Sabtu, 20 Agustus 2011

Cerita Seminar Proposal

Akhirnya perjuangan bikin skripsi maju selangkah. Kemarin, hari bersejarah, Kamis, 18 Agustus 2011, saya dan Riri sama-sama seminar proposal dihadapan 4 dosen penguji dan beberapa mahasiswa penanggap.

Seminggu yang lalu saat jadwal sudah ada di tangan, mulailah saya dan Riri mengatur persiapan. Mulai dari mengantar undangan ke dosen penguji hingga menyiapkan goodie bag. Semua itu menghabiskan waktu 5 hari.

Pagi kemarin, jadwal seminar itu pukul sepuluh pagi. Saya, Tya dan Riri sudah ada di jurusan pukul sepuluh kurang lima belas menit. Setelah mempersiapkan laptop dan LCD, melihat presentasi, googling, dan menunggu, seminar pun berjalan sekitar pukul sebelas.

Saya mendapat giliran pertama (ini atas permintaan Ketua Seminar, padahal di jadwal saya giliran kedua). Akhirnya saya duduk, mencoba tenang, dan mempresentasikan slide demi slide yang saya buat.

Ada dua penanggap. Bang Salam dan Ilham. Bang Salam bertanya mengenai moral value yang dimiliki daerah lain serupa dengan moral value dari judul penelitian saya. Sedang Ilham bertanya mengenai alasan saya mengambil opini mahasiswa Unhas. Semuanya saya jawab dengan tidak begitu jelas hingga akhirnya para dosen membantu dengan pendapat mereka sendiri. Saya begitu kalut tapi tak tahu harus menjawab apa lagi. That's all I know.

Kemudian saya mulai menerima pertanyaan-pertanyaan dan masukan dari 4 dosen yang hadir saat itu (satu dosen pembimbing saya tidak hadir karena sibuk). Semuanya saya terima dan catat. Begitu banyak perbaikan hingga saat seminar selesai Dini bercerita bagaimana proposal penelitian saya 'dibongkar'.

Duduk di 'hot seat' saat seminar itu rasanya seperti menjalani sidang. Kau harus menjelaskan juga mempertanggungjawabkan setiap detail tulisan yang kau buat dengan ilmiah. Tidak main-main. Dan bagi saya yang tidak begitu pintar a.k.a ongol, hal itu merupakan hal yang sulit. Saya lemah dalam metode dan analisis.

Dan begitulah seminar saya. Selesai begitu saja. Ditanya lega tidak juga. Toh masih ada yang lebih besar yang menanti, yang pastinya butuh perjuangan berkali-kali lipat dari ini.


Love,
Sunshine

0 komentar:

Posting Komentar