Senin, 31 Mei 2010

Hei, June...


Guys, saat saya benar-benar sadar pas bangun tadi pagi, hal pertama yang saya sadari adalah bahwa hari ini sudah tanggal 1 Juni 2010.

Hal itu bisa berarti banyak hal.
Pertama, sembilan hari lagi, Insya Allah, saya akan berangkat ke Tucson, Arizona, United States of America. Keberangkatan ini dalam rangka saya berhasil lolos program beasiswa IELSP dari lembaga non-profit IIEF.
What a dream comes true.

Kedua, final test dan tugas final di kampus mulai mereda. Sebelumnya sangat menggila luarbiasa tanpa bisa saya kendalikan.

Fever Fever

Waaah. Sudah seminggu saya demam. Bagaimana tidak? Seminggu kemarin mungkin adalah the busiest weekend ever in my life. Saya tidak tahu saya bikin apa saja. Yang jelas hasilnya, saya ambruk di tempat tidur dan demam.

Terima kasih.

Hari pertama demam, saya tetap ke kampus. Pulangnya, ambruk lagi.
Hari kedua demam, saya tetap bela-belain ke kampus. Pulang-pulang, suhu badan naik.
Hari ketiga, masih tetap sama.

Lalu weekend panjang kemarin datang menyelamatkan.

Tapi dengan resiko Mami panik luarbiasa. Mungkin saya agak terharu juga. Mami selalu berada disampingku, menjaga dan memberi apa yang saya butuhkan. Trust me guys, kalau Ibu kalian seperti Mamiku, kalian akan menangis saking terharunya dengan perhatian dan cinta kasihnya.

I Love you, Mom.

Isti dan Rahma sempat datang menjenguk. They're my bestfriend! Walaupun sibuk kerja tugas kuliah yang seabrek-abrek, masih sempat menyisakan waktu untuk melihat keadaanku.


Namun ternyata, long weekend itu berakhir juga, guys.

Today is Monday. Dan saya baru saja pulang dari kampus wawancara PMW dan Final KAB dan mengumpulkan tugas final SHI.

Betapa....


Love,
Sunshine

Selasa, 25 Mei 2010

FINAL test

Minggu yang berat. Saya harus berusaha sekuat-kuatnya untuk menjaga agar bisa tetap sehat. Dua minggu yang lalu, saya habiskan di kamar hanya untuk istirahat. I got cold. And I feel really bad.
Ternyata saya baikan pas hari Senin.
Senin bagi saya seperti uang 50 ribu an. Maksud saya, jika Senin sudah pecah, tanpa sadar, eh, sudah hari Jumat lagi! Jika uang 50 ribu sudah pecah, tanpa terasa, eh, sudah habis, tak tahu kita pake beli apa. Atau mungkin pengandaian saya keliru. Tak tahulah.

Btw, saya lagi-lagi mengganti template blog saya. Ini dari Kak Nani. Maksud saya, dia mendapatkan saya template berjudul Sunshine ini dan segala macam, saat saya preview, looks nice. So I download it, and upload it as my blog template.

So, what have been up to?
Di kampus, saya dan teman-teman sedang sibuk final test. Final ini terasa semakin berat karena kebanyakan dosen yang hanya memberi tugas pengganti final. Akhirnya, bertumpuk lah tugas-tugas untuk dikumpulkan.
Saat menulis ini, contohnya, saya sebenarnya sedang mengerjakan Tugas Final untuk mata kuliah Etika dan Hukum Media Massa. Untuk Hubungan Demokratisasi Penyiaran dengan Stasiun Televisi Berjaringan dalam UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. How does it sound?

Trus, Ilham Nur Bardiansyah, selaku koordinator alias PJ Lab Audio Visual, meminta agar barang-barang lab segera di inventaris dan di label. Jadi, saya, selaku bagian inventaris, harus turun tangan dalam pekerjaan itu lagi.
Kemarin, saya ditinggal sendiri dalam ruangan ber AC karena mahasiswa Teknik UH dan Sospol UH lagi-lagi tawuran. Dan Ilham Nur B dan Taufiq pergi melihatnya dan tinggal lah saya sendiri di lab. Teman-teman cewek lain, pergi makan Kapurung di Mtos.

Jadi saya menyelesaikan beberapa barang. Maksud saya, seperti TV Monitor, DVS, UPS, kabel roll, HT, komputer CPU, Chrome Key, sudah saya inventaris dan label.

Dan sekarang tinggal dua minggu lagi, sebelum hari keberangkatan saya ke Tucson, Arizona, US. Insya Allah. Saya belum menyiapkan apa-apa untuk itu. Saya mau konsentrasi untuk menyelesaikan semua tugas final dan final tes dan pekerjaan blog Astamedia yang tertunda.

Love,
Sunshine

Selasa, 11 Mei 2010

3 Months

tonight, i just want to say...
i miss you!!
that's all, thank you.

-Love,
Sunshine

Jumat, 07 Mei 2010

Rainbow




Bagi saya, Rainbow adalah sebuah buku seni klasik. Buku yang akan kau lupakan saat pertama kali melihat sampulnya. Buku yang akan kau remehkan saat seseorang menawarkan untuk kau baca. Buku yang biasa-biasa saja nampaknya dari luar.

