti jika teman-teman menceritakan suatu hal, ceritanya sudah sampai di Sentral tapi saya masih ada di Masjid raya.

Saya ingat suatu waktu saat kuliah Sosiologi Komunikasi, saya memakai kemeja orens terang bergaris. Saat dosen mencari seseorang untuk ditanyai, saya lah yang ditunjuk dengan menghardik, "Orens! Wah, cappo'ki!". Spontan, satu kelas tertawa. Kecuali saya sendiri.
Ketika kuliah berakhir, saya lalu bertanya pada teman tentang kejadian itu. Yang pada saat saya bertanya itulah, saya baru sadar mengapa seluruh kelas tertawa.
"Astaga, Ri...baru ko tau?" Tya berkata dengan sungguh-sungguh terkejut. Karena ketololanku kah?
Saya mengangguk, setelah mengatakan padanya hubungan IAS-orens-cappo'ki itu.
"Pantasan waktu kita semua ketawa, saya liatko diam-diam saja..." dia melanjutkan.
Qbond, yang memberiku gelar "no expression" itu hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. She had no more words to say.

Sorry friend...I don't mean it

Le Fabuleux Destin d'Amélie Poulain


Film ini pada suatu hari ditawarkan oleh Tya, yang langsung saya sambut dengan jingkrak-jingkrak tidak jelas. Film ini jadi salah satu film 'must see' di salah buku film yang saya lihat di liga. Begitu menontonnya, tidak bisa berhenti. Filmnya ringan, lucu dan penuh kejutan.

Yang berperan menjadi Amelie Poulain tidak lain adalah Audrey Tautou (Da Vinci Code). Aktingnya bagus, cocok dengan perannya sebagai waitress in Montmartre café yang pemalu. Tapi, dia juga senang bertualang dan menolong orang lain. Aksinya kocak dan centil. Salah satu aksinya yang paling saya suka waktu dia mengerjai laki-laki yang sebenarnya dicintainya. Waktu dia 'memaksa' ayahnya untuk traveling, mencari pemilik kotak foto, menolong tetangganya yang selalu dimarahi atasannya, dsb.

I really recommend this, saya bahkan masih senyum-senyum sendiri kalau ingat lagi adegan-adegannya.

A Girl Who Married Lion

Finally, setelah sebulan lebih menyimpan buku ini di meja, selesai juga bacanya.

This book from Kak Debra yang baik hati. Berisi 34 dongeng penuh makna yang indah dari dua negara di Afrika-Zimbabwe dan Botswana. Membaca dongeng hanya untuk anak kecil? Menurut saya tidak. Membaca dan mendengarkan dongeng, seperti kata Mma Ramotswe, membuat kita mengenang dan mengingat kembali masa kecilk ita. Saya juga setuju pada kalimatnya; "mengenang masa lalu seakan memandang melalui sebuah jendela yang tertutup debu; kita bisa melihat sesuatu, tetapi tidak dengan sangat jelas.

Penulis buku ini, Alexander McCall Smith, kelihatannya sangat mencintai bumi Afrika, tempatnya dilahirkan. Afrika memiliki banyak koleksi indah cerita rakyat Afrika sub-Sahara. Untuk itu, dia mencoba membagi dongeng-dongeng ini ke seluruh dunia. Karena dongeng menurutnya, merupakan bagian dari bahasa universal yang dapat berbicara kepada semua orang, melampaui batas-batas manusia, sebagaimana musik.

Saya punya lima dongeng favorit dalam buku ini. Yaitu Dua Orang Kawan Bertemu untuk Makan Malam, Lelaki Buta Menangkap Seekor Burung, Burng Susu, Anak-Anak Lilin dan Cara Buruk Memperlakukan Teman. Lima dongeng itu punya makna dalam masing-masing ceritanya.

Bagi kalian yang merindukan kisah-kisah ringan, menghibur tapi bermakna yang dikemas dalam dongeng fabel yang indah dan menghangatkan hati...buku terbitan Bentang ini pantas jadi pilihan.

