Rabu, 23 April 2008

Stardust


A philosopher once asked, "Are we human because we gaze at the stars, or do we gaze at them because we are human?" Pointless, really...”Do the stars gaze back?" Now *that's* a question.


Kemarin baru saja saya menonton salah satu film yang tokohnya itu sebuah bintang. Agak lucu dan aneh menurut saya jika kita mengandaikan atau membayangkan bintang yang kita lihat setiap malam di angkasa itu menjadi sosok manusia, seorang gadis cantik pula.
Seperti yang diceritakan dalam film berjudul Stardust (Debu Bintang) ini, tugas sebuah bintang yaitu bersinar. Sinarnya haruslah membawa serta kekuatan, cinta dan harapan. Bintang ini, yang bernama Yvaine (Claire Danes) tak bisa bersinar jika dia dalam keadaan sedih dan patah hati. Agak sulit memang tugas sebuah bintang karena artinya mereka tak dibolehkan merasa sedih, atau mereka tak pernah merasa sedih?
Lalu, apa yang membuat sinar mereka semakin berkilau? Jelas, mereka harus merasa bahagia dan ceria. Tanpa merasa bahagia, mereka tak bisa menciptakan sinar yang terang.

Film yang diangkat dari novel karya Neil Gaiman ini memainkan fantasi dan petualangan seorang pria bernama Tristan (Charlie Cox) yang berjanji kepada wanita yang amat disukainya di negeri Tembok, Victoria (Sienna Miller), untuk mengambilkannya sebuah bintang jatuh yang mereka lihat bersama-sama. Petualangan Tristan yang dimulai dengan surat misteri ibunya, Una (Kate Magowan), membawanya ke sebuah kawah tempat jatuhnya bintang tersebut. Tristan yang terdampar disana menggunakan lilin Babylon bertemu dengan Yvaine, yang ternyata adalah penjelmaan bintang tersebut. Maka, Tristan pun memohon kepada Yvaine agar bersedia dibawa ke negeri Tembok. Petualangan mereka pun dimulai. Penyihir (Michelle Pfeiffer)-penyihir yang mengejar Yvaine dan raja-raja yang ingin takhta kerajaan menginginkan kalung yang dipakai Yvaine di lehernya, membuat perjalanan mereka penuh bahaya. Namun, ada juga saat-saat menyenangkan yaitu pertemuan mereka dengan Kapten Shakespeare (Robert de Niro) yang mengajarkan mereka banyak hal.

Film fantasi yang disutradarai oleh Matthew Vaughn ini bukan hanya mengajak kita bermimpi namun juga mengajarkan kita melihat seseorang jangan hanya dari nampak luarnya saja, kebaikan akan selalu menang, dan dimanapun mereka berada, pria/gadis impian kita akan datang tanpa terduga. Film ini pun jadi film fantasi favorit saya, ah tidak sabar memiliki bukunya.

0 komentar:

Posting Komentar