Kemudian, saat kau mulai membuka halaman pertama, kau mulai memperhatikan judulnya dengan benar.

KAMARUPA

Mungkin judulnya akan seperti itu.

Dan tahulah kau bahwa isinya begitu menarik hati. Jenis buku dengan dua bahasa di dalamnya. Jenis buku dengan tulisan dan gambar di dalamnya. Kau mulai berpikir, she has a great sense of art. Dan kau tak akan ragu tentang itu.

Namun, karena menjadi orang yang paling berlogika, kau sering tidak mengerti dia. Tapi kau nyaman bercerita padanya. Kau nyaman membacanya. Saat dia mengajarimu sesuatu, kau suka menjadi muridnya. Dia setia menemanimu ke tempat yang jauh bahkan walau jalan menuju ke tempat itu susah, berliku dan berbatu-batu.

Dan saat teman-temanmu yang lain meminta iphone, sneakers dan laptop saat kau ke US, dia malah memintamu mencarikannya jam antik berbentuk liontin yang bisa dipasangi foto di dalamnya dan agar kau mengiriminya postcard dari sana. Simple but worthed.


Love,
*Sunshine

Relationship



Saya mulai meragu tentang menjalin sebuah hubungan.

Entahlah.

Dalam satu waktu, kau bisa begitu dekat dengan seseorang. Begitu dekatnya, hingga kau bisa mengetahui keberadaannya hanya dengan merasakan aroma tubuhnya yang sangat kau kenal.
Dalam satu waktu, kau juga bisa begitu mengenal seseorang. Begitu kenalnya, hingga kau tahu bagaimana cara makan, berpakaian dan menyisir rambutnya. Kau tahu apa mimpi-mimpinya, kau tahu apa keinginan dan ambisi terbesar dalam hidupnya. Kau tahu seluruh dirinya.

Seperti yang pernah saya katakan, "Kita bertemu dan mengenal banyak orang dalam hidup kita..."

Kemudian dalam sekejap, ZAAP!

Everything's change. Dia bukan lagi orang yang paling dekat denganmu. Dia bukan lagi menjadi orang pertama yang kau hubungi saat membutuhkan bantuan. Dia bukan lagi orang yang paling mendengarmu. Dan tentu saja, begitupula yang berlaku pada dirinya. Kemudian, lambat laun, kau mulai melupakan suaranya. Kau mulai berusaha keras mengingat aroma tubuhnya dan tetap tidak berhasil. Kau lupa apa yang membuatnya takut, makanan yang paling dibencinya. Bahkan kau akan lupa pernah menjadi bagian dari dirinya.

And for me, that was the most weird things happen on earth. And I have no idea, how this could possibly happen. I do really.


Kemudian, seorang teman.
Seseorang yang kau anggap tak akan meninggalkanmu? Seseorang yang kau kira akan selalu mengerti keadaanmu? Seseorang yang kau harapkan akan menerima permintaan maafmu? Seseorang yang kau pikir akan melewati semua saat-saat sedih dan bahagiamu?

Lalu bagaimana yang kau hadapi kemudian?

Tidak ada. Mereka sama saja. Change. Berubah. Hanya dalam sekejap. Karena satu alasan. Dan kau tak bisa berbuat apa-apa untuk itu.

Padahal dia temanmu. Seseorang yang mestinya tak akan meninggalkanmu. Seseorang yang mestinya selalu akan mengerti keadaanmu. Seseorang yang mestinya menerima permintaan maafmu saat kau khilaf. Seseorang yang mestinya bersedia melewati the darkest and the glowest time bersama denganmu.

Kau merasa tak lengkap bila tidak ke Mall bersama-sama. Melakukan apa saja; hangout, makan, menertawai diri karena tak punya uang tapi mau makan di resto mahal. Semua kalian lakukan bersama-sama. Bahkan membicarakan kondisi politik-sosial-ekonomi di saat makan siang bersama, mengutuki mahasiswa yang selalu membuat jalan macet karena aksi demonstrasi mereka, padahal kalian sendiri juga mahasiswa. Atau mengagumi asisten dosen di salah satu jurusan di fakultas, merencanakan jalan-jalan saat liburan, photo session, membicarakan gaun apa yang akan kalian kenakan ketika pesta pernikahan teman kalian, kemudian do make up together, memberi pesta kejutan saat salah satu dari kalian berulangtahun...

Dan semua HAL yang kalian alami sebelumnya.

Mengapa semua itu...serasa menjadi tidak penting lagi?

Mengapa hanya karena satu kejadian yang SALAH, bisa menutupi semua hal BENAR sebelumnya?

Sungguh, akhir-akhir ini, saya mulai meragu tentang menjalin sebuah hubungan.

Kalau begitu, apa yang bisa menjamin, yang menjadi ORANG PALING DEKAT denganmu sekarang, tak akan menjadi MUSUHMU nanti? Orang yang paling kau SAYANG sekarang, malah menjadi orang yang paling kau BENCI nanti?


Love,
*Ri