La Tigre e La Neve




"Bagaimana kalau kita hidup selamanya? Itu mudah, kan?" Attilio de Giovanni bertanya pada gadis cantik yang duduk di depannya.
"Semudah melihat macan di salju. Aku mau kalau sudah siap.." gadis cantik yang bernama Victoria itu menjawab, sambil memperlihatkan sebuah buku berjudul La Tigre e la Neve.
"Kita ke Tibet.Di sana ada macan dan selalu turun salju!" tiba-tiba Attilio mendapat ilham.
"Tapi kita ada di Roma..." Victoria kembali menjawab
"Hujan salju di roma dan ada macan? Aku mengerti..."

Film Itali pertama yang saya tonton. Kalau diingat-ingat lagi, film ini sudah ada di sekitaran saya sejak dulu, tapi tanpa ada niat dan keinginan untuk menontonnya. Alasan pertama, karena pemainnya tidak saya kenal. Kedua, tidak ada yang merekomendasikannya. Jadilah, dua minggu yang lalu, saat bertandang ke markas liga film, menemukan dvd, tiba-tiba seperti dejavu, saya bertemu lagi dengan film ini, setelah k'cokz bilang ini film yang bagus saya pun berusaha menontonnya di tengah keramaian ngedit film, tidak berhasil, saya pun membawa kasetnya pulang, untung dibolehkan.

Really, I admit, ide filmnya murni kisah cinta yang indah.

Akting Roberto Benigni (Attilio) sebagai laki-laki yang jatuh cinta pada Victoria menyentuh hati saya. His genuine sacrifice yang tanpa balas jasa untuk gadis kecintaannya membuat sedikit iri and make me wonder, "is there anyone like him outside?". Dia rela menjaga, merawat dan memenuhi semua kebutuhan Victoria saat dia koma di rumah sakit di Baghdad. Padahal saat itu perang sedang berkecamuk, dimana segala kebutuhan pengobatan sulit didapat. Tapi Attilio, tanpa pernah berpikir dua kali, pergi mencari apa yang dibutuhkan Victoria. No matter what happens, Victoria harus sembuh dari koma nya, sadar dan pulang kembali ke Roma.

Minggu, 16 November 2008

Jason Mraz video that I've found recently

Long Road to Forgiveness.
Watch it!



Video ini diposted oleh JM dan temannya, Brett Dennen. Ditulis khusus untuk album Songs for Survival :Amazon tribe. Selain vokal Mraz, ada juga vokalnya Brett dan Toca yang khas. Dalam video ini ditampilkan juga kehidupan suku Amazon yang masih tradisional dan sepertinya belum mengenal pakaian. Pokoknya masih primitif. Pas nonton video ini, saya makin kagum sama JM karena selain dia jago nyanyi dan bereksperimen dengan alat-alat musik lain, dia juga such a humble and inspiring musician. Bravo Mraz!

Jason Mraz and Brett Dennen speak here about their contribution to an album for Survival International, the human rights organization for tribal peoples.

Bruce Parry, star of the BBC series Tribe and the forthcoming Amazon, has teamed up with some of the music worlds biggest names to create a fundraising album for Survival.

Musicians on the album also include KT Tunstall, Skin from Skunk Anansie, will.i.am (Black Eyed Peas), Johnny Borrell (Razorlight), Tom Baxter, Mystery Jets, Yusuf Islam, Hot Chip, the Go! Team and Mike Oldfield.

In addition, Guy Berryman from Coldplay, Jonas from MEW and Magne from A-ha have formed a new band specially for the CD called Apparatjik, and recorded a track that will also be used for the end credits of Amazon.

Every track on the album is exclusive, and has been written especially for the project.

The first section of songs is titled Amazon and features songs inspired by Bruce Parrys new series of that name, to be shown on BBC2 in September.

