Minggu, 23 Juni 2013

Buku dan Jodoh

Setiap kali saya ke toko buku, entah Gramedia, Toko Buku Agung, Periplus, Kinokuniya, dan lain semacamnya, saya sering sekali diserang rasa panik di perut. Mungkin itu karena girang gembira. Mungkin juga karena nervous. Entah, sulit diterka juga penyebabnya. Yang jelas, saya suka melihat buku, membaca judul-judul buku, membaca sinopsis belakangnya dan saat menemukan buku yang kira-kira sangat bagus, saya akan menimbang-nimbang harga yang ada di bagian belakangnya.

Jarang sekali, saya jatuh hati pada satu buku. Saya termasuk pribadi yang sulit dibuat kagum. Saya sulit memilih best of the best. But once I fallen, it's hard to stop. Ini terjadi pada buku-buku karya Mitch Albom, J.K. Rowling dan Jostein Gaarder yang hampir seluruhnya saya baca. Sophie's Verden belum termasuk tapi.

Pernah suatu kali, saya telah menghabiskan 2,5 jam hanya mengelilingi rak-rak buku fiksi. Tak ada yang menarik, belum ada yang membangkitkan gairah untuk dipilih. Tak ada. Saat seperti itu saya seringkali kesal juga. Padahal ratusan koleksi buku tersedia tinggal dipilih. Toh semua buku pasti ada kebaikannya. Tapi kenapa tak ada yang menarik?

Kemudian, saya melihat buku "Pulang" karya Leila S.Chudori. Karyanya ini sudah sering saya baca komentarnya di Twitter. Saya tahu ini novel sejarah berlatar 1998, yang dibuat ringan dengan bumbu keluarga. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya mengambil buku itu. Lalu pulang membacanya sendiri di kosan.

Betapa bahagianya saya saat ternyata buku itu sesuai harapan.

Nasib yang sama juga terjadi pada "1Q84" karya Haruki Murakami. Saya tahu akan menyukai satu buku begitu membaca kalimat pertama pembukaan cerita. Dan saya langsung tahu pula bahwa saya akan menyukai buku karya penulis Jepang ini.

Mungkin, buku seperti jodoh.

Ia  tak diperoleh dalam satu kali pencarian di waktu singkat. Butuh berputar-putar dulu, butuh peneguhan dan keyakinan, pemantapan hati bahwa inilah yang saya akan suka.

Mungkin saja.



Sunshine



1 komentar:

  1. Ri, saya juga sering mengalami hal yang sama. Kadang, kalau beli buku, yang benar-benar saya ingin baca saat itu, yang sesuai dengan selera dan mood. Senang sekali kalau isinya sesuai dengan harapan kita. Bahkan memilih bisa sampai berjam-jam untuk membeli satu atau dua buku. Hahaha.

    BalasHapus