The second section of songs, entitled Tribe, is a collection of dance/experimental songs which all use samples of music Bruce recorded with the tribal people he lived with during the making of his hugely popular BBC show

The Winners vs The Losers

The Winner is always a part of the answer
the loser is always a part of the problem

the winner always has a program
the loser always has an excuse

the winner says,"Let me do it for you"
the loser says, " That's not my job"

the winner sees an answer for every problem
the loser sees problem in every answer

the winner sees a green near every sand trap
the loser sees teo or three sand traps near every green

the winner says, "it may be difficult, but it's possible"
the loser says,"it may be possible, but it's too difficult"

So, friend, BE A WINNER

sumber:majalah Excellence Bosowa

-sunshine only-

For One More Day


Lagi-lagi buku dari Tya. Dengan ini artinya sudah tiga bukunya Albom yang saya baca. Five People Meet in Heaven dan Tuesdays with Morrie. Dan kesemuanya, such a great books.
Kali ini Albom bercerita tentang hubungan anak dan ibunya. Menceritakan kisah bagaimana seandainya kau diberi waktu sehari lagi bersama ibu mu (atau orang yang sangat kau sayangi) yang telah pergi meninggalkanmu tanpa kalian tahu. Dan cara bercerita Albom yang khas dan unik dalam mengemas kisah mengharukan dalam buku ini, make me cry like baby.

A Man Who Was a Superman.


A Man Who Was a Superman.

Film ini ceritanya kira-kira begini.
Ada seorang laki-laki yang menganggap dirinya superman. Di kota, kerjaannya hanya menolong orang lain. Membantu nenek-nenek menyeberang jalan, mengejar pencuri , menjaga ketertiban lalu lintas dll. Nah, kegiatannya ini lalu menarik perhatian seorang wartawan TV cewek yang lalu mengikuti semua kegiatannya sehari-hari. Saat itulah, cewek itu 'mengenal' dengan baik laki-laki misterius ini.

Pesan yang saya bisa tarik dari film ini

Masing-masing dalam diri kita menyimpan kekuatan dan kemampuan untuk menolong orang lain. Lalu, apa yang membuat kita tidak melakukannya? Karena para penjahat meletakkan kryptonite dalam kepala kita. Hal itu membuat kita lupa siapa diri kita dan seberapa besar kekuatan luar biasa yang kita miliki.
Padahal sebenarnya, kita akan merasa lebih baik jika menolong orang lain, menyebabkan endorphin keluar, dan kryptonite dalam kepala kita melemah hingga dia akan keluar dengan sendirinya.
Bagi beberapa orang, kryptonite-kryptonite itu masih tersimpan dalam kepalanya, beberapa orang kryptonite nya telah keluar bersamaan dengan diri mereka yang sebenarnya. The truth is, we are all superman. We just don't remember yet. We just don't realize yet, we need to help much more then you can see that you can open all iron doors by small key, not by super power.

Kita menyangka hanya beberapa orang saja yang diberi kekuatan dan keberanian yang lebih dibanding kekuatan dan keberanian yang kita punya. Therefore, we call it hero. Heroes are the people who can done what we couldn't do by power and by brave that we all don't have. Padahal kita sebenarnya punya kekuatan itu. Punya keberanian itu. Lalu apa yang membuatmu merasa hanya orang-orang terpilih (heroes) yang diberi kekuatan dan keberanian lebih? Kita semua punya, hanya saja kita belum menyadarinya lagi.

Minggu, 02 November 2008

hanya bimbang sesaat

Yah, hanya ini yang bisa saya tulis saat ini

hanya bimbang sesaat

si Rainbow dan Snowy ditelepon ke handphonenya (yang jarang saya bisa saya lakukan) malah tidak diangkat-angkat, mungkin mereka istirahat.

Apa boleh buat?
Mereka sedang sakit.
Saya hanya ingin menanyakan keadaan.

Dini dan Nd yang ditelepon pun hanya menjawab "Tidak tau ka'...tanya bede Kak Ain.." saat saya menanyakan kebingungan saya tentang LPJ yang sampai sekarang tidak kelar-kelar.

Sekarang masih banyak tugas yang harus dikerjakan..menumpuk...menunggu..

Episode Keluarga Cuaca bagian I pun harus di postpone dahulu..

NB:
Dapat nama baru lagi dari Kak Awi, Naga Kecil, hahaha...isn't it cute